Dua Dampak Pemilu AS bagi Pasar Indonesia

Rabu, 16 November 2016 - 23:00 WIB
Dua Dampak Pemilu AS...
Dua Dampak Pemilu AS bagi Pasar Indonesia
A A A
JAKARTA - Ekonom senior UOB Group Suan Teck Kin mengatakan ada dua dampak hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat terhadap Indonesia. Dampak jangka pendek adalah gejolak di pasar finansial, baik di pasar global maupun di Indonesia. Hal ini, kata dia, karena pasar sedang mengantisipasi kebijakan fiskal Presiden AS terpilih.

Sedangkan dalam jangka panjang, Kin percaya Donald Trump akan meneruskan tradisi pendekatan pragmatis Amerika dalam menjalin kerja sama di bidang perdagangan dan investasi dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.

"Hal ini dikarenakan Asia Tenggara dengan perkembangan ekonomi yang pesat, pertumbuhan demokrasi, menjadikannya sebagai kawasan yang menarik dibandingkan kawasan-kawasan lain yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lemah," terangnya di Jakarta, Rabu (16/11/2016).

Secara terpisah, Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean menambahkan, kondisi perekonomian pada 2016 dicirikan oleh rendahnya perdagangan internasional, perilaku risk aversion, rendahnya inflasi inti, serta terganggunya fungsi intermediasi perbankan akibat turunnya aktifitas transaksi, volume kredit dan preferensi masyarakat untuk memegang uang kas.

Sehingga menurut dia, lingkungan bisnis dan kondisi eksternal pada 2017 mungkin tidak banyak berbeda dengan tahun 2016, dimana keseimbangan risiko ekonomi akan lebih berat ke arah risiko pertumbuhan yang rendah.

"Pasar berharap akan adanya seperangkat kebijakan sebagai katalis pertumbuhan ekonomi," ungkapnya. Di sisi moneter pasar berharap akan berlanjutnya kebijakan akomodatif.

Di sisi fiskal, pasar berharap adanya stimulus berupa penurunan tarif pajak, penajaman sisi pengeluaran, dan meningkatnya rasio pajak untuk menurunkan risiko fiskal.

"Apabila katalis perekonomian tersebut hadir, diharapkan perekonomian akan mulai bergerak di paruh kedua 2017 sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 akan mampu mencapai angka 5,1%," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6828 seconds (0.1#10.140)