Menkeu: Ekonomi Negara Berkembang Melambat Usai Krisis 2008
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, ekonomi negara berkembang termasuk Indonesia mulai melambat setelah selamat dari krisis global 2008. Keadaan ini mulai terjadi ketika harga komoditas jatuh.
(Baca: Sri Mulyani Yakin Bisa Amankan Indonesia dari Krisis Ekonomi)
Dia menjelaskan, kepercayaan diri dari negara berkembang cukup tinggi ketika krisis 2008. Alasannya, karena harga komoditas masih tinggi pada saat itu.
"Pada 2008 krisis finansial datang mengenai Amerika Serikat sama seperti Eropa tapi banyak negara berkembang percaya diri. Kita baik-baik saja," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung terlalu lama. Lima tahun setelah krisis global terjadi, ekonomi negara berkembang tidak lagi tumbuh tinggi. "Tapi kondisi berubah lima tahun setelahnya. Hal paling penting memengaruhi yakni harga komoditas jatuh termasuk di Indonesia saya pikir," kata dia.
Menkeu menuturkan, hanya Amerika Serikat yang terlihat cukup pede dalam memulihkan perekonomiannya yang sempat terpuruk pada 2008. Sementara, negara lain seperti Jepang dan China masih berjuang untuk itu.
"Hanya AS yang sedikit percaya diri dalam memulihkan ekonomi, Eropa dan Jepang masih berjuang, dan banyak negara masih menunggu situasi di China. Permintaan komoditas lemah, harga komoditas minyak dan gas terpuruk, sangat berpengaruh bagi Indonesia," pungkasnya.
(Baca: Sri Mulyani Yakin Bisa Amankan Indonesia dari Krisis Ekonomi)
Dia menjelaskan, kepercayaan diri dari negara berkembang cukup tinggi ketika krisis 2008. Alasannya, karena harga komoditas masih tinggi pada saat itu.
"Pada 2008 krisis finansial datang mengenai Amerika Serikat sama seperti Eropa tapi banyak negara berkembang percaya diri. Kita baik-baik saja," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung terlalu lama. Lima tahun setelah krisis global terjadi, ekonomi negara berkembang tidak lagi tumbuh tinggi. "Tapi kondisi berubah lima tahun setelahnya. Hal paling penting memengaruhi yakni harga komoditas jatuh termasuk di Indonesia saya pikir," kata dia.
Menkeu menuturkan, hanya Amerika Serikat yang terlihat cukup pede dalam memulihkan perekonomiannya yang sempat terpuruk pada 2008. Sementara, negara lain seperti Jepang dan China masih berjuang untuk itu.
"Hanya AS yang sedikit percaya diri dalam memulihkan ekonomi, Eropa dan Jepang masih berjuang, dan banyak negara masih menunggu situasi di China. Permintaan komoditas lemah, harga komoditas minyak dan gas terpuruk, sangat berpengaruh bagi Indonesia," pungkasnya.
(izz)