Jonan Iming-imingi Swasta Bangun Kilang di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengundang swasta untuk berinvestasi membangun kilang (refinery) di Indonesia. Untuk membuat swasta tertarik, Jonan mengiming-iminginya dengan mengizinkan mereka memiliki wilayah kerja di hilir atau diperbolehkan memiliki pompa bensin sendiri.
(Baca: Menteri Jonan Tetapkan Prioritas di Sektor ESDM)
Dia menginginkan, kilang minyak yang ada di Indonesia terus bertambah jumlahnya. Meski tetap memprioritaskan PT Pertamina (Persero) untuk membangun kilang, namun mantan Menteri Perhubungan ini tetap mempersilakan swasta turut serta dalam berinvestasi.
"Apakah swasta itu nanti kalau punya refinery sendiri, boleh punya wilayah kerja sendiri enggak di hilirnya? Misalnya bikin pompa bensin sendiri. Boleh, enggak ada larangan," katanya saat bincang santai dengan media di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Tak hanya itu, mantan Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini juga mempersilakan swasta yang memiliki kilang untuk mengekspor hasil produksinya tersebut. Pemerintah akan membuat batasan jumlah produksi yang diekspor dan untuk domestik.
Menurutnya, berbagai kemudahan yang diberikan tersebut demi meningkatkan kapasitas kilang nasional. Pasalnya, saat ini kebutuhan BBM nasional mencapai 1,6 juta barel per hari.
"Karena kebutuhan kita 1,6 juta barel per hari BBM. Kapasitas terpasang refinery kita 1,1 juta barel per hari, efektifnya 800 ribu barel per hari. Ini harus ditingkatkan," imbuh dia.
Jonan membandingkan dengan Singapura, di mana kapasitas kilang Negeri Singa Putih tersebut mencapai 1,5 juta barel per hari sedangkan konsumsinya hanya 150 ribu barel per hari. Sehingga, mereka bisa mengekspor produksinya dalam jumlah besar.
"Kalau kita lihat ASEAN saja, itu pertumbuhannya (ekspor migas) juga tinggi 4%-5%, tapi kan ini growing. Kita enggak akan makan pasar orang lain yang sudah ada, tapi creating new market dan new customer. Jadi enggak masalah. Itu prioritas sampai akhir Desember," tandas Jonan.
(Baca: Menteri Jonan Tetapkan Prioritas di Sektor ESDM)
Dia menginginkan, kilang minyak yang ada di Indonesia terus bertambah jumlahnya. Meski tetap memprioritaskan PT Pertamina (Persero) untuk membangun kilang, namun mantan Menteri Perhubungan ini tetap mempersilakan swasta turut serta dalam berinvestasi.
"Apakah swasta itu nanti kalau punya refinery sendiri, boleh punya wilayah kerja sendiri enggak di hilirnya? Misalnya bikin pompa bensin sendiri. Boleh, enggak ada larangan," katanya saat bincang santai dengan media di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Tak hanya itu, mantan Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini juga mempersilakan swasta yang memiliki kilang untuk mengekspor hasil produksinya tersebut. Pemerintah akan membuat batasan jumlah produksi yang diekspor dan untuk domestik.
Menurutnya, berbagai kemudahan yang diberikan tersebut demi meningkatkan kapasitas kilang nasional. Pasalnya, saat ini kebutuhan BBM nasional mencapai 1,6 juta barel per hari.
"Karena kebutuhan kita 1,6 juta barel per hari BBM. Kapasitas terpasang refinery kita 1,1 juta barel per hari, efektifnya 800 ribu barel per hari. Ini harus ditingkatkan," imbuh dia.
Jonan membandingkan dengan Singapura, di mana kapasitas kilang Negeri Singa Putih tersebut mencapai 1,5 juta barel per hari sedangkan konsumsinya hanya 150 ribu barel per hari. Sehingga, mereka bisa mengekspor produksinya dalam jumlah besar.
"Kalau kita lihat ASEAN saja, itu pertumbuhannya (ekspor migas) juga tinggi 4%-5%, tapi kan ini growing. Kita enggak akan makan pasar orang lain yang sudah ada, tapi creating new market dan new customer. Jadi enggak masalah. Itu prioritas sampai akhir Desember," tandas Jonan.
(izz)