Indonesia Masuk Jajaran 10 Negara Terobosan Terbanyak
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, Indonesia saat ini masuk dalam jajaran 10 besar negara dengan terobosan terbanyak (top reformer countries) versi World Bank alias Bank Dunia.
Terobosan ini membuat peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia pun meningkat tajam, dari peringkat 106 menjadi peringkat 91.
Darmin menambahkan, Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara dengan terobosan terbanyak, karena dianggap telah melakukan reformasi atau perbaikan paling banyak. Tercatat, Indonesia telah melakukan perbaikan pada 7 dari 10 kelompok indikator yang dikategorikan Bank Dunia. (Baca: Jokowi Tidak Puas dengan Peringkat Kemudahan Berbisnis Indonesia)
"Walau kenaikannya masing-masing beda. Bahkan ada yang sedikit turun, karena kita membaik, orang lain membaik lebih cepat," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Adapun tujuh indikator tersebut antara lain, indikator memulai usaha (starting business), pendaftaran properti (registring property), proses mendapatkan sambungan listrik (getting electricity), pembayaran pajak (paying taxes), akses terhadap kredit (getting credit), ekspor dan impor barang (trading across border), dan penegakan kontrak (enforcing contracts).
"Kemajuan yang dicapai saat ini merupakan cerminan komitmen pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim usaha lebih kompetitif dengan mempermudah memulai dan menjalankan usaha," imbuh dia. (Baca: Singapura Tergelincir dari Singgasana Negara Paling Mudah Berbisnis)
Di ASEAN sendiri, sambung mantan Gubernur Bank Indonesia ini, peringkat Malaysia turun lima poin jadi peringkat 23, Singapura turun satu poin jadi peringkat dua, Thailand naik tiga poin jadi peringkat 46, Brunei naik 12 poin jadi peringkat 72, Vietnam naik delapan poin jadi peringkat 82. Sementara Indonesia naik 15 poin jadi peringkat 91.
"Tapi World Bank juga mengatakan perubahan kita itu, perubahan aturannya agak terlambat pada saat mereka survei, sehingga tidak bisa rekam lagi pelaksanaan di laporan. Mudah-mudahan masuk di tahun depan," tandasnya.
Terobosan ini membuat peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia pun meningkat tajam, dari peringkat 106 menjadi peringkat 91.
Darmin menambahkan, Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara dengan terobosan terbanyak, karena dianggap telah melakukan reformasi atau perbaikan paling banyak. Tercatat, Indonesia telah melakukan perbaikan pada 7 dari 10 kelompok indikator yang dikategorikan Bank Dunia. (Baca: Jokowi Tidak Puas dengan Peringkat Kemudahan Berbisnis Indonesia)
"Walau kenaikannya masing-masing beda. Bahkan ada yang sedikit turun, karena kita membaik, orang lain membaik lebih cepat," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Adapun tujuh indikator tersebut antara lain, indikator memulai usaha (starting business), pendaftaran properti (registring property), proses mendapatkan sambungan listrik (getting electricity), pembayaran pajak (paying taxes), akses terhadap kredit (getting credit), ekspor dan impor barang (trading across border), dan penegakan kontrak (enforcing contracts).
"Kemajuan yang dicapai saat ini merupakan cerminan komitmen pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim usaha lebih kompetitif dengan mempermudah memulai dan menjalankan usaha," imbuh dia. (Baca: Singapura Tergelincir dari Singgasana Negara Paling Mudah Berbisnis)
Di ASEAN sendiri, sambung mantan Gubernur Bank Indonesia ini, peringkat Malaysia turun lima poin jadi peringkat 23, Singapura turun satu poin jadi peringkat dua, Thailand naik tiga poin jadi peringkat 46, Brunei naik 12 poin jadi peringkat 72, Vietnam naik delapan poin jadi peringkat 82. Sementara Indonesia naik 15 poin jadi peringkat 91.
"Tapi World Bank juga mengatakan perubahan kita itu, perubahan aturannya agak terlambat pada saat mereka survei, sehingga tidak bisa rekam lagi pelaksanaan di laporan. Mudah-mudahan masuk di tahun depan," tandasnya.
(ven)