Ekonomi Indonesia Tumbuh 6-8% Lima Tahun Mendatang
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN) Bambang Brodjonegoro menargetkan perekonomian Indonesia akan tumbuh rata-rata antara 6-8% dalam lima tahun ke depan. Sehingga Indonesia, menurut Bambang, mampu mewujudkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar USD7.000 per kapita per tahun.
Selain itu, pencapaian di atas bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masing-masing menjadi 7-8% dan 4-5% pada tahun 2019 mendatang.
"Target-target tersebut menjadi titik tolak untuk mengarah pada pencapaian pendapatan per kapita yang setara dengan negara berpendapatan menengah atas pada tahun 2025," kata Bambang dalam Seminar Indonesia Naik Kelas yang digagas KORAN SINDO dan SINDOnews di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Lanjut dia, pertumbuhan yang tinggi ini akan membuat pada saat yang sama, meningkatkan kualitas distribusi pendapatan antarkelompok dan antar/wilayah dalam struktur sosial ekonomi yang lebih kokoh. "Sehingga status Indonesia sebagai negara maju mungkin dapat diwujudkan dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun," imbuh dia.
Bambang meyakini, kemajuan Indonesia nantinya ini didasarkan oleh tujuh hal. Pertama, Indonesia memiliki peluang meraih percepatan pertumbuhan ekonomi yang ditopang dengan peningkatan ketersediaan penduduk usia produktif/kerja yang besar, sebagai hasil dari bonus demografi pada periode 2025-2033.
Kedua, pemerintah terus memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan melalui dukungan alokasi anggaran yang memadai dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang memiliki produktivitas tinggi dan kompeten.
"Ketiga, pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas antarwilayah dipercepat yang sangat diperlukan untuk transformasi struktur produksi dalam negeri. Dan peningkatan peran kita di pasar internasional," tambahnya.
Keempat, efektivitas iklim usaha terus ditingkatkan melaiui perbaikan kerangka regulasi, pemangkasan prosedur, penghapusan pungutan, dan pelayanan publik yang lebih andal.
Kelima, pertumbuhan investasi yang cukup tinggi dalam Iima tahun terakhir (6,9%), diharapkan mampu mendorong percepatan transfer teknologi, peningkatan daya saing sektor riil, dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa.
Keenam, adanya komitmen yang tinggi untuk meningkatkan Iayanan keuangan melalui penguatan Iembaga keuangan dan pasar uang atau pasar modal, serta perluasan jangkauan layanan keuangan.
"Dan ketujuh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk penciptaan proses yang Iebih efisien dan andal di berbagai bidang," pungkasnya.
Selain itu, pencapaian di atas bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masing-masing menjadi 7-8% dan 4-5% pada tahun 2019 mendatang.
"Target-target tersebut menjadi titik tolak untuk mengarah pada pencapaian pendapatan per kapita yang setara dengan negara berpendapatan menengah atas pada tahun 2025," kata Bambang dalam Seminar Indonesia Naik Kelas yang digagas KORAN SINDO dan SINDOnews di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Lanjut dia, pertumbuhan yang tinggi ini akan membuat pada saat yang sama, meningkatkan kualitas distribusi pendapatan antarkelompok dan antar/wilayah dalam struktur sosial ekonomi yang lebih kokoh. "Sehingga status Indonesia sebagai negara maju mungkin dapat diwujudkan dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun," imbuh dia.
Bambang meyakini, kemajuan Indonesia nantinya ini didasarkan oleh tujuh hal. Pertama, Indonesia memiliki peluang meraih percepatan pertumbuhan ekonomi yang ditopang dengan peningkatan ketersediaan penduduk usia produktif/kerja yang besar, sebagai hasil dari bonus demografi pada periode 2025-2033.
Kedua, pemerintah terus memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan melalui dukungan alokasi anggaran yang memadai dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang memiliki produktivitas tinggi dan kompeten.
"Ketiga, pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas antarwilayah dipercepat yang sangat diperlukan untuk transformasi struktur produksi dalam negeri. Dan peningkatan peran kita di pasar internasional," tambahnya.
Keempat, efektivitas iklim usaha terus ditingkatkan melaiui perbaikan kerangka regulasi, pemangkasan prosedur, penghapusan pungutan, dan pelayanan publik yang lebih andal.
Kelima, pertumbuhan investasi yang cukup tinggi dalam Iima tahun terakhir (6,9%), diharapkan mampu mendorong percepatan transfer teknologi, peningkatan daya saing sektor riil, dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa.
Keenam, adanya komitmen yang tinggi untuk meningkatkan Iayanan keuangan melalui penguatan Iembaga keuangan dan pasar uang atau pasar modal, serta perluasan jangkauan layanan keuangan.
"Dan ketujuh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk penciptaan proses yang Iebih efisien dan andal di berbagai bidang," pungkasnya.
(ven)