Ini Penyebab Rupiah Ambruk Parah Hari Ini
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan, terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) adalah buntut dari isu bank sentral AS, The Federal Reserve yang akan menaikkan tingkat suku bunganya jelang akhir tahun.
Dia mengatakan, Fed memang berencana menaikkan tingkat suku bunga acuannya pasca pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Dari hasil perhitungan suara, Donald Trump yang merupakan calon Presiden AS dari Partai Republik terpilih menjadi Presiden AS yang baru, dengan perolehan suara 270 electoral vote.
"Ya (rupiah ambruk) karena Federal Reserve mau naikin. Karena Reserve mau naikin setelah pemilihan Presiden," katanya di Kantor Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Mantan Menteri Keuangan ini menilai, pelemahan rupiah ini hanya bersifat temporer. Untuk menjaga nilai tukar mata uang Garuda agar tidak semakin terpuruk maka pemerintah perlu menjaga fundamental dan menjaga kepercayaan pasar. "Yang penting jaga fundamental, jaga kepercayaan. Pasti ini hanya temporer," ucap dia.
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka semakin parah hingga jatuh cukup dalam, bahkan dalam pergerakannya hampir tembus level Rp14.000/USD. Jatuhnya rupiah tersebut di tengah menguatnya USD terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.
(Baca: Makin Parah, Rupiah Akhir Pekan Dibuka Terpuruk)
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp13.394/USD atau masih tidak lebih baik dari penutupan sebelumnya di level Rp13.138/USD. Namun, pada pukul 10.00 WIB semakin bergerak melemah ke level Rp13.610/USD dengan kisaran harian Rp13.360-Rp13.873/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah dibuka di level Rp13.443/USD atau jauh memburuk dari posisi penutupan kemarin di level Rp13.166/USD dengan kisaran harian Rp13.383-Rp13.724/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergerak ke level Rp13.510/USD.
Dia mengatakan, Fed memang berencana menaikkan tingkat suku bunga acuannya pasca pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Dari hasil perhitungan suara, Donald Trump yang merupakan calon Presiden AS dari Partai Republik terpilih menjadi Presiden AS yang baru, dengan perolehan suara 270 electoral vote.
"Ya (rupiah ambruk) karena Federal Reserve mau naikin. Karena Reserve mau naikin setelah pemilihan Presiden," katanya di Kantor Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Mantan Menteri Keuangan ini menilai, pelemahan rupiah ini hanya bersifat temporer. Untuk menjaga nilai tukar mata uang Garuda agar tidak semakin terpuruk maka pemerintah perlu menjaga fundamental dan menjaga kepercayaan pasar. "Yang penting jaga fundamental, jaga kepercayaan. Pasti ini hanya temporer," ucap dia.
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka semakin parah hingga jatuh cukup dalam, bahkan dalam pergerakannya hampir tembus level Rp14.000/USD. Jatuhnya rupiah tersebut di tengah menguatnya USD terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.
(Baca: Makin Parah, Rupiah Akhir Pekan Dibuka Terpuruk)
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp13.394/USD atau masih tidak lebih baik dari penutupan sebelumnya di level Rp13.138/USD. Namun, pada pukul 10.00 WIB semakin bergerak melemah ke level Rp13.610/USD dengan kisaran harian Rp13.360-Rp13.873/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah dibuka di level Rp13.443/USD atau jauh memburuk dari posisi penutupan kemarin di level Rp13.166/USD dengan kisaran harian Rp13.383-Rp13.724/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergerak ke level Rp13.510/USD.
(izz)