Kemenperin Genjot Peningkatan Ekspor Sepeda Motor
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri otomotif khususnya sepeda motor di dalam negeri untuk terus berupaya mencari terobosan baru, dalam upaya meningkatkan ekspor. Menurutnya teknologi mesin yang efisien dan rendah emisi gas buang, dapat menjadi daya tarik sesuai dengan kebutuhan pasar global.
”Saat ini industri sepeda motor sudah menggunakan Euro 3. Kami terus mendorong agar segera masuk ke Euro 4 karena standar emisinya lebih bagus dan dapat meningkatkan ekspor. Kami targetkan ekspor bisa mencapai 20%,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Lebih lanjut dia menerangkan, meski ekspor sepeda motor meningkat 800% dalam tiga tahun terakhir, tetapi jika dihitung dalam bentuk jumlah unit masih terbilang kecil karena hanya sekitar 300 ribu unit motor. Bahkan, masih sangat jauh jika dibandingkan dengan kebutuhan pasar di Indonesia.
“Market di Indonesia sebesar 6 juta per tahun, berarti ekspornya baru 5 persen,” sambungnya.
Airlangga pun menyampaikan, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 90 juta unit atau lebih dari sepertiga jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa. Jumlah ini memperlihatkan sepeda motor menjadi alternatif utama masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya di tengah ketersediaan transportasi publik yang belum maksimal.
“Meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, khususnya alat transportasi darat,berperan memacu tumbuh kembangnya industri kendaraan, termasuk industri sepeda motor,” tuturnya.
Dalam lima tahun terakhir, menurutnya industri sepeda motor di Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata produksi di atas 7 juta unit per tahun. Capaian tersebut membuat Kemenperin optimistis terhadap tren pertumbuhan industri sepeda motor dalam negeri yang akan meningkat secara konsisten dalam beberapa tahun mendatang.
Hal ini juga semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai produsen sepeda motor ketiga terbesar di dunia setelah China dan India. Di sisi lain, Kemenperin menekankan pentingnya pengoptimalan kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) di dalam negeri, sehingga industri sepeda motor nasional mampu mengembangkan produk yang sesuai kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
Menperin pun meminta kepada para prinsipal untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatan kegiatan desain dan kegiatan teknis dalam negeri yang disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkan bobot kemampuan SDM di Indonesia. Dengan demikian, kegiatan industri manufaktur sepeda motor akan meningkat pesat.
“Industri sepeda motor merupakan sektor padat teknologi yang dapat bermanfaat menjadi wahana pendidikan untuk mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi manufaktur di industri otomotif. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong sinergi dengan akademisi, pebisnis, dan komunitas dalam membangun SDM industri otomotif di Indonesia," pungkasnya.
”Saat ini industri sepeda motor sudah menggunakan Euro 3. Kami terus mendorong agar segera masuk ke Euro 4 karena standar emisinya lebih bagus dan dapat meningkatkan ekspor. Kami targetkan ekspor bisa mencapai 20%,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Lebih lanjut dia menerangkan, meski ekspor sepeda motor meningkat 800% dalam tiga tahun terakhir, tetapi jika dihitung dalam bentuk jumlah unit masih terbilang kecil karena hanya sekitar 300 ribu unit motor. Bahkan, masih sangat jauh jika dibandingkan dengan kebutuhan pasar di Indonesia.
“Market di Indonesia sebesar 6 juta per tahun, berarti ekspornya baru 5 persen,” sambungnya.
Airlangga pun menyampaikan, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 90 juta unit atau lebih dari sepertiga jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa. Jumlah ini memperlihatkan sepeda motor menjadi alternatif utama masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya di tengah ketersediaan transportasi publik yang belum maksimal.
“Meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, khususnya alat transportasi darat,berperan memacu tumbuh kembangnya industri kendaraan, termasuk industri sepeda motor,” tuturnya.
Dalam lima tahun terakhir, menurutnya industri sepeda motor di Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata produksi di atas 7 juta unit per tahun. Capaian tersebut membuat Kemenperin optimistis terhadap tren pertumbuhan industri sepeda motor dalam negeri yang akan meningkat secara konsisten dalam beberapa tahun mendatang.
Hal ini juga semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai produsen sepeda motor ketiga terbesar di dunia setelah China dan India. Di sisi lain, Kemenperin menekankan pentingnya pengoptimalan kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) di dalam negeri, sehingga industri sepeda motor nasional mampu mengembangkan produk yang sesuai kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
Menperin pun meminta kepada para prinsipal untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatan kegiatan desain dan kegiatan teknis dalam negeri yang disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkan bobot kemampuan SDM di Indonesia. Dengan demikian, kegiatan industri manufaktur sepeda motor akan meningkat pesat.
“Industri sepeda motor merupakan sektor padat teknologi yang dapat bermanfaat menjadi wahana pendidikan untuk mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi manufaktur di industri otomotif. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong sinergi dengan akademisi, pebisnis, dan komunitas dalam membangun SDM industri otomotif di Indonesia," pungkasnya.
(akr)