Prospek Industri Asuransi Syariah Kian Menjanjikan

Selasa, 08 November 2016 - 21:06 WIB
Prospek Industri Asuransi Syariah Kian Menjanjikan
Prospek Industri Asuransi Syariah Kian Menjanjikan
A A A
JAKARTA - Peningkatan industri asuransi jiwa syariah diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moch. Muchlasin memprediksi kinerja asuransi jiwa syariah akan semakin berkembang pada 2017 dan menjadi pilihan proteksi dan investasi masyarakat.

"Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis dan menantang ke depan, regulator dan pelaku industri optimistis asuransi jiwa syariah dapat terus tumbuh positif," kata Moechlasin pada workshop “Menakar Prospek Asuransi Jiwa Syariah di Tengah Dinamika Ekonomi 2017” di Hotel JW Marriot Jakarta (8/11/2016).

Data OJK menunjukkan dalam enam tahun terakhir, total aset IKNB Syariah -termasuk di dalamnya asuransi jiwa syariah- meningkat tujuh kali lipat. Total aset IKNB Syariah per September 2016 tercatat Rp85,09 triliun dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp10,5 triliun. Jumlah ini diperkirakan akan naik menjadi Rp100 triliun dalam 2-3 tahun mendatang.

Peningkatan terbesar terjadi pada asuransi syariah dan pembiayaan syariah. OJK berharap, dalam jangka menengah dan panjang, semua sektor di IKNB Syariah akan terus berkembang secara stabil. Seperti diketahui saat ini keuangan syariah telah dijadikan salah satu prioritas Pemerintah Indonesia dengan memasukkannya ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan menjadi bagian dari agenda pembangunan nasional.

Hingga Agustus 2016, penetrasi dan densitas asuransi jiwa syariah masing-masing tercatat 0,078% dan Rp35.691. Rendahnya penetrasi dan densitas asuransi jiwa syariah tak lepas dari sejumlah tantangan, antara lain keterbatasan modal, kapasitas sumber daya manusia, inovasi produk dan pemahaman publik.

Muchlasin menegaskan, OJK akan mendukung penuh industri maupun pelaku usaha yang berencana mengembangkan produk asuransi jiwa syariah. Selain melakukan berbagai pelatihan, OJK juga tengah mendorong asuransi syariah sebagai gaya hidup masyarakat Indonesia.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia Taufik Marjunihadi menjelaskan, perlu ada sinergi antara industri dan stakeholders dalam meningkatkan sosialisasi mengenai prospek bisnis industri asuransi jiwa syariah di Indonesia. Roadmap IKNB Syariah diterangkan, dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 90,4% masyarakat Indonesia ternyata tidak tahu dan hanya 9,6% yang tahu mengenai asuransi syariah.

“Kerja sama antara pelaku industri dan regulator secara berkala dalam mensosialisasikan produk asuransi jiwa syariah akan menciptakan sinergitas dan peluang besar di industri ini untuk berkembang. Para pelaku industri juga lebih dituntut untuk meningkatkan inovasi produk asuransi jiwa syariah dengan jalur distribusi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelas Taufik.

Menurut dia masyarakat juga perlu menyadari bahwa produk asuransi syariah terbukti bertahan dalam melewati gejolak pasar yang cukup dinamis. Selama ini, produk asuransi jiwa syariah juga tetap memberikan return yang tinggi di tengah perlambatan ekonomi.

Selain itu, sampai saat ini asuransi jiwa syariah menjadi kontributor terbesar bagi perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia. Asuransi jiwa syariah saat ini memiliki kotribusi hingga 6,82% dari total asuransi jiwa di Indonesia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4080 seconds (0.1#10.140)