PLN Targetkan Elektrifikasi 100% di Pulau Jawa Tahun 2017
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menargetkan elektrifikasi 100% di Pulau Jawa tahun 2017 mendatang. Mereka kini tengah menggenjot pembangunan trasmisi dan gardu induk. Salah satunya adalah Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (JBT) 2 yang kini dalam tahap penyelesaian transmisi di wilayah utara.
General Manager Unit Induk Pembangunan JBT 2, Amihwannudin mengatakan, unit induk JBT 2 bertanggungjawab secara khusus membangun transmisi dan gardu induk di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat. Pihaknya selama ini dipercaya untuk melakukan pembangunan transmisi, gardu induk dan juga pembangkit.
"Untuk pembangkit, sementara ini belum kami lakukan," tuturnya saat peringatan hari Listrik Nasional di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Kamis (20/10/2016).
Kini mereka tengah melakukan penyelesaian pembangunan transmisi dan gardu induk yang merupakan backbone 500 kilovolt (KV) di Jawa jalur utara. Transmisi dan gardu induk ini nantinya akan digunakan untuk mengevakuasi daya 7.220 megawatt (MW) dari pembangkit yang sudah terkontrak atau yang sedang dikerjakan beberapa kontraktor.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV tersebut nantinya akan membentang sepanjang 591 km dengan total tower sebanyak 1.395 unit. Jaringan ini akan melintasi dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat di 20 kabupaten, mulai dari Jepara hingga ke Bekasi. Sehingga memerlukan kerja sama yang baik dari pemerintah daerah.
SUTET 500 kV ini akan menyalurkan listrik dari beberapa pembangkit yang tersebar di wilayah Jawa Bagian Utara, diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, PLTU Jateng/Batang dan PLTU Jawa 3 di Cirebon, PLTU Jawa 1 di Cirebon dan PLTU Indramayu. Total daya yang dihasilkan dari pembangkit tersebut sebesar 7.220 MW.
Rinciannya adalah PLTU Tanjung Jati B sebesar 2x1.000 MW, PLTU Jateng atau Batang sebesar 2x950 MW, PLTU Jawa 3 sebesar 2x600 MW, PLTU Jawa 1 sebesar 1x1.000 MW dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW.
Dari transmisi tersebut akan dibangun juga empat Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV, antara lain GITET 500 kV di Batang, Mandicaran, Indramayu dan Cibatu Baru/Deltamas. Proyek ini menghabiskan dana sebesar Rp10 triliun.
Saat ini program tersebut masih dalam proses tender dan kemungkinan besar akan ada penandatanganan kontrak awal Januari 2017 dan konstruksi akan dimulai 2017.
Harapannya, proyek ini akan segera selesai 2019 dan mampu menyokong proyek 35.000 MW yang dicanangkan Presiden Jokowi. Sehingga proyek ini nantinya mampu membantu elektrifikasi di Pulau Jawa. Pihaknya menargetkan ratio elektrifikasi di Pulau Jawa sebanyak 100% pada akhir tahun 2017 mendatang. “Seperti diketahui, jika dari 35.000 MW sebanyak 20.000 MW ada di Pulau Jawa,” tambahnya.
Dengan proyek ini, maka selama 10 tahun ke depan, PLN akan bermandikan cahaya karena ketersediaan daya akan melimpah. Sehingga konsumen besar akan dapat terpenuhi aliran listrik. Tentu ini akan membantu roda perekonomian di Indonesia sehingga kesejahteraan masyarakat di wilayah ini semakin meningkat.
Berapapun listrik yang dibutuhkan konsumen, tandasnya, nanti akan bisa dipenuhi PLN. Seperti yang mereka lakukan baru-baru ini. PLN baru saja menandatangani empat konsumen tegangan tinggi. Empat perusahaan tersebut adalah PT Semen Indonesia masuk di bulan Oktober dengan kebutuhan listrik sebesar 30 MW, Star Room yang ada di Solo membutuhkan listrik 30 MW dan akan dipenuhi di akhir Desember.
“Satu lagi PT Star yang membutuhkan listrik 50 MW dan akan dipenuhi Februari 2017, serta perusahaan lain membutuhkan listrik 186 MW,” ujar Amihwannudin.
General Manager Unit Induk Pembangunan JBT 2, Amihwannudin mengatakan, unit induk JBT 2 bertanggungjawab secara khusus membangun transmisi dan gardu induk di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat. Pihaknya selama ini dipercaya untuk melakukan pembangunan transmisi, gardu induk dan juga pembangkit.
"Untuk pembangkit, sementara ini belum kami lakukan," tuturnya saat peringatan hari Listrik Nasional di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Kamis (20/10/2016).
Kini mereka tengah melakukan penyelesaian pembangunan transmisi dan gardu induk yang merupakan backbone 500 kilovolt (KV) di Jawa jalur utara. Transmisi dan gardu induk ini nantinya akan digunakan untuk mengevakuasi daya 7.220 megawatt (MW) dari pembangkit yang sudah terkontrak atau yang sedang dikerjakan beberapa kontraktor.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV tersebut nantinya akan membentang sepanjang 591 km dengan total tower sebanyak 1.395 unit. Jaringan ini akan melintasi dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat di 20 kabupaten, mulai dari Jepara hingga ke Bekasi. Sehingga memerlukan kerja sama yang baik dari pemerintah daerah.
SUTET 500 kV ini akan menyalurkan listrik dari beberapa pembangkit yang tersebar di wilayah Jawa Bagian Utara, diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, PLTU Jateng/Batang dan PLTU Jawa 3 di Cirebon, PLTU Jawa 1 di Cirebon dan PLTU Indramayu. Total daya yang dihasilkan dari pembangkit tersebut sebesar 7.220 MW.
Rinciannya adalah PLTU Tanjung Jati B sebesar 2x1.000 MW, PLTU Jateng atau Batang sebesar 2x950 MW, PLTU Jawa 3 sebesar 2x600 MW, PLTU Jawa 1 sebesar 1x1.000 MW dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW.
Dari transmisi tersebut akan dibangun juga empat Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV, antara lain GITET 500 kV di Batang, Mandicaran, Indramayu dan Cibatu Baru/Deltamas. Proyek ini menghabiskan dana sebesar Rp10 triliun.
Saat ini program tersebut masih dalam proses tender dan kemungkinan besar akan ada penandatanganan kontrak awal Januari 2017 dan konstruksi akan dimulai 2017.
Harapannya, proyek ini akan segera selesai 2019 dan mampu menyokong proyek 35.000 MW yang dicanangkan Presiden Jokowi. Sehingga proyek ini nantinya mampu membantu elektrifikasi di Pulau Jawa. Pihaknya menargetkan ratio elektrifikasi di Pulau Jawa sebanyak 100% pada akhir tahun 2017 mendatang. “Seperti diketahui, jika dari 35.000 MW sebanyak 20.000 MW ada di Pulau Jawa,” tambahnya.
Dengan proyek ini, maka selama 10 tahun ke depan, PLN akan bermandikan cahaya karena ketersediaan daya akan melimpah. Sehingga konsumen besar akan dapat terpenuhi aliran listrik. Tentu ini akan membantu roda perekonomian di Indonesia sehingga kesejahteraan masyarakat di wilayah ini semakin meningkat.
Berapapun listrik yang dibutuhkan konsumen, tandasnya, nanti akan bisa dipenuhi PLN. Seperti yang mereka lakukan baru-baru ini. PLN baru saja menandatangani empat konsumen tegangan tinggi. Empat perusahaan tersebut adalah PT Semen Indonesia masuk di bulan Oktober dengan kebutuhan listrik sebesar 30 MW, Star Room yang ada di Solo membutuhkan listrik 30 MW dan akan dipenuhi di akhir Desember.
“Satu lagi PT Star yang membutuhkan listrik 50 MW dan akan dipenuhi Februari 2017, serta perusahaan lain membutuhkan listrik 186 MW,” ujar Amihwannudin.
(ven)