Tenang, Keyakinan Investor pada Ekonomi Indonesia Masih Stabil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sepanjang Januari hingga Oktober 2020, kinerja pasar modal Indonesia masih tinggi. Perlu diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen masih lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Filipina dan Thailand.
Jika dirinci secara year-to-date (ytd) bursa saham Singapura mengalami penurunan hingga 21,06%, Filipina juga ikut turun 22,98% dan Thailand yang cukup dalam penurun 23,41%. Sementara Indonesia masih stabil walaupun sedikit lebih rendah.
Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, Indonesia yang -19% sebenarnya tidak beda jauh dengan Filipina maupun Singapura. Bahkan, Shanghai composite index sudah positif 7,87% dan Nikkei positif 1,56%.
"Artinya membandingkan performa indeks secara ytd tidak cukup menggambarkan volatilitas selama masa pandemi," kata Bhima saat dihubungi di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
( )
Ukuran lain adalah berapa jumlah aksi jual asing di pasar saham. Secara ytd, asing tercatat melakukan nett sells Rp52,9 triliun sejak awal tahun. "Ini mengindikasikan minat investor asing turun tajam di pasar modal," cetusnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, meskipun sama-sama terdampak pandemi perekonomian Indonesia memang sedikit lebih stabil dibandingkan negara-negara peer di ASEAN.
"Kontraksi perekonomian terdalam kita pada kuartal II hanya minus 5,23%. Sementara Singapura terkontraksi puluhan persen. Itu dikarenakan negara-negara lain lebih bergantung kepada ekspor dan juga pariwisata," ungkap dia.
( )
Selama pandemi ini, kata dia, ekspor dan pariwisata terkontraksi sangat dalam. Sementara Indonesia lebih bergantung kepada konsumsi rumah tangga yang meskipun turun tapi tidak terlalu dalam.
Menurut Piter, hal ini mempengaruhi persepsi investor di pasar keuangan khususnya pasar modal. "Keyakinan investor akan perekonomian Indonesia menjaga indeks cukup stabil. Penurunan cukup dalam sempat terjadi pada awal pandemi tetapi sekarang sudah mulai membaik dan cukup stabil," beber dia.
Jika dirinci secara year-to-date (ytd) bursa saham Singapura mengalami penurunan hingga 21,06%, Filipina juga ikut turun 22,98% dan Thailand yang cukup dalam penurun 23,41%. Sementara Indonesia masih stabil walaupun sedikit lebih rendah.
Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, Indonesia yang -19% sebenarnya tidak beda jauh dengan Filipina maupun Singapura. Bahkan, Shanghai composite index sudah positif 7,87% dan Nikkei positif 1,56%.
"Artinya membandingkan performa indeks secara ytd tidak cukup menggambarkan volatilitas selama masa pandemi," kata Bhima saat dihubungi di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
( )
Ukuran lain adalah berapa jumlah aksi jual asing di pasar saham. Secara ytd, asing tercatat melakukan nett sells Rp52,9 triliun sejak awal tahun. "Ini mengindikasikan minat investor asing turun tajam di pasar modal," cetusnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, meskipun sama-sama terdampak pandemi perekonomian Indonesia memang sedikit lebih stabil dibandingkan negara-negara peer di ASEAN.
"Kontraksi perekonomian terdalam kita pada kuartal II hanya minus 5,23%. Sementara Singapura terkontraksi puluhan persen. Itu dikarenakan negara-negara lain lebih bergantung kepada ekspor dan juga pariwisata," ungkap dia.
( )
Selama pandemi ini, kata dia, ekspor dan pariwisata terkontraksi sangat dalam. Sementara Indonesia lebih bergantung kepada konsumsi rumah tangga yang meskipun turun tapi tidak terlalu dalam.
Menurut Piter, hal ini mempengaruhi persepsi investor di pasar keuangan khususnya pasar modal. "Keyakinan investor akan perekonomian Indonesia menjaga indeks cukup stabil. Penurunan cukup dalam sempat terjadi pada awal pandemi tetapi sekarang sudah mulai membaik dan cukup stabil," beber dia.
(ind)