Pertamina Waspadai Penurunan Produksi Blok Mahakam
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengakui produksi minyak dan gas (Migas) di Blok Mahakam, Kalimantan Timur akan menurun selama masa transisi pengelolaan dari Total E&P Indonesie (TEPI) ke Pertamina. Apalagi, Total hanya akan melakukan pengeboran sampai kuartal I/2016.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina baru resmi mengambil alih pengelolaan Mahakam pada 2018. Namun, Pertamina tetap harus menjaga produksi di blok migas tersebut yang saat ini mencapai 1,6 trilion cubic feet (tcf) agar tidak turun terlampau drastis.
"TEPI hanya mengusulkan 5-6 sumur di kuartal 1/2017. Dengan gambaran seperti itu, kita khawatir decline disana bisa sangat tajam," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Menurutnya, perseroan telah sepakat bahwa pada 2018 produksi di Blok Mahakam tidak boleh drop terlalu jauh karena akan sulit untuk menaikkannya kembali. Oleh karena itu, mulai tahun depan Pertamina telah mulai melakukan investasi dengan melakukan pengeboran 19 sumur di blok tersebut.
"Tapi 19 sumur itu tidak akan diproduksikan di 2017. Baru akan diproduksikan 1 Januari 2018 pada saat blok sudah menjadi milik Pertamina," imbuh dia.
Dengan begitu, Syamsu meyakini bahwa produksi di Blok Mahakam tidak akan turun drastis. Karena, jika Pertamina tidak melakukan pengeboran pada tahun depan maka produksi akan sulit untuk pulih kembali (recovery).
"Antisipasinya, kalau tidak ngebor di 2017 maka decline akan sulit direcover. Jadi 1 Januari 2018 semua sumur sudah bisa kita buka sehingga mudah-mudahan tidak bikin reservoarnya ngambek. Tapi risiko bahwa itu akan turun dari sekarang itu ada. Karena tidak ada penambahan sumur di 2017," tandasnya.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina baru resmi mengambil alih pengelolaan Mahakam pada 2018. Namun, Pertamina tetap harus menjaga produksi di blok migas tersebut yang saat ini mencapai 1,6 trilion cubic feet (tcf) agar tidak turun terlampau drastis.
"TEPI hanya mengusulkan 5-6 sumur di kuartal 1/2017. Dengan gambaran seperti itu, kita khawatir decline disana bisa sangat tajam," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Menurutnya, perseroan telah sepakat bahwa pada 2018 produksi di Blok Mahakam tidak boleh drop terlalu jauh karena akan sulit untuk menaikkannya kembali. Oleh karena itu, mulai tahun depan Pertamina telah mulai melakukan investasi dengan melakukan pengeboran 19 sumur di blok tersebut.
"Tapi 19 sumur itu tidak akan diproduksikan di 2017. Baru akan diproduksikan 1 Januari 2018 pada saat blok sudah menjadi milik Pertamina," imbuh dia.
Dengan begitu, Syamsu meyakini bahwa produksi di Blok Mahakam tidak akan turun drastis. Karena, jika Pertamina tidak melakukan pengeboran pada tahun depan maka produksi akan sulit untuk pulih kembali (recovery).
"Antisipasinya, kalau tidak ngebor di 2017 maka decline akan sulit direcover. Jadi 1 Januari 2018 semua sumur sudah bisa kita buka sehingga mudah-mudahan tidak bikin reservoarnya ngambek. Tapi risiko bahwa itu akan turun dari sekarang itu ada. Karena tidak ada penambahan sumur di 2017," tandasnya.
(akr)