Soal Ongkos Blok Masela, SKK Migas Kaji Hitungan Arcandra
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengaku masih mengkaji mengenai perhitungan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar soal ongkos pembangunan kilang minyak di Blok Masela, Maluku. Dalam hitung-hitungan Arcandra, ongkos pembangunan kilang Masela bisa turun menjadi USD15 miliar dari hitungan awal senilai USD22 miliar.
(Baca Juga: Luhut Ungkap Operator Setuju Arcandra Pangkas Investasi Masela)
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim dari Inpex dan Kementerian ESDM sedang mengkaji ulang biaya yang harus diinvestasikan untuk Masela. Meski begitu pihaknya mengaku memang berharap, ongkos bisa diturunkan secara signifikan.
"Itu sedang kita pretelin (ongkos pembangunan kilang di Blok Masela). Tim Inpex, SKK Migas, dan ESDM lagi review lagi biaya-biaya yang harus diinvestasikan. Mudah-mudahan bisa turun sangat," katanya di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin (22/8/2016).
Dia menyebutkan, beberapa faktor yang bisa menurunkan ongkos pembangunan kilang di Lapangan Abadi tersebut adalah mengenai teknologi yang digunakan, harga, serta fungsi penawaran dan permintaan dari produksi migas itu sendiri. Selain itu sambung Muliawan, penentuan lokasi dan fasilitas yang digunakan juga dapat mengurangi ongkos pembangunannya.
"Kelihatannya saat ini jasa penunjang ini over suplai. Kan harga ini kan fungsi daripada suplai demand kan. Nah penawarannya juga relatif rendah. Di samping kita review lagi teknologi-teknologi yang diimplementasikan, biar lebih pas. Karena untuk yang onshore kan termasuk apakah memungkinkan menggunakan desain-desain yang sudah ada. Kalau itu kan bisa lebih mempercepat," tandasnya.
(Baca Juga: Luhut Ungkap Operator Setuju Arcandra Pangkas Investasi Masela)
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim dari Inpex dan Kementerian ESDM sedang mengkaji ulang biaya yang harus diinvestasikan untuk Masela. Meski begitu pihaknya mengaku memang berharap, ongkos bisa diturunkan secara signifikan.
"Itu sedang kita pretelin (ongkos pembangunan kilang di Blok Masela). Tim Inpex, SKK Migas, dan ESDM lagi review lagi biaya-biaya yang harus diinvestasikan. Mudah-mudahan bisa turun sangat," katanya di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin (22/8/2016).
Dia menyebutkan, beberapa faktor yang bisa menurunkan ongkos pembangunan kilang di Lapangan Abadi tersebut adalah mengenai teknologi yang digunakan, harga, serta fungsi penawaran dan permintaan dari produksi migas itu sendiri. Selain itu sambung Muliawan, penentuan lokasi dan fasilitas yang digunakan juga dapat mengurangi ongkos pembangunannya.
"Kelihatannya saat ini jasa penunjang ini over suplai. Kan harga ini kan fungsi daripada suplai demand kan. Nah penawarannya juga relatif rendah. Di samping kita review lagi teknologi-teknologi yang diimplementasikan, biar lebih pas. Karena untuk yang onshore kan termasuk apakah memungkinkan menggunakan desain-desain yang sudah ada. Kalau itu kan bisa lebih mempercepat," tandasnya.
(akr)