Kapal Peralon Laris Manis di Jakarta
A
A
A
PEKALONGAN - Direktur Utama PT Barokah Marine Agus Triharsito, mengaku mulai kebanjiran order terkait pemesanan kapal peralon karya putra daerah Pekalongan. Dia menerangkan pesanan tersebut datang dari Koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN) Pusat yang sejumlah kapal paralon.
"Kami mengapresiasi hal itu, dan kami segera menindaklanjuti pemesanan sejumlah kapal paralon dari KGN Pusat tersebut," ungkap dia.
Lebih lanjut dia menerangkan kapal karya Agus tersebut rencananya akan didistribusikan untuk nelayan di teluk Jakarta. Pihaknya belum mengetahui persis berapa jumlah kapal yang diinginkan KGN Pusat tersebut.
"Kami masih menunggu berapa jumlah kapal peralon yang dibutuhkan oleh KGN. Mungkin akan kami buat tiga dulu untuk persiapan," sambungnya.
Menurutnya, pembuatan kapal paralon tidak membutuhkn waktu yang lama, yakni hanya sekitar tiga bulan. Sehingga diperkirakan pada bulan Desember 2016, pesanan kapal paralon itu sudah selesai dikerjakan.
"Jadi setelah itu bisa kami kirim ke Jakarta. Tidak butuh waktu yang lama untuk membuat kapal peralon tersebut, paling hanya butuh waktu sekitar tiga bulan. Kami akan kirimkan dulu KM Baruna Fishtama kapal peralon pertama kami sebagai contoh untuk KGN," ujarnya.
Dijelaskan, kapal paralon tersebut merupakan kapal yang ramah lingkungan. Selain itu, sekitar 90% bahan baku yang digunakan untuk membuat kapal tersebut merupakan bahan lokal Indonesia.
"Harapannya dengan adanya kapal peralon ini, bisa mengurangi pembalakan liar. Sehingga tetap ada kapal untuk bekerja, namun bumi pertiwi tetap hijau. Semua bahan baku juga produk dalam negeri. Hanya mesinnya saja yang dibuat di China," jelasnya.
Terpisah KGN Pusat Setyo Edy, membenarkan pemesanan kapal peralon tersebut. Dia mengaku telah mendapatkan mandat dari Sandiaga Uno, sebagai Pendiri KGN untuk memesan kapal paralon tersebut.
"Kapal paralon penangkap ikan tersebut, akan kami gunakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan di teluk Jakarta. Sebab, nelayan di Jakarta butuh perhatian," katanya kemarin.
Diungkapkan, jumlah nelayan yang mencapai ribuan itu, sebenarnya mereka merupakan buruh. Padahal, seharusnya nelayan di Jakarta tidak hanya bekerja di atas kapal, namun juga bisa menjadi pemilik kapal.
"Buruh nelayan ini maksudnya, mereka hanya sebagai pekerja di atas kapal ikan. Jumlah nelayan di Jakarta itu ada ribuan orang. Tapi yang memiliki kapal hanya 30%, sisanya hanya menjadi buruh nelayan," ungkapnya.
Pihaknya berharap, melalui bantuan sejumlah kapal paralon tersebut akan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Selain bisa mendapatkan penghasilan dengan mencari ikan, nelayan juga akan termotivasi untuk memiliki kapal sendiri.
"Sehingga, kedepan seluruh nelayan khususnya yang ada di pantai utara harus bisa memiliki kapal sendiri. Tidak hanya menjadi buruh nelayan saja," harapnya.
"Kami mengapresiasi hal itu, dan kami segera menindaklanjuti pemesanan sejumlah kapal paralon dari KGN Pusat tersebut," ungkap dia.
Lebih lanjut dia menerangkan kapal karya Agus tersebut rencananya akan didistribusikan untuk nelayan di teluk Jakarta. Pihaknya belum mengetahui persis berapa jumlah kapal yang diinginkan KGN Pusat tersebut.
"Kami masih menunggu berapa jumlah kapal peralon yang dibutuhkan oleh KGN. Mungkin akan kami buat tiga dulu untuk persiapan," sambungnya.
Menurutnya, pembuatan kapal paralon tidak membutuhkn waktu yang lama, yakni hanya sekitar tiga bulan. Sehingga diperkirakan pada bulan Desember 2016, pesanan kapal paralon itu sudah selesai dikerjakan.
"Jadi setelah itu bisa kami kirim ke Jakarta. Tidak butuh waktu yang lama untuk membuat kapal peralon tersebut, paling hanya butuh waktu sekitar tiga bulan. Kami akan kirimkan dulu KM Baruna Fishtama kapal peralon pertama kami sebagai contoh untuk KGN," ujarnya.
Dijelaskan, kapal paralon tersebut merupakan kapal yang ramah lingkungan. Selain itu, sekitar 90% bahan baku yang digunakan untuk membuat kapal tersebut merupakan bahan lokal Indonesia.
"Harapannya dengan adanya kapal peralon ini, bisa mengurangi pembalakan liar. Sehingga tetap ada kapal untuk bekerja, namun bumi pertiwi tetap hijau. Semua bahan baku juga produk dalam negeri. Hanya mesinnya saja yang dibuat di China," jelasnya.
Terpisah KGN Pusat Setyo Edy, membenarkan pemesanan kapal peralon tersebut. Dia mengaku telah mendapatkan mandat dari Sandiaga Uno, sebagai Pendiri KGN untuk memesan kapal paralon tersebut.
"Kapal paralon penangkap ikan tersebut, akan kami gunakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan di teluk Jakarta. Sebab, nelayan di Jakarta butuh perhatian," katanya kemarin.
Diungkapkan, jumlah nelayan yang mencapai ribuan itu, sebenarnya mereka merupakan buruh. Padahal, seharusnya nelayan di Jakarta tidak hanya bekerja di atas kapal, namun juga bisa menjadi pemilik kapal.
"Buruh nelayan ini maksudnya, mereka hanya sebagai pekerja di atas kapal ikan. Jumlah nelayan di Jakarta itu ada ribuan orang. Tapi yang memiliki kapal hanya 30%, sisanya hanya menjadi buruh nelayan," ungkapnya.
Pihaknya berharap, melalui bantuan sejumlah kapal paralon tersebut akan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Selain bisa mendapatkan penghasilan dengan mencari ikan, nelayan juga akan termotivasi untuk memiliki kapal sendiri.
"Sehingga, kedepan seluruh nelayan khususnya yang ada di pantai utara harus bisa memiliki kapal sendiri. Tidak hanya menjadi buruh nelayan saja," harapnya.
(akr)