Arcandra Sebut RI Bukan Lagi Negara Kaya Minyak

Kamis, 08 September 2016 - 19:13 WIB
Arcandra Sebut RI Bukan...
Arcandra Sebut RI Bukan Lagi Negara Kaya Minyak
A A A
JAKARTA - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, dapat memastikan bahwa Indonesia bukan lagi negara kaya minyak, meski dirinya menjabat posisi menteri hanya selama 20 hari kerja. Dia menerangkan banyak penyebab yang membuat kandungan minyak Tanah Air terus mengalami penurunan.

(Baca Juga: Arcandra Tahar Ungkap Bisnis Energi RI Tak Transparan)

Menurutnya saat ini ‎cadangan minyak Indonesia tidak juga mengalami penambahan, ditambah lagi dengan kondisi-kondisi kilang minyak yang sudah tua. Jika kondisi ini terus terjadi maka dalam 12 tahun kedepan Indonesia akan mengalami krisis minyak dalam negeri.

"Kita masih bisa bertahan di 12. Produksi, dibagi 12 tahun. Kalau lihat proven reserve dibanding produksi 12 tahun, kita akan kesulitan memproduksi minyak‎ setelah itu," kata dia, dalam diskusi publik Projo bertajuk 'Membangun Kedaulatan Energi', di Jakarta, Kamis (8/9/2016).

(Baca Juga: Apindo: Ketahanan Energi Indonesia Mengkhawatirkan)

Lanjut dia menerangkan dengan kondisi tersebut, kontribusi produksi minyak Indonesia hanya 1% ‎ di dunia. Angka ini dinilai Arcandra sangat kecil sekali. ‎"Kontribusi produksi minyak di dunia 1%, tidak lagi sebagai negara kaya minyak‎," sambungnya.

Dia juga menjelaskan juga, ‎saat ini kegiatan eksplorasi di Indonesia terus mengalami penurunan. Terutama sejak tahun 2012 dimana aktifitas 70 pengeboran turun sampai 2015 yang menyisakan hanya 16 aktifitas. Padahal sebelumnya harga minyak sempat tinggi, tetapi tidak mendorong aktifitas eksplorasi.

(Baca Juga: Produksi Minyak RI Diprediksi Terus Menurun Lima Tahun ke Depan)

Penyebabnya yakni, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010, karena dalam peraturannya tersebut memberatkan kegiatan eksplorasi dengan adanya pemungutan pajak. Padahal saat harga tinggi driling aktifitas sedang mengalami penurunan.

"Jadi ketika ditanya apakah kita punya masalah di cadangan minyak, jawabannya iya. Maka jika eksplorasi tidak berkembang sangat diyakini bahwa produksi kita akan turun terus," pungkas dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7432 seconds (0.1#10.140)