IHSG Dibuka Menghijau di Tengah Bursa Saham Asia Menguat
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini dibuka menghijau dengan kenaikan sebesar 6,71 poin atau setara dengan 0,12% ke level 5.477,39. Kenaikan ini di tengah menguatnya bursa saham Asia.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melonjak cukup tajam hingga 84,47 poin atau 1,57% ke level 5.470,68 saat bursa saham Asia mayoritas menguat.
Sektor saham di dalam negeri pada pagi ini mayoritas menguat. Sektor dengan penguatan tertinggi adalah konsumer yang naik naik 0,45% dan sektor yang melemah terdalam adalah sektor infrastruktur yang turun 0,30%.
Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp25 triliun dengan 6 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing Rp2,18 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp16,03 miliar dan aksi beli sebesar Rp18,21 triliun. Tercatat di akhir perdagangan hari ini 30 saham menguat, 4 saham melemah dan 11 saham stagnan.
Saham-saham yang menguat di antaranya Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik Rp175 menjadi Rp16.300, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik Rp125 menjadi Rp13.000, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp125 menjadi Rp44.500.
Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT United Tractors Tbk (UNTR) turun Rp450 menjadi Rp22.500, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun Rp30 menjadi Rp4.250, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun Rp25 menjadi Rp5.700.
Seperti dikutip dari Reuters hari ini, bursa saham Asia hari ini gelisah setelah dibuka cukup tinggi, karena terpengaruh pemungutan suara pemilu presiden AS di beberapa negara bagian AS.
Di Australia, Indeks ASX 200 naik 0,29% atau sedikit menurun dari pembukaan yang naik 0,8%. Hal ini lantaran sektor energi turun 0,4% dan sektor emas turun 0,31%.
Di Jepang, Indeks Nikkei 225 hampir mendatar, atau turun 0,06%, di mana yen dianggap sebagai mata uang safe haven, mulai menguat terhadap USD karena kandidat Partai Republik Donald Trump diproyeksikan untuk memenangkan di wilayah Kentucky dan Indiana, sementara kandidat Demokrat Hillary Clinton diproyeksikan menang di Vermont, menurut NBC News.
Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,13%. Dominic Schnider, kepala mata uang Asia Pasifik dan komoditas di UBS Wealth Management di Hong Kong mengatakan kepada CNBC bahwa semua mata tertuju pada jajak pendapat AS.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melonjak cukup tajam hingga 84,47 poin atau 1,57% ke level 5.470,68 saat bursa saham Asia mayoritas menguat.
Sektor saham di dalam negeri pada pagi ini mayoritas menguat. Sektor dengan penguatan tertinggi adalah konsumer yang naik naik 0,45% dan sektor yang melemah terdalam adalah sektor infrastruktur yang turun 0,30%.
Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp25 triliun dengan 6 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing Rp2,18 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp16,03 miliar dan aksi beli sebesar Rp18,21 triliun. Tercatat di akhir perdagangan hari ini 30 saham menguat, 4 saham melemah dan 11 saham stagnan.
Saham-saham yang menguat di antaranya Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik Rp175 menjadi Rp16.300, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik Rp125 menjadi Rp13.000, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp125 menjadi Rp44.500.
Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT United Tractors Tbk (UNTR) turun Rp450 menjadi Rp22.500, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun Rp30 menjadi Rp4.250, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun Rp25 menjadi Rp5.700.
Seperti dikutip dari Reuters hari ini, bursa saham Asia hari ini gelisah setelah dibuka cukup tinggi, karena terpengaruh pemungutan suara pemilu presiden AS di beberapa negara bagian AS.
Di Australia, Indeks ASX 200 naik 0,29% atau sedikit menurun dari pembukaan yang naik 0,8%. Hal ini lantaran sektor energi turun 0,4% dan sektor emas turun 0,31%.
Di Jepang, Indeks Nikkei 225 hampir mendatar, atau turun 0,06%, di mana yen dianggap sebagai mata uang safe haven, mulai menguat terhadap USD karena kandidat Partai Republik Donald Trump diproyeksikan untuk memenangkan di wilayah Kentucky dan Indiana, sementara kandidat Demokrat Hillary Clinton diproyeksikan menang di Vermont, menurut NBC News.
Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,13%. Dominic Schnider, kepala mata uang Asia Pasifik dan komoditas di UBS Wealth Management di Hong Kong mengatakan kepada CNBC bahwa semua mata tertuju pada jajak pendapat AS.
(izz)