Penumpang Naik, Pendapatan Bandara Adisutjipto Meningkat 5%
A
A
A
YOGYAKARTA - Moda transportasi udara kini menjadi idola baru masyarakat Indonesia untuk bepergian. Hal ini terlihat dari sisi jumlah penumpang, selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tak terkecuali di Yogyakarta, jumlah penumpang pesawat di wilayah ini sebenarnya sudah tak sebanding lagi dengan kapasitas Bandara Adisutjipto.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengakui, jumlah penumpang di bandara ini terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tahun lalu, Bandara Adisutjipto menampung setidaknya 6,5 juta orang yang datang dan pergi menggunakan pesawat terbang.
Jumlah tersebut melebihi dari penumpang di Bandara Adisumarmo Solo yang kapasitasnya jauh lebih besar. "Di sana (Solo), tahun 2015 hanya 1,5 juta penumpang," ujar Pandu, Senin (12/9/2016).
Kenaikan jumlah penumpang memang terus terjadi di bandara ini. Bahkan tahun ini ia mencatat, terjadi kenaikan cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Hingga akhir Agustus kemarin, peningkatan yang terjadi sudah mencapai sekitar 12,5%. Padahal tahun lalu, peningkatan penumpang hingga periode yang sama hanya mencapai 8,7 %.
Tren peningkatan ini menggembirakan bagi otoritas penerbangan. Bahkan sejak Idul Fitri kemarin, jumlah penumpang di bandara ini selalu tinggi, karena selalu di atas angka 20.000 orang. Jumlah tersebut tidak mengalami penurunan dan selalu bertahan di atas 20.000 orang penumpang. Tentu hal tersebut membuat bandara ini selalu sibuk.
Ia menduga, tingginya angka penumpang ini diakibatkan karena harga tiket yang cukup terjangkau sehingga berbagai lapisan masyarakat mampu membelinya. Selain itu, akses mendapatkan tiket tersebut juga lebih mudah serta lokasi bandara yang mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi lain.
Karena Bandara Adisutjipto sudah didesain terintegrasi dengan kereta api ataupun kendaraan umum lainnya. "Tentu faktor utama sebenarnya Yogyakarta sebagai destinasi wisata terkemuka di dunia," paparnya.
Menurut Pandu, dengan peningkatan jumlah penumpang tersebut maka pendapatan bandara juga mengalami kenaikan. Meski tidak merinci berapa kenaikan pendapatan mereka, namun ia mengungkapkan pendapatan tahun ini meningkat sekitar 5% dibanding dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Awal (RKA) mereka di awal tahun.
Kendati pendapatan naik, namun dari sisi laba kenaikan tidak terlalu signifikan karena mereka juga harus mengeluarkan investasi untuk penambahan fasilitas di Bandara.
Gencarnya peningkatan pelayanan maka mengakibatkan beban investasi semakin tinggi. Sehingga imbasnya akan mengurangi jumlah pendapatan bersih yang mereka. "Demi pelayanan, operasional meningkat. Dulu tidak ada shuttle sekarang ada, kami harus bangun kanopi juga," tandasnya.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengakui, jumlah penumpang di bandara ini terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tahun lalu, Bandara Adisutjipto menampung setidaknya 6,5 juta orang yang datang dan pergi menggunakan pesawat terbang.
Jumlah tersebut melebihi dari penumpang di Bandara Adisumarmo Solo yang kapasitasnya jauh lebih besar. "Di sana (Solo), tahun 2015 hanya 1,5 juta penumpang," ujar Pandu, Senin (12/9/2016).
Kenaikan jumlah penumpang memang terus terjadi di bandara ini. Bahkan tahun ini ia mencatat, terjadi kenaikan cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Hingga akhir Agustus kemarin, peningkatan yang terjadi sudah mencapai sekitar 12,5%. Padahal tahun lalu, peningkatan penumpang hingga periode yang sama hanya mencapai 8,7 %.
Tren peningkatan ini menggembirakan bagi otoritas penerbangan. Bahkan sejak Idul Fitri kemarin, jumlah penumpang di bandara ini selalu tinggi, karena selalu di atas angka 20.000 orang. Jumlah tersebut tidak mengalami penurunan dan selalu bertahan di atas 20.000 orang penumpang. Tentu hal tersebut membuat bandara ini selalu sibuk.
Ia menduga, tingginya angka penumpang ini diakibatkan karena harga tiket yang cukup terjangkau sehingga berbagai lapisan masyarakat mampu membelinya. Selain itu, akses mendapatkan tiket tersebut juga lebih mudah serta lokasi bandara yang mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi lain.
Karena Bandara Adisutjipto sudah didesain terintegrasi dengan kereta api ataupun kendaraan umum lainnya. "Tentu faktor utama sebenarnya Yogyakarta sebagai destinasi wisata terkemuka di dunia," paparnya.
Menurut Pandu, dengan peningkatan jumlah penumpang tersebut maka pendapatan bandara juga mengalami kenaikan. Meski tidak merinci berapa kenaikan pendapatan mereka, namun ia mengungkapkan pendapatan tahun ini meningkat sekitar 5% dibanding dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Awal (RKA) mereka di awal tahun.
Kendati pendapatan naik, namun dari sisi laba kenaikan tidak terlalu signifikan karena mereka juga harus mengeluarkan investasi untuk penambahan fasilitas di Bandara.
Gencarnya peningkatan pelayanan maka mengakibatkan beban investasi semakin tinggi. Sehingga imbasnya akan mengurangi jumlah pendapatan bersih yang mereka. "Demi pelayanan, operasional meningkat. Dulu tidak ada shuttle sekarang ada, kami harus bangun kanopi juga," tandasnya.
(ven)