BPD DIY Biayai Proyek Infrastruktur Nasional
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Bank BPD DIY terus berusaha mengincar proyek-proyek besar milik pemerintah untuk mereka biayai. Di samping itu, mereka juga melakukan sindikasi dengan perusahaan-perusahaan besar skala nasional sebagai bentuk partnership dalam penggelontoran dana dari Bank BPD DIY.
Hal tersebut dilakukan untuk menggenjot pemasukan dari Bank milik warga DIY ini. Direktur Utama PT Bank BPD DIY Bambang Setiawan mengungkapkan, meski hanya bank daerah, tetapi Bank BPD DIY sudah menasional dan menancapkan bisnisnya ke berbagai daerah.
Proyek infrastruktur besar telah berhasil mereka masuki, sebagian besar memang berupa proyek pembangunan tol di area Pulau Jawa. "Kami terus berusaha melakukan ekspansi," katanya di Yogyakarta, Minggu (13/11/2016).
Beberapa proyek Infrastruktur Nasional yang telah dibiayai Bank BPD DIY di antaranya seperti tol Solo-Kertosono, tol Pemalang-Batang, tol Seruni-Pasar Koja (Seroja), tol Surabaya-Mojokerto serta proyek dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Di samping itu, Bank BPD DIY juga melakukan pembiayaan berwujud sindikasi di antaranya dengan
Finance Andalan Finance, Pradana Baskara, MNC Finance, Pabrik Semen Bima (PT Star), Pabrik Tisu Paseo (PT Univenues).
Hingga triwulan ketiga, pihaknya telah menyalurkan kredit dan pembiayaan kepada masyarakat dengan jumlah yang lumayan cukup bagus. Mereka berhasil menggelontorkan dana sekitar Rp5,79 triliun atau
meningkat 3,4% dibanding posisi akhir tahun sebesar Rp5,60 triliun.
Komposisi kredit berhasil mereka tekan sama besar antara konsumtif dan produktif. "Bank BPD DIY mampu mempertahankan komposisi kredit 49% untuk produktif dan 51% untuk produktif," ungkapnya.
Bank BPD DIY berhasil menyalurkan kredit produktif sebesar Rp2,8 triliun dan konsumtif sebesar Rp2,9 triliun. Salah satu yang membanggakan adalah kredit produktif lebih banyak menyasar ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Bank BPD DIY mencatat kredit untuk UMKM sebesar Rp1,9 triliun atau sebnyak 66% dari komposisi kredit produktif mereka.
Untuk kredit produktif non UMKM hanya Rp0,9 triliun. Karena kinerjanya yang cukup bagus, mereka berhasil membukukan kenaikan laba yang cukup signifikan hingga triwulan I tahun ini.
Bahkan, laba yang mereka peroleh jauh melebihi ekpetasi target yang ditetapkan di awal tahun. Mereka membukukan laba sekitar 129,10% dari anggaran triwulan III yang mereka susun sebelumnya. Pencapaian tersebut menunjukkan kinerja yang terus membaik dari bank nomor 1 di DIY ini.
Hingga triwulan ketiga tahun ini mereka mampu mendapatkan laba sebelum pajak sekitar Rp218,14 miliar. Tahun ini, di tengah situasi perlambatan ekonomi mereka memproyeksikan nilai keuntungan hanya
sekitar Rp168,98 miliar di triwulan ketiga. Secara keseluruhan, tahun ini laba mereka memang cukup bagus meskipun kondisi ekonomi sedang mengalami perlambatan akibat melemahnya daya beli masyarakat.
"Pencapaian laba ini menunjukkan program kami berjalan sesuai dengan rencana," tutur Bambang.
Akhir triwulan ketiga kemarin, Bank BPD DIY mampu membukukan aset sebesar Rp9,35 triliun atau naik 7,6% dibanding posisi aset akhir 2015 yaitu sebesar Rp8,69 triliun. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) Bank BPD DIY berhasil mengumpulkan sekitar Rp7,45 triliun. Angka tersebut naik sekitar 8,9% dari posisi 2015 sebesar Rp6,84 triliun.
Di akhir triwulan III/2016 Bank BPD DIY menerima setoran modal sebesar Rp899,96 miliar. Modal inti yang terhimpun seebesar Rp1,213 triliun sehingga Bank BPD telah beroperasi di buku II dan tengah
melakukan persapan akhir tahun untuk memasuki era perbankan digital.
Era perbankan digital untuk memaksimalkan 284 kantor layanan yang dimiliki bank ini. Direktur Marketing Bank BPD DIY, Bambang Kuncoro mengatakan, kondisi perekonomian wilayah ini sedang mengalami penurunan.
Pihaknya berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk menjaga tingkat NPL mereka. Jika pada umumnya kedit ke masyarakat mengalami penurunan, namun di sisi lain mereka menggenjot kredit pada proyek pemerintah yang dinilai aman. "Kami melirik beberapa proyek nasional skala besar untuk dibiayai," ujarnya.
Daftar proyek infrastruktur nasional yang dibiayai Bank BPD yaitu tol Solo-Kertosono, tol Pemalang-Batang, tol Seruni-Pasar Koja (Seroja), tol Surabaya-Mojokerto, PLN.
Sementara, untuk sindikasi lain yang dilakukan Bank BPD DIY adalah Finance Andalan Finance, Pradana Baskara, MNC Finance, Pabrik Semen Bima (PT Star), dan Pabrik Tisu Paseo (PT Univenues).
Hal tersebut dilakukan untuk menggenjot pemasukan dari Bank milik warga DIY ini. Direktur Utama PT Bank BPD DIY Bambang Setiawan mengungkapkan, meski hanya bank daerah, tetapi Bank BPD DIY sudah menasional dan menancapkan bisnisnya ke berbagai daerah.
Proyek infrastruktur besar telah berhasil mereka masuki, sebagian besar memang berupa proyek pembangunan tol di area Pulau Jawa. "Kami terus berusaha melakukan ekspansi," katanya di Yogyakarta, Minggu (13/11/2016).
Beberapa proyek Infrastruktur Nasional yang telah dibiayai Bank BPD DIY di antaranya seperti tol Solo-Kertosono, tol Pemalang-Batang, tol Seruni-Pasar Koja (Seroja), tol Surabaya-Mojokerto serta proyek dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Di samping itu, Bank BPD DIY juga melakukan pembiayaan berwujud sindikasi di antaranya dengan
Finance Andalan Finance, Pradana Baskara, MNC Finance, Pabrik Semen Bima (PT Star), Pabrik Tisu Paseo (PT Univenues).
Hingga triwulan ketiga, pihaknya telah menyalurkan kredit dan pembiayaan kepada masyarakat dengan jumlah yang lumayan cukup bagus. Mereka berhasil menggelontorkan dana sekitar Rp5,79 triliun atau
meningkat 3,4% dibanding posisi akhir tahun sebesar Rp5,60 triliun.
Komposisi kredit berhasil mereka tekan sama besar antara konsumtif dan produktif. "Bank BPD DIY mampu mempertahankan komposisi kredit 49% untuk produktif dan 51% untuk produktif," ungkapnya.
Bank BPD DIY berhasil menyalurkan kredit produktif sebesar Rp2,8 triliun dan konsumtif sebesar Rp2,9 triliun. Salah satu yang membanggakan adalah kredit produktif lebih banyak menyasar ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Bank BPD DIY mencatat kredit untuk UMKM sebesar Rp1,9 triliun atau sebnyak 66% dari komposisi kredit produktif mereka.
Untuk kredit produktif non UMKM hanya Rp0,9 triliun. Karena kinerjanya yang cukup bagus, mereka berhasil membukukan kenaikan laba yang cukup signifikan hingga triwulan I tahun ini.
Bahkan, laba yang mereka peroleh jauh melebihi ekpetasi target yang ditetapkan di awal tahun. Mereka membukukan laba sekitar 129,10% dari anggaran triwulan III yang mereka susun sebelumnya. Pencapaian tersebut menunjukkan kinerja yang terus membaik dari bank nomor 1 di DIY ini.
Hingga triwulan ketiga tahun ini mereka mampu mendapatkan laba sebelum pajak sekitar Rp218,14 miliar. Tahun ini, di tengah situasi perlambatan ekonomi mereka memproyeksikan nilai keuntungan hanya
sekitar Rp168,98 miliar di triwulan ketiga. Secara keseluruhan, tahun ini laba mereka memang cukup bagus meskipun kondisi ekonomi sedang mengalami perlambatan akibat melemahnya daya beli masyarakat.
"Pencapaian laba ini menunjukkan program kami berjalan sesuai dengan rencana," tutur Bambang.
Akhir triwulan ketiga kemarin, Bank BPD DIY mampu membukukan aset sebesar Rp9,35 triliun atau naik 7,6% dibanding posisi aset akhir 2015 yaitu sebesar Rp8,69 triliun. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) Bank BPD DIY berhasil mengumpulkan sekitar Rp7,45 triliun. Angka tersebut naik sekitar 8,9% dari posisi 2015 sebesar Rp6,84 triliun.
Di akhir triwulan III/2016 Bank BPD DIY menerima setoran modal sebesar Rp899,96 miliar. Modal inti yang terhimpun seebesar Rp1,213 triliun sehingga Bank BPD telah beroperasi di buku II dan tengah
melakukan persapan akhir tahun untuk memasuki era perbankan digital.
Era perbankan digital untuk memaksimalkan 284 kantor layanan yang dimiliki bank ini. Direktur Marketing Bank BPD DIY, Bambang Kuncoro mengatakan, kondisi perekonomian wilayah ini sedang mengalami penurunan.
Pihaknya berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk menjaga tingkat NPL mereka. Jika pada umumnya kedit ke masyarakat mengalami penurunan, namun di sisi lain mereka menggenjot kredit pada proyek pemerintah yang dinilai aman. "Kami melirik beberapa proyek nasional skala besar untuk dibiayai," ujarnya.
Daftar proyek infrastruktur nasional yang dibiayai Bank BPD yaitu tol Solo-Kertosono, tol Pemalang-Batang, tol Seruni-Pasar Koja (Seroja), tol Surabaya-Mojokerto, PLN.
Sementara, untuk sindikasi lain yang dilakukan Bank BPD DIY adalah Finance Andalan Finance, Pradana Baskara, MNC Finance, Pabrik Semen Bima (PT Star), dan Pabrik Tisu Paseo (PT Univenues).
(izz)