Riset Kantar Worldpanel: Penjualan Produk Mamin Tumbuh Pesat
A
A
A
JAKARTA - Lembaga riset pasar Kantar Worldpanel Indonesia dalam riset terbarunya melansir bahwa penjualan produk makanan dan minuman alias mamin (fast moving consumer goods/FMCG) di Indonesia terus meningkat.
Riset tersebut berdasarkan data konsumsi dan kebiasaan yang dilakukan para konsumen di luar rumah yang menggabungkan dengan data konsumsi di dalam rumah. Para pemain FMCG dapat melihat secara keseluruhan performa penjualan dari sebuah produk atau kategori.
New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia Fanny Murhayati mengatakan, untuk beberapa kategori mamin yang siap dikonsumsi di luar rumah (out of home), untuk kategori minuman isotonik berkontribusi hingga 53% dari total volume penjualan.
Penjualan dari konsumsi di luar rumah juga berkontribusi besar pada kategori-kategori lain, seperti kopi siap minum (50%), camilan (snack) kentang (49%), minuman soda (45%), cokelat (42%), dan berbagai kategori lainnya.
"Saat ini, pasar tradisional menyumbang hingga 90,2% volume penjualan makanan dan minuman FMCG konsumsi di dalam rumah, serta 93.5% volume penjualan mamin FMCG konsumsi di luar rumah,’’ujar Fanny dalam riset yang dipublikasikan Selasa (18/10/2016).
Angka-angka demikian, kata dia, karena masyarakat di area perkotaan dapat dengan mudah menemukan berbagai saluran perdagangan tradisional seperti warung, pedagang asongan, dan bahkan pasar tradisional.
Menariknya mengenai profil dari konsumen suatu kategori atau produk. Fakta di lapangan, setiap kelompok konsumen memiliki kesukaan yang berbeda-beda dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Berdasarkan data Kantar Worldpanel Indonesia mengenai pembelian untuk konsumsi di luar rumah, anak-anak dan remaja adalah konsumen cokelat terbesar. 48,6% dari total volume (dalam unit) penjualan cokelat, adalah dari kelompok konsumen anak-anak (usia di bawah 10 tahun), diikuti oleh konsumen remaja (usia 11-20 tahun) yang berkontribusi hingga 29,8% dari total volume penjualan. ‘’Konsumen wanita berkontribusi hingga 55,4% dari total volume (dalam unit) penjualan cokelat di area urban Indonesia,’’ujarnya.
Fabrice Carrasco, Managing Director Kantar Worldpanel Vietnam, Indonesia, dan Filipina menyatakan, bahwa setiap pemain FMCG harus memiliki strategi yang berbeda dan tepat untuk setiap produknya, karena setiap produk harus benar-benar bisa mendapatkan hati konsumen, baik untuk target konsumsi di dalam rumah ataupun di luar rumah. Ketika akan membeli dan mengonsumsi suatu produk, konsumen dapat memiliki kebiasaan yang berbeda-beda.
Riset tersebut berdasarkan data konsumsi dan kebiasaan yang dilakukan para konsumen di luar rumah yang menggabungkan dengan data konsumsi di dalam rumah. Para pemain FMCG dapat melihat secara keseluruhan performa penjualan dari sebuah produk atau kategori.
New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia Fanny Murhayati mengatakan, untuk beberapa kategori mamin yang siap dikonsumsi di luar rumah (out of home), untuk kategori minuman isotonik berkontribusi hingga 53% dari total volume penjualan.
Penjualan dari konsumsi di luar rumah juga berkontribusi besar pada kategori-kategori lain, seperti kopi siap minum (50%), camilan (snack) kentang (49%), minuman soda (45%), cokelat (42%), dan berbagai kategori lainnya.
"Saat ini, pasar tradisional menyumbang hingga 90,2% volume penjualan makanan dan minuman FMCG konsumsi di dalam rumah, serta 93.5% volume penjualan mamin FMCG konsumsi di luar rumah,’’ujar Fanny dalam riset yang dipublikasikan Selasa (18/10/2016).
Angka-angka demikian, kata dia, karena masyarakat di area perkotaan dapat dengan mudah menemukan berbagai saluran perdagangan tradisional seperti warung, pedagang asongan, dan bahkan pasar tradisional.
Menariknya mengenai profil dari konsumen suatu kategori atau produk. Fakta di lapangan, setiap kelompok konsumen memiliki kesukaan yang berbeda-beda dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Berdasarkan data Kantar Worldpanel Indonesia mengenai pembelian untuk konsumsi di luar rumah, anak-anak dan remaja adalah konsumen cokelat terbesar. 48,6% dari total volume (dalam unit) penjualan cokelat, adalah dari kelompok konsumen anak-anak (usia di bawah 10 tahun), diikuti oleh konsumen remaja (usia 11-20 tahun) yang berkontribusi hingga 29,8% dari total volume penjualan. ‘’Konsumen wanita berkontribusi hingga 55,4% dari total volume (dalam unit) penjualan cokelat di area urban Indonesia,’’ujarnya.
Fabrice Carrasco, Managing Director Kantar Worldpanel Vietnam, Indonesia, dan Filipina menyatakan, bahwa setiap pemain FMCG harus memiliki strategi yang berbeda dan tepat untuk setiap produknya, karena setiap produk harus benar-benar bisa mendapatkan hati konsumen, baik untuk target konsumsi di dalam rumah ataupun di luar rumah. Ketika akan membeli dan mengonsumsi suatu produk, konsumen dapat memiliki kebiasaan yang berbeda-beda.
(ven)