Pelaku Industri Pengendalian Hama Adakan Pest Summit 2016

Sabtu, 20 Agustus 2016 - 05:07 WIB
Pelaku Industri Pengendalian Hama Adakan Pest Summit 2016
Pelaku Industri Pengendalian Hama Adakan Pest Summit 2016
A A A
JAKARTA - Pembangunan suatu bangsa tidak hanya berkutat pada pembangunan fisik dan regulasi saja, juga memerhatikan pembangunan kesehatan. Karena itu, masalah pengendalian hama menjadi penting. Mengantisipasi vektor penyakit, dimana Indonesia sendiri belum bisa “merdeka” dari penularan penyakit, seperti yang disebabkan oleh hewan.

Adapun masalah industri pengendalian hama di Indonesia masih belum secanggih negara-negara tetangga, seperti Singapura. Untuk semakin meningkatkan masalah ini, para pelaku usaha pengendalian hama di Indonesia kini menjalankan konsep metode pengendalian hama terkini yang disebut Integrated Pest Management, yang mengedepankan pengendalian hama secara terpadu dengan penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir.

Untuk meningkatkan kemampuan mengatasi ini, para industri pengendali hama melakukan rembug dalam Pest Summit 2016 pada 18-20 Agustus 2016 di Resords Worlds Sentosa, Singapura, dengan mengambil tema Towards a Viable Pest Management Through Productivity, Innovation & Green Technology.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama di Indonesia (ASPPHAMI) Boyke Arie Pahlevi mengatakan kegiatan ini untuk meng-update informasi dari para ahli. “Informasi dari para ahli di lapangan, termasuk teknologi dan pengalaman yang relevan dapat kami implementasikan di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Sindonews di Jakarta, Sabtu (20/8/2016).

Boyke menambahkan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian adalah terkait pencegahan dan pemberantasan penyakit menular demam berdarah dengue (DBD) yang sampai saat ini masih saja terjadi sejak 1968.

“Kami sebagai pelaku usaha dalam industri pengendalian hama terus berupaya meningkatkan pengetahuan untuk mencegah dan memberantas vektor penyakit yang mengganggu kesehatan masyarakat,” tandasnya.

Menurutnya, saat ini pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pengendalian hama masih sangat minim. Di sisi lain, pengguna jasa pengendalian hama di Indonesia masih didominasi sektor swasta dan kantor pemerintah pusat, dalam persentase berkisar mencapai 90% mencakup hotel, apartemen, rumah sakit, gedung perkantoran, restoran, pengembang, kantor pemerintah pusat, kementerian dan lainnya.

Sementara itu, untuk sektor rumah tangga dan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota jarang sekali menggunakan jasa pengendalian hama dan hanya berkisar 5%-10%.

“Padahal inilah persentase paling tinggi penularan vektor penyakit DBD, terutama di lingkungan pemukiman masyarakat. Kami harapkan masyarakat dan pemerintah bisa lebih memahami pentingnya keterlibatan swasta untuk meningkatkan mutu lingkungan demi kesehatan masyarakat yang lebih baik,” katanya.

Sebagai informasi, Pest Summit 2016 dihadiri para profesional pengendalian hama, pemasok bahan kimia dan peralatan, peneliti, akademisi, pejabat pemerintah dan delegasi lainnya untuk berbagi temuan penelitian terbaru dan teknologi terbarukan.

Pertemuan tersebut diikuti sekitar 650 peserta dari Asia Tenggara dan 40 peserta pameran dari Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Australia, China dan lainnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5306 seconds (0.1#10.140)