IHSG Diprediksi Turun Mendekati Level 5.300
IHSG Diprediksi Turun Mendekati Level 5.300
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi bergerak melemah imbas dari penurunan bursa global dan EIDO untuk mendekati level 5.300. Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, pelemahan yang terjadi semacam cooling down dari pelaku pasar dalam menantikan sentimen berikutnya untuk mengangkat IHSG.
"Harapan akan adanya rebound dalam 1-3 hari ke depan diharapkan berpeluang terjadi sehingga dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk meminimalisir risiko. Cermati sentimen yang ada," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Dia memprediksi IHSG akan berada di kisaran level support 5.379-5.392 dan resisten 5.435-5.461. Sementara IHSG kemarin masih melanjutkan pelemahannya seiring penantian akan pidato keputusan arah suku bunga The Fed pada Jumat (26/8) untuk bulan September 2016 dan imbas pergerakan minyak dunia yang berada di zona negatif hingga 3% menuju level USD7.
Pelemahan minyak tersebut diakibatkan oleh sikap ragu dari para analis maupun pengamat global terhadap perundingan produsen minyak terkait kesepakatan untuk mengatasi kelebihan pasokan minyak dunia yang akan berlangsung bulan depan. Keadaan ini menjadi katalis negatif bagi laju bursa global.
Lanjut dia dari sektor domestik, meredanya sentimen tax amnesty menjadi momok tersendiri bagi pelaku pasar. Realisasi dana tebusan yang baru Rp1,04 triliun dari total target Rp165 triliun dijadikan momentum terjadinya aksi jualnya.
"Pelemahan yang terjadi juga imbas dari aksi jual asing, dengan saham BBRI yang banyak dijual diikuti saham SMGR, EXCL, BBNI, serta AALI," pungkasnya.
"Harapan akan adanya rebound dalam 1-3 hari ke depan diharapkan berpeluang terjadi sehingga dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk meminimalisir risiko. Cermati sentimen yang ada," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Dia memprediksi IHSG akan berada di kisaran level support 5.379-5.392 dan resisten 5.435-5.461. Sementara IHSG kemarin masih melanjutkan pelemahannya seiring penantian akan pidato keputusan arah suku bunga The Fed pada Jumat (26/8) untuk bulan September 2016 dan imbas pergerakan minyak dunia yang berada di zona negatif hingga 3% menuju level USD7.
Pelemahan minyak tersebut diakibatkan oleh sikap ragu dari para analis maupun pengamat global terhadap perundingan produsen minyak terkait kesepakatan untuk mengatasi kelebihan pasokan minyak dunia yang akan berlangsung bulan depan. Keadaan ini menjadi katalis negatif bagi laju bursa global.
Lanjut dia dari sektor domestik, meredanya sentimen tax amnesty menjadi momok tersendiri bagi pelaku pasar. Realisasi dana tebusan yang baru Rp1,04 triliun dari total target Rp165 triliun dijadikan momentum terjadinya aksi jualnya.
"Pelemahan yang terjadi juga imbas dari aksi jual asing, dengan saham BBRI yang banyak dijual diikuti saham SMGR, EXCL, BBNI, serta AALI," pungkasnya.
(akr)
Explore More