Leadership is About Number

Senin, 07 November 2016 - 06:01 WIB
Leadership is About Number
Leadership is About Number
A A A
YUSWOHADY
Managing Partner, Inventure
www.yuswohady.com
@yuswohady


BEBERAPA waktu lalu saya ketemu dan ngobrol panjang dengan Pak Zulkifli Zaini, direktur utama Mandiri periode 2010-2013. Pak Zul termasuk salah satu great leader di kalangan bankir Indonesia karena di bawah kepemimpinannya, Bank Mandiri mampu tumbuh luar biasa baik dari sisi profit maupun kinerja saham.

Perbincangan dengan Pak Zul, demikian dia biasa dipanggil, selama hampir 3 jam membawa berkah inspirasi yang luar biasa. Salah satu ide yang membuat saya surprise adalah salah satu pernyataannya bahwa: leadership is about number. Kepemimpinan itu mengenai angka. Apa maksudnya? Menurut Pak Zul, kehebatan seorang pemimpin itu ditentukan oleh hanya satu hal, yaitu angka kinerjanya.

Kalau kita berbicara bisnis, maka angka itu tak lain adalah sales, profit, atau mungkin harga saham. Anda disebut pemimpin yang kredibel hanya jika mampu membawa perusahaan lebih maju melalui pencapaian sales, profit, atau harga saham yang lebih tinggi. Kata Pak Zul lagi, tak ada gunanya Anda memiliki visi yang hebat, membangun budaya kerja yang kokoh, atau dicintai oleh seluruh anak buah, kalau kinerja keuangan Anda jeblok.

Muaranya Angka

Pepatah lama mengatakan, harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Nah, ketika seorang pemimpin sudah mengakhiri jabatannya, apa yang sudah dia tinggalkan untuk perusahaan? Jawaban Pak Zul singkat: result! Substansi dari sebuah kepemimpinan adalah result. Artinya, bagaimana si pemimpin menghasilkan performa luar biasa bagi perusahaan yang ia pimpin.

Dan, kalau kita bicara mengenai performa perusahaan, maka yang dilihat pertama kali adalah kinerja keuangan yang nampak dalam laporan keuangan, harga saham, atau kapitalisasi pasar. Orang hanya tahu suatu perusahaan bagus atau tidak dari laporan keuangan atau harga sahamnya.

Mereka tidak pernah tahu bagaimana perusahaan tersebut melayani nasabahnya, bagaimana proses manajemen internalnya, bagaimana SDM-nya, bagaimana IT-nya, bagaimana organisasinya, dan seterusnya. Karena itu, kalau ada seorang pemimpin mengatakan, “selama saya memimpin, peninggalan saya adalah visi yang jauh ke depan, budaya organisasi yang kokoh, SDM yang mumpuni, proses bisnis yang efisien, dan seterusnya,” maka menurut Pak Zul, itu saja tidak cukup.

Menurutnya, ujung dari sebuah kepemimpinan adalah kinerja. Dan, kinerja itu pada akhirnya adalah angka. Bukan sekadar visi, pidato, motivasi, atau proses yang efektif. Yang terpenting adalah angka, yaitu bagaimana laporan keuangan, laba-rugi, kapitalisasi pasar, dan harga saham baik.

Angka-angka inilah yang membentuk kredibilitas seorang pemimpin. Jadi kalau ada orang bertanya kepada seorang CEO, apakah kepemimpinannya berhasil atau tidak, maka jawabnya singkat saja: tinggal si CEO menunjukkan profit naik berapa persen atau harga saham naik berapa persen.

Pedoman Memimpin

Pak Zul orangnya simpel, tak mau rumit-rumit dalam memimpin. Simplify the complex things. Apalagi dalam urusan berkomunikasi dengan bawahan. Karena itu, ia hanya menetapkan tiga angka yang bisa dipakai sebagai pedoman dalam menyukseskan organisasi yang dipimpinnya, yaitu growth, ROE, dan cash flow. Bagi perusahaan yang sudah go public, ukuran kesuksesan yang sesungguhnya ditentukan oleh naik-tidaknya harga saham di bursa.

Nah, bagaimana agar harga saham Anda naik? Jawaban Pak Zul ada tiga yaitu: growth, ROE, dan cash flow. “Tiga hal itulah yang selalu menjadi pedoman saya dalam bekerja memimpin perusahaan,” ujarnya.

Pertama, kalau perusahaan kita tidak tumbuh (growth), maka sahamnya tidak akan naik. Ia bahkan berani bilang growth adalah nyawanya sebuah perusahaan. Kalau Anda tidak growth, maka tinggal tunggu waktu saja, Anda pasti akan mati.

Kedua, harga saham akan naik, kalau ROE naik. Jadi kalau kita berinvestasi ke bisnis-bisnis yang menaikkan ROE, maka nilai saham kita juga akan terdongkrak naik. Sebaliknya, jika kita ceroboh menginvestasikan uang kita ke portofolio bisnis yang buruk, maka ROE kita jeblok, dan pada gilirannya nilai sahamnya juga ikutan jeblok.

Ketiga, kinerja perusahaan bagus hanya jika cash flow-nya kuat. Selain growth dan ROE, cash flow merupakan faktor pengungkit nilai perusahaan. Kata Pak Zul, pada akhirnya laba akunting tidak akan ada gunanya, jika tidak diikuti cash flow yang kuat. “Kita tidak perlu bangga dengan laba akunting, kalau itu hanya sebatas inventory atau piutang. Itu tidak ada duitnya karena itu hanya laba di atas kertas, bukan duit yang ada di tangan,” tambahnya.

Banyak buku mengatakan, seorang pemimpin yang hebat harus punya visi yang hebat dan menjangkau jauh ke depan. Banyak juga buku yang mengatakan bahwa seorang pemimpin harus punya kemampuan eksekusi dan implementasi yang hebat. Visi dan eksekusi yang hebat tak ada gunanya sejauh tidak menghasilkan angka kinerja yang mengesankan. Persis seperti kata Pak Zul: Leadership means number!!!
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5666 seconds (0.1#10.140)