Pendanaan dari Pasar Modal Belum Dimanfaatkan Optimal
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pelaku industri khususnya di daerah untuk memanfaatkan Pasar Modal sebagai sumber pendanaan dalam pengembangan usahanya. Hal ini disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida saat membuka sosialisasi 'Pasar Modal Sebagai Sumber Pendanaan Bagi Pengembangan Industri Di Daerah' di Medan, Sumatera Utara.
“Kesempatan memperoleh pendanaan dari Pasar Modal belum dimanfaatkan secara optimal. Secara demografi, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan masih didominasi oleh perusahaan yang berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya,” terang Nurhaida dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/10/2016).
(Baca Juga: Pendanaan dari Pasar Modal Capai Rp90 Triliun di 2016)
Dia menerangkan kegiatan sosialiasi ini dimaksudkan untuk lebih menyebarkan informasi terkait Pasar Modal kepada pelaku usaha di daerah sehingga pemanfaatan Pasar Modal di daerah sebagai sumber pendanaan dapat ditingkatkan, khususnya mendorong pengembangan usaha di Provinsi Sumatera Utara.
Menurutnya dengan semakin banyak perusahaan di daerah yang melakukan initial public offering (IPO) tentunya akan meningkatkan perekonomian daerah dan mendorong munculnya sentra-sentra ekonomi yang lebih menyebar, tidak hanya terkonsentrasi di daerah tertentu.
Untuk provinsi Sumatera Utara sendiri, saat ini baru terdapat 6 perusahaan yang telah memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan, baik dari penerbitan saham maupun obligasi, yaitu: PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Bank Sumut, PT Bank Mestika Dharma Tbk, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk dan PT Atmindo Tbk.
Lanjut dia pendanaan melalui pasar modal memiliki nilai tambah tersendiri bagi dunia usaha pada khususnya maupun masyarakat secara umum. Dijelaskan keunggulan pasar modal mempertemukan langsung kelebihan dana pada masyarakat dengan kebutuhan dana oleh perusahaan, sehingga diharapkan biaya modal (cost of fund) pendanaan dari pasar modal akan lebih rendah.
“Dengan masuknya perusahaan ke pasar modal dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan, meningkatkan image atau reputasi perusahaan, bahkan dapat memperoleh insentif pajak,” paparnya.
Kondisi pasar modal Indonesia sampai dengan saat ini diklaim menunjukkan tren positif. Pada tahun 2016 Pasar modal Indonesia berhasil mencatatkan rekor tertinggi untuk kapitalisasi pasar BEI maupun frekuensi transaksi tertinggi sepanjang masa. Kapitalisasi pasar BEI per tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp5.799 triliun.
Selain melakukan sosialisasi sejenis di berbagai daerah, diterangkan OJK juga secara konsisten terus melakukan pendalaman pasar dan penguatan infrastruktur Pasar Modal, dengan cara lebih menyederhanakan lagi proses IPO, pengembangan infrastruktur bagi UMKM untuk go public, dan peluncuran sistem registrasi IPO secara elektronik (e-registration), serta meningkatkan jumlah investor lokal.
Dalam kegiatan ini disampaikan kisah sukses IPO dari dua emiten yaitu Atmindo Tbk, dan PT Astra Agro Lestari Tbk. Di samping itu, 6 (enam) perusahaan sekuritas serta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga berpartisipasi untuk memberikan konsultasi terkait manfaat dan proses penghimpunan dana melalui Pasar Modal kepada para peserta sosialisasi.
Dalam kegiatan ini, OJK mengundang lebih dari 300 (tiga ratus) Perusahaan, perwakilan Profesi Penunjang Pasar Modal, serta perwakilan akademisi yang berdomisili di Provinsi Sumatera Utara.
“Kesempatan memperoleh pendanaan dari Pasar Modal belum dimanfaatkan secara optimal. Secara demografi, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan masih didominasi oleh perusahaan yang berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya,” terang Nurhaida dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/10/2016).
(Baca Juga: Pendanaan dari Pasar Modal Capai Rp90 Triliun di 2016)
Dia menerangkan kegiatan sosialiasi ini dimaksudkan untuk lebih menyebarkan informasi terkait Pasar Modal kepada pelaku usaha di daerah sehingga pemanfaatan Pasar Modal di daerah sebagai sumber pendanaan dapat ditingkatkan, khususnya mendorong pengembangan usaha di Provinsi Sumatera Utara.
Menurutnya dengan semakin banyak perusahaan di daerah yang melakukan initial public offering (IPO) tentunya akan meningkatkan perekonomian daerah dan mendorong munculnya sentra-sentra ekonomi yang lebih menyebar, tidak hanya terkonsentrasi di daerah tertentu.
Untuk provinsi Sumatera Utara sendiri, saat ini baru terdapat 6 perusahaan yang telah memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan, baik dari penerbitan saham maupun obligasi, yaitu: PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Bank Sumut, PT Bank Mestika Dharma Tbk, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk dan PT Atmindo Tbk.
Lanjut dia pendanaan melalui pasar modal memiliki nilai tambah tersendiri bagi dunia usaha pada khususnya maupun masyarakat secara umum. Dijelaskan keunggulan pasar modal mempertemukan langsung kelebihan dana pada masyarakat dengan kebutuhan dana oleh perusahaan, sehingga diharapkan biaya modal (cost of fund) pendanaan dari pasar modal akan lebih rendah.
“Dengan masuknya perusahaan ke pasar modal dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan, meningkatkan image atau reputasi perusahaan, bahkan dapat memperoleh insentif pajak,” paparnya.
Kondisi pasar modal Indonesia sampai dengan saat ini diklaim menunjukkan tren positif. Pada tahun 2016 Pasar modal Indonesia berhasil mencatatkan rekor tertinggi untuk kapitalisasi pasar BEI maupun frekuensi transaksi tertinggi sepanjang masa. Kapitalisasi pasar BEI per tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp5.799 triliun.
Selain melakukan sosialisasi sejenis di berbagai daerah, diterangkan OJK juga secara konsisten terus melakukan pendalaman pasar dan penguatan infrastruktur Pasar Modal, dengan cara lebih menyederhanakan lagi proses IPO, pengembangan infrastruktur bagi UMKM untuk go public, dan peluncuran sistem registrasi IPO secara elektronik (e-registration), serta meningkatkan jumlah investor lokal.
Dalam kegiatan ini disampaikan kisah sukses IPO dari dua emiten yaitu Atmindo Tbk, dan PT Astra Agro Lestari Tbk. Di samping itu, 6 (enam) perusahaan sekuritas serta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga berpartisipasi untuk memberikan konsultasi terkait manfaat dan proses penghimpunan dana melalui Pasar Modal kepada para peserta sosialisasi.
Dalam kegiatan ini, OJK mengundang lebih dari 300 (tiga ratus) Perusahaan, perwakilan Profesi Penunjang Pasar Modal, serta perwakilan akademisi yang berdomisili di Provinsi Sumatera Utara.
(akr)