Demi BBM Satu Harga, Delapan Tangki Minyak Akan Dibangun
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun tangki minyak di delapan lokasi terpencil yang ada di Indonesia. Hal ini demi mewujudkan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat Papua dan sekitarnya menikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I GN Wiratmaja Puaja menuturkan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp136,3 miliar untuk membangun tangki tersebut. Dengan begitu, meskipun kondisi cuaca dan geografis sedang tidak memungkinkan untuk pendistribusian BBM, maka ada cadangan di kilang yang dapat dipergunakan.
"Kalau gelombang laut tinggi misalnya, kan kapal enggak bisa merapat. Nah, kita bikinin tanki," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/10/2016).
(Baca Juga: Dirjen Migas ESDM dan Jonan Tak Sejalan Soal BBM Satu Harga)
Lanjut dia menerangkan, kapasitas tanki tersebut nantinya akan berkisar dari 500 kiloliter (kl) hingga 800 kl. Nantinya, Pertamina yang akan diberi tugas untuk mendistribusikan BBM di kilang tersebut kepada penyalur untuk kemudian dijual kepada masyarakat.
"Biaya pembangunan dari pemerintah, dan isinya itu dari Pertamina. Isinya itu premium dan solar. Benar-benar untuk masyarakat dasar. 2017 mulai dibangun, ada yang selesai 2017 dan ada yang selesai 2018," imbuh dia.
Dia memberikan catatan, tanki minyak yang akan dibangun itu bukanlah tanki minyak untuk cadangan minyak nasional (bufferstock) BBM. Sebab, tanki untuk bufferstock nantinya akan dibangun dengan skala yang jauh lebih besar. "Ini bukan bufferstock ya, kalau bufferstock skalanya besar-besar. Kalau buffer isinya (premium atau solar) itu dari pemerintah," tandasnya.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I GN Wiratmaja Puaja menuturkan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp136,3 miliar untuk membangun tangki tersebut. Dengan begitu, meskipun kondisi cuaca dan geografis sedang tidak memungkinkan untuk pendistribusian BBM, maka ada cadangan di kilang yang dapat dipergunakan.
"Kalau gelombang laut tinggi misalnya, kan kapal enggak bisa merapat. Nah, kita bikinin tanki," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/10/2016).
(Baca Juga: Dirjen Migas ESDM dan Jonan Tak Sejalan Soal BBM Satu Harga)
Lanjut dia menerangkan, kapasitas tanki tersebut nantinya akan berkisar dari 500 kiloliter (kl) hingga 800 kl. Nantinya, Pertamina yang akan diberi tugas untuk mendistribusikan BBM di kilang tersebut kepada penyalur untuk kemudian dijual kepada masyarakat.
"Biaya pembangunan dari pemerintah, dan isinya itu dari Pertamina. Isinya itu premium dan solar. Benar-benar untuk masyarakat dasar. 2017 mulai dibangun, ada yang selesai 2017 dan ada yang selesai 2018," imbuh dia.
Dia memberikan catatan, tanki minyak yang akan dibangun itu bukanlah tanki minyak untuk cadangan minyak nasional (bufferstock) BBM. Sebab, tanki untuk bufferstock nantinya akan dibangun dengan skala yang jauh lebih besar. "Ini bukan bufferstock ya, kalau bufferstock skalanya besar-besar. Kalau buffer isinya (premium atau solar) itu dari pemerintah," tandasnya.
(akr)