Impor Sapi Bakalan Terkesan Dadakan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat peternakan dari Universitas Padjadjaran, Rochadi Tawaf mengatakan, keputusan impor sapi bakalan untuk kuartal III 2016 terkesan dadakan dan tidak didesain jauh-jauh hari.
Pemerintah, kata dia, sering kali membuat kebijakan yang tidak berdasarkan kajian ilmiah, tetapi hanya berdasarkan rapat. “Di kuartal III itu kan kondisi musim hujan, maka harga akan mahal. Apalagi (impor) juga harus ada indukan. Apakah protokolnya sudah siap?” ujar dia, Jumat (28/10/2016).
Baca: Indonesia Bakal Dibanjiri 150 Ribu Ekor Sapi hingga Akhir Tahun
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan berencana menerbitkan izin impor sapi bakalan sebanyak 123.800 ekor untuk kuartal III 2016. Hal ini setelah pelaku usaha penggemukan sapi atau feedlot berkomitmen mengimpor sapi indukan sebanyak 20% dari total izin yang diberikan.
Terkait akan keluarnya izin impor, Rochadi memperkirakan rencana impor ratusan sapi bakalan tersebut tidak akan terealisasi sesuai rencana. Seharusnya, kata dia, izin impor untuk kuartal III diberikan jauh sebelumnya supaya importir bisa negosiasi terkait harga.
Pemerintah, kata dia, sering kali membuat kebijakan yang tidak berdasarkan kajian ilmiah, tetapi hanya berdasarkan rapat. “Di kuartal III itu kan kondisi musim hujan, maka harga akan mahal. Apalagi (impor) juga harus ada indukan. Apakah protokolnya sudah siap?” ujar dia, Jumat (28/10/2016).
Baca: Indonesia Bakal Dibanjiri 150 Ribu Ekor Sapi hingga Akhir Tahun
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan berencana menerbitkan izin impor sapi bakalan sebanyak 123.800 ekor untuk kuartal III 2016. Hal ini setelah pelaku usaha penggemukan sapi atau feedlot berkomitmen mengimpor sapi indukan sebanyak 20% dari total izin yang diberikan.
Terkait akan keluarnya izin impor, Rochadi memperkirakan rencana impor ratusan sapi bakalan tersebut tidak akan terealisasi sesuai rencana. Seharusnya, kata dia, izin impor untuk kuartal III diberikan jauh sebelumnya supaya importir bisa negosiasi terkait harga.
(ven)