MNC Asset Management Opsi Tepat Saat Suku Bunga Perbankan Turun

Selasa, 04 Oktober 2016 - 23:09 WIB
MNC Asset Management...
MNC Asset Management Opsi Tepat Saat Suku Bunga Perbankan Turun
A A A
JAKARTA - MNC Asset Management menggandeng BPC Hipmi Jakarta Pusat untuk pengembangan produk reksa dana pasar uang. Para pengusaha muda dapat menyimpan uangnya dan mendapatkan berbagai penawaran menarik bersama unit finansial MNC.

Direktur Utama MNC Asset Management Frery Kojongian mengatakan, reksa dana pasar uang dapat dijadikan layanan cash management untuk pengusaha. Ini sangat cocok bagi pengusaha untuk menempatkan dana menganggur.

Menariknya, produk ini dapat menjadi opsi di tengah suku bunga simpanan perbankan yang menurun. “Uang idle pengusaha muda bisa ditaruh di pasar uang karena volatilitas lebih rendah, produk ini juga aman. Kalau dibandingkan deposito atau giro maka hasil investasinya lebih signifikan atau 7% setahun. Reksadana juga bukan objek pajak,” ujar Frery di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Dia berharap sekitar 30% jumlah anggota Hipmi bisa menjadi nasabah MNC Asset Management. Pihaknya optimistis karena banyak nilai tambah yang diberikan seperti potongan harga untuk iklan di media MNC Group, pembiayaan dari MNC Bank dan MNC Finance, serta asuransi dari MNC Insurance.

“Banyak yang bisa kami bantu. Kalau setidaknya ada 30% jadi nasabah baru dari anggota Hipmi Jakpus itu sudah lumayan,” sambungnya. (Baca: Kerja Sama dengan Hipmi, MNC Asset Management Beri Diskon Spesial)

Ketua Umum HIPMI Jaya, Rama Datau mengatakan pengusaha membutuhkan alternatif produk keuangan seperti yang ditawarkan MNC Asset Management. Hal ini dibutuhkan pengusaha yang lebih menguasai sektor riil. “Sekarang sudah banyak produk finansial sedangkan pengusaha lebih menguasai sektor riil. Kerja sama ini jadi salah satu opsi meningkatkan pendapatan,” ujar Rama dalam kesempatan yang sama.

Dia menjelaskan saat ini pihaknya aktif melakukan rekrutmen anggota baru. Setidaknya ada 120 pengusaha tahun ini untuk direkrut. Mereka memiliki usaha di sektor yang sedang naik daun, yaitu industri kreatif seperti kuliner dan fashion.

“Sekarang industri yang sedang naik daun seperti industri makanan dan fashion. Anggota kami juga banyak berasal dari sektor tersebut. Tapi kita jangan ikut tren karena yang penting fokus. Dulu semua pengusaha tertarik di bisnis batubara. Sekarang justru tidak ada duitnya. Kemungkinan usaha bangkrut selalu ada, namun intinya harus selalu siap berubah sesuai zaman,” ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7618 seconds (0.1#10.140)