BI 7-Day Reverse Repo Rate Masih Betah di Level 4,75
Kamis, 17 November 2016 - 23:41 WIB
BI 7-Day Reverse Repo Rate Masih Betah di Level 4,75
A
A
A
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate. Sebelumnya BI 7-day Reserve Repo Rate berada di level 4,75% dan masih betah bertahan hingga sekarang.
Adapun suku bunga deposit facility (penempatan dana rupiah) tetap menjadi 4% dan lending facility (penyediaan dana rupiah) tetap sebesar 5,5%. Dan kebijakan ini mulai berlaku pada besok, Jumat, 18 November 2016.
"Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar global pasca pemilihan Presiden di Amerika Serikat," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Agus menyampaikan, keputusan tersebut diambil berdasarkan kondisi stabilitas makro ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga. Ini terlihat dari inflasi dan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD).
"BI akan tetap lakukan stabilisasi kurs rupiah sesuai fundamental dengan tetap menjaga mekanisme pasar. Kami anggap pelonggaran moneter dan makro prudensial sebelumnya bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," pungkas Agus.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, suku bunga sedang dalam tren penurunan. Sehingga banyak pengusaha menahan untuk mengambil atau mengajukan kredit.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, pengusaha masih melihat dan menunggu perkembangan yang akan terjadi dari kebijakan penyesuaian suku bunga Bank Indonesia (BI).
Sementara ekspansi perusahaan akan lebih mengarah ke susbtitusi impor. "Suku bunga itu trennya turun, pengusaha wait and see, enggak ajukan kredit dulu, tahan diri semua. Lagi enggak bagus juga tapi ekspansi lebih ke susbtitusi impor," ujarnya di Jakarta.
Adapun suku bunga deposit facility (penempatan dana rupiah) tetap menjadi 4% dan lending facility (penyediaan dana rupiah) tetap sebesar 5,5%. Dan kebijakan ini mulai berlaku pada besok, Jumat, 18 November 2016.
"Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar global pasca pemilihan Presiden di Amerika Serikat," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Agus menyampaikan, keputusan tersebut diambil berdasarkan kondisi stabilitas makro ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga. Ini terlihat dari inflasi dan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD).
"BI akan tetap lakukan stabilisasi kurs rupiah sesuai fundamental dengan tetap menjaga mekanisme pasar. Kami anggap pelonggaran moneter dan makro prudensial sebelumnya bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," pungkas Agus.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, suku bunga sedang dalam tren penurunan. Sehingga banyak pengusaha menahan untuk mengambil atau mengajukan kredit.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, pengusaha masih melihat dan menunggu perkembangan yang akan terjadi dari kebijakan penyesuaian suku bunga Bank Indonesia (BI).
Sementara ekspansi perusahaan akan lebih mengarah ke susbtitusi impor. "Suku bunga itu trennya turun, pengusaha wait and see, enggak ajukan kredit dulu, tahan diri semua. Lagi enggak bagus juga tapi ekspansi lebih ke susbtitusi impor," ujarnya di Jakarta.
(ven)
