Terbebani Sektor Aneka Industri, IHSG Ditutup Ambles 218,33 Poin
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berakhir semakin tidak berdaya bahkan tenggelam cukup dalam hingga 218,33 poin atau 4,01% ke level 5.231,97 melanjutkan pelemahan pada pembukaan tadi pagi. Pelemahan IHSG sore ini di tengah mayoritas menguatnya bursa saham Asia.
Di sisi lain IHSG pada perdagangan sesi I hari ini semakin terkapar hingga 160,99 poin atau 2,95% ke level 5.289,32 setelah pada perdagangan tadi pagi dibuka anjlok 74,42 poin atau 1,37% ke level 5.375,88. Pada perdagangan kemarin berakhir naik hingga 35,99 poin atau 0,66% ke level 5.450,31.
Sektor saham di dalam negeri hampir semuanya berada di area negatif dengan sektor aneka industri yang jatuh hingga 6,57% disusul sektor manufaktur yang turun hingga 5,32% dan sektor konsumer yang anjlok 5,16%. Sedangkan sektor yang menguat tertinggi adalah pertambangan yang naik 0,97%.
Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp189,16 triliun dengan 23,81 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp2,46 triliun dengan aksi jual asing mencapai Rp6,23 triliun dan aksi beli sebesar Rp3,77 triliun. Tercatat di akhir perdagangan hari ini sebanyal 55 saham menguat, 279 saham melemah dan 82 saham stagnan.
Saham-saham yang menguat di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp1.000 menjadi Rp18.000, PT Indofarma Tbk (INAF) naik Rp260 menjadi Rp4.250, dan PT Link Net Tbk (LINK) naik Rp250 menjadi Rp5.450.
Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp600 menjadi Rp7.700, PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) turun Rp150 menjadi Rp6.500, dan PT Bisi International Tbk (BISI) turun Rp130 menjadi Rp1.820.
Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (11/11/2016), bursa saham Asia pada perdagangan hari ini ditutup mayoritas menguat di tengah menguatnya USD setelah Donal Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) mengalahkan Hillary Clinton.
Di Jepang, Indeks Nikkei N225 naik 0,18% atau 30,37 poin ke level 17.374,79, setelah meluncur 1% lebih tinggi di awal perdagangan. Di Australia, Indeks ASX 200 ditutup naik 0,79% didukung oleh sektor yang naik 2,86%.
Penambang besar di Australia juga lebih tinggi, dengan saham Rio Tinto naik 2,44%, Fortescue Metals Group 4,49% lebih tinggi dan BHP Billiton naik 2,13%.
Ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan memacu belanja infrastruktur memimpin kenaikan harga logam. Harga tembaga di London Metal Exchange naik 0,67% menjadi USD5.655 per ton pada perdagangan sore ini di Asia, setelah itu melonjak mendekati level tertinggi dalam 16 bulan ke USD5.714.
Di Korea Selatan, Indeks Kospi berakhir 0,91% lebih rendah atau 18,17 poin ke level 1.984,43 setelah Bank of Korea mempertahankan suku pada rekor rendah 1,25%.
Sementara, pasar China cukup positif di mana komposit Shanghai berakhir naik 0,78% atau 24,6 poin ke level 3.195,88, sedangkan komposit Shenzhen berakhir naik 0,531% atau 11,14 poin ke level 2.108,03.
Di Hong Kong, Indeks Hang Seng menumpahkan 1,45% dalam perdagangan sore, menjelang rilis wilayah administratif khusus untuk GDP kuartal ketiga.
Di sisi lain IHSG pada perdagangan sesi I hari ini semakin terkapar hingga 160,99 poin atau 2,95% ke level 5.289,32 setelah pada perdagangan tadi pagi dibuka anjlok 74,42 poin atau 1,37% ke level 5.375,88. Pada perdagangan kemarin berakhir naik hingga 35,99 poin atau 0,66% ke level 5.450,31.
Sektor saham di dalam negeri hampir semuanya berada di area negatif dengan sektor aneka industri yang jatuh hingga 6,57% disusul sektor manufaktur yang turun hingga 5,32% dan sektor konsumer yang anjlok 5,16%. Sedangkan sektor yang menguat tertinggi adalah pertambangan yang naik 0,97%.
Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp189,16 triliun dengan 23,81 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp2,46 triliun dengan aksi jual asing mencapai Rp6,23 triliun dan aksi beli sebesar Rp3,77 triliun. Tercatat di akhir perdagangan hari ini sebanyal 55 saham menguat, 279 saham melemah dan 82 saham stagnan.
Saham-saham yang menguat di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp1.000 menjadi Rp18.000, PT Indofarma Tbk (INAF) naik Rp260 menjadi Rp4.250, dan PT Link Net Tbk (LINK) naik Rp250 menjadi Rp5.450.
Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp600 menjadi Rp7.700, PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) turun Rp150 menjadi Rp6.500, dan PT Bisi International Tbk (BISI) turun Rp130 menjadi Rp1.820.
Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (11/11/2016), bursa saham Asia pada perdagangan hari ini ditutup mayoritas menguat di tengah menguatnya USD setelah Donal Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) mengalahkan Hillary Clinton.
Di Jepang, Indeks Nikkei N225 naik 0,18% atau 30,37 poin ke level 17.374,79, setelah meluncur 1% lebih tinggi di awal perdagangan. Di Australia, Indeks ASX 200 ditutup naik 0,79% didukung oleh sektor yang naik 2,86%.
Penambang besar di Australia juga lebih tinggi, dengan saham Rio Tinto naik 2,44%, Fortescue Metals Group 4,49% lebih tinggi dan BHP Billiton naik 2,13%.
Ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan memacu belanja infrastruktur memimpin kenaikan harga logam. Harga tembaga di London Metal Exchange naik 0,67% menjadi USD5.655 per ton pada perdagangan sore ini di Asia, setelah itu melonjak mendekati level tertinggi dalam 16 bulan ke USD5.714.
Di Korea Selatan, Indeks Kospi berakhir 0,91% lebih rendah atau 18,17 poin ke level 1.984,43 setelah Bank of Korea mempertahankan suku pada rekor rendah 1,25%.
Sementara, pasar China cukup positif di mana komposit Shanghai berakhir naik 0,78% atau 24,6 poin ke level 3.195,88, sedangkan komposit Shenzhen berakhir naik 0,531% atau 11,14 poin ke level 2.108,03.
Di Hong Kong, Indeks Hang Seng menumpahkan 1,45% dalam perdagangan sore, menjelang rilis wilayah administratif khusus untuk GDP kuartal ketiga.
(izz)