Bank Indonesia Kembangkan Klaster Bawang Putih

Kamis, 25 Agustus 2016 - 03:14 WIB
Bank Indonesia Kembangkan...
Bank Indonesia Kembangkan Klaster Bawang Putih
A A A
KARANGANYAR - Bank Indonesia (BI) wilayah Jawa Tengah mengembangkan klaster bawang putih di delapan kabupaten untuk mengendalian inflasi di kelompok makanan. Sebelumnya BI juga sudah mengembangkan klaster-klaster lain, seperti klaster jagung, sapi dan lainnya di sejumlah daerah di Jateng.

Kepala Bank Indonesia wilayah Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan, BI terlibat dalam penanaman bawang putih karena selama ini penyebab inflasi di Jawa Tengah adalah kelompok makanan yang kerap bergejolak. Salah satunya bawang putih yang memberi kontribusi sebesar 0,65% terhadap inflasi di Jateng.

"Kami mengalami fluktuasi produksi bawang putih. Semenjak tarif impor bawang putih dihapuskan maka bawang putih masuk dengan bebas ke Indonesia. Dengan harga bawang putih impor yang rendah menjadikan produktivitas bawang putih lokal mengalami penurunan," katanya saat penandatanganan kerja sama klaster program pengendalian inflasi komoditas bawang putih di kabupaten Karangayar, Rabu (24/8/2016).

Iskandar menjelaskan, saat ini produktivitas bawang putih secara nasional hanya 20 ribu ton per tahun. Jumlah ini menurun drastis dari tahun 1996 yang mampu memproduksi sebanyak 146 ribu ton. "Saat ini kebutuhan bawang putih mencapai 490 ribu ton per tahun dan 95% masih dipenuhi dari bawang Impor," bebernya.

Rendahnya produktivitas bawang putih di Jateng akibat dampak dari penurunan penggunaan lahan. Banyak petani bawang yang beralih ke komoditas hortikultura selain bawang. Sisi lain, petani bawang masih mengandalkan penanaman tradisional. Oleh sebab itu penggunaan teknologi dan pendekatan budaya perlu digunakan untuk meningkatkan produktivitas.

Melihat kondisi tersebut, BI memandang perlu mengembalikan kejayaan bawang putih di Jawa Tengah dengan mengembangkan klaster-klaster bawang putih di wilayah yang memiliki potensi bawang putih cukup tinggi.

Delapan kabupaten yang menjadi lokasi demplot pengembangan klaster bawang putih adalah Kabupaten Karanganyar, Temanggung, Tegal, Purbalingga, Banjarnegara, Pemalang, Batang dan Pekalongan dengan lahan total 28 hektar.

Melalui uji coba pengembangan klaster itu, petani diajak menanam bawang sesuai dengan standar penanaman yang dikembangkan oleh ahli dari Institut Pertanian Bogor. Ditargetkan, setiap hektar lahan mampu memanen setidaknya 20 ton, atau naik dari sebelumnya yang hanya mampu panen sekitar 8-10 ton per hektar.

Kedepan kata Iskandar, dengan semakin tingginya produktivitas bawang putih, Jateng akan menjadi pusat produksi bawang Indonesia dan diharapkan akan ada swasembada bawang putih. "Dengan begitu impor bawang akan bisa ditekan atau bahkan kita bisa tidak tergantung terhadap impor karena produktivitas memenuhi," harapnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap adanya pengembangan klaster akan ada peningkatan pasokan pada Januari 2017 mendatang. "Klaster ini nanti akan kita pantau dan dikontrol supaya hasilnya bisa maksimal sehingga pasokan meningkat," katanya.

Diharapkan pula, dengan peningkatan produktivitas, harga bawang dipasaran bisa lebih stabil dan mampu terus menekan inflasi di Jateng.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1276 seconds (0.1#10.140)