Arcandra Tahar Tak Menyesal Dicopot Jadi Menteri ESDM
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengaku tidak menyesal dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencopotnya dari jabatan yang baru diemban selama hampir 20 hari tersebut. Arcandra dicopot dari jabatan Menteri ESDM karena terbelit kasus dwi kewarganegaraan.
Dia mengatakan, jika memang Presiden Jokowi harus memberhentikannya dari jabatan Menteri ESDM maka hal tersebut sudah menjadi takdirnya. Terpenting, sambung dia, dirinya sudah melakukan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
"Kok bisa ya menyesal, tidak ada, semua sudah ada yang atur. Namanya takdir enggak ada yang tahu. Kalau kita tahu justru takdir takut. Lakukan yang terbaik, yang diwajibkan usaha kemudian serahkan ke yang kuasa," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/8/2016).
Menurutnya, memberikan yang terbaik untuk bangsa ini tidak harus menjadi seorang menteri. Karena itu, dia tak masalah jika harus menanggalkan jabatan menteri yang baru diembannya tersebut.
"Kan saya sudah bilang kemarin. Umat terbaik itu apa? Apakah harus jadi menteri? Kan enggak, selama dia bisa amar ma'ruf nahi mungkar, enggak ada dalam ayat itu mengatakan harus dengan jadi menteri, baru bisa amar ma'ruf nahi mungkar. Yang penting lakukan yang terbaik," imbuh dia.
Terlepas dari hal tersebut, pria asal Ranah Minang ini mengaku bersyukur bahwa Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mau meneruskan hal yang telah diputuskannya dalam sektor ESDM. "Alhamdulilah ada yang baik-baik silakan dilanjutkan," tandasnya.
Dia mengatakan, jika memang Presiden Jokowi harus memberhentikannya dari jabatan Menteri ESDM maka hal tersebut sudah menjadi takdirnya. Terpenting, sambung dia, dirinya sudah melakukan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
"Kok bisa ya menyesal, tidak ada, semua sudah ada yang atur. Namanya takdir enggak ada yang tahu. Kalau kita tahu justru takdir takut. Lakukan yang terbaik, yang diwajibkan usaha kemudian serahkan ke yang kuasa," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/8/2016).
Menurutnya, memberikan yang terbaik untuk bangsa ini tidak harus menjadi seorang menteri. Karena itu, dia tak masalah jika harus menanggalkan jabatan menteri yang baru diembannya tersebut.
"Kan saya sudah bilang kemarin. Umat terbaik itu apa? Apakah harus jadi menteri? Kan enggak, selama dia bisa amar ma'ruf nahi mungkar, enggak ada dalam ayat itu mengatakan harus dengan jadi menteri, baru bisa amar ma'ruf nahi mungkar. Yang penting lakukan yang terbaik," imbuh dia.
Terlepas dari hal tersebut, pria asal Ranah Minang ini mengaku bersyukur bahwa Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mau meneruskan hal yang telah diputuskannya dalam sektor ESDM. "Alhamdulilah ada yang baik-baik silakan dilanjutkan," tandasnya.
(izz)