Persaingan AS dan China di Perdagangan Bebas Asia Pasifik

Senin, 21 November 2016 - 13:39 WIB
Persaingan AS dan China...
Persaingan AS dan China di Perdagangan Bebas Asia Pasifik
A A A
LIMA - Para pemimpin Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada pertemuan di Lima, Peru, bersumpah melawan proteksionisme demi memperkuat hubungan ekonomi. Melansir Wall Street Journal, Senin (21/11/2016), para pemimpin APEC mengatakan negara-negara Asia Pasifik menyumbang hampir 60% dari produk domestik bruto global. Mereka mengirim pesan kepada Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump bahwa mereka akan bergerak maju dengan perdagangan bebas dengan atau tanpa AS.

“Kami memberikan pesan tegas kepada dunia bahwa perdagangan bebas harus terus dilakukan dan melawan segala bentuk proteksionisme,” tandas Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski dalam pertemuan Pemimpin APEC ke 24.

Trump sendiri dikenal dengan kebijakan proteksionisme. Hal ini telah mengkhawatirkan nasib perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership (TPP). Trump menyalahkan transaksi perdagangan bebas yang berdampak buruk terhadap AS dan berjanji menarik diri dari 12 negara TPP. Selain itu, Trump berjanji akan meninjau ulang Perjanjian Bebas Amerika Utara yang melibatkan Kanada dan Meksiko.

Tidak berhenti di sana, Trump juga bersumpah menerapkan tarif bea masuk 45% atas produk China yang masuk ke AS, jika negara berjuluk Tirai Bambu itu tidak mengubah praktiknya, yang dinilai Trump tidak adil.

Atas sikap proteksionisme Trump, negara-negara APEC tergoda untuk mengalihkan pandangan ke China. Mengutip dari Reuters, Senin (21/11/2016), Peru dan Chile, dua negara anggota TPP mengatakan tertarik untuk bergabung dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), sebuah pakta perdagangan yang dibentuk China dan terdiri dari 16 negara. Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping yang hadir dalam KTT APEC mengatakan, akan merangkul ekonomi global dengan mempromosikan RCEP dan Free Trade Area of the Asia-Pacific.

Sementara itu, Barack Obama, Presiden AS yang akan berakhir jabatannya pada Januari tahun depan, mengatakan kepada para pemimpin APEC, bahwa negaranya berniat bekerja sama dengan kesepakatan perdagangan baru dengan negara-negara Asia Pasifik. Amerika, kata Obama, akan memperkuat hubungan dengan negara-negara yang lebih kecil di wilayah Asia Pasifik.

Obama berharap bisa meyakinkan penggantinya untuk tidak merubah drastis kebijakan perdagangan AS, meski Trump bisa memodifikasi beberapa kesepakatan. “TPP merupakan nilai tambah bagi ekonomi Amerika dan jika tidak bergerak maju, akan merusak pengaruh AS,” ujarnya.

Perdana Menteri Selandia Baru John Key mengatakan pakta perdagangan bebas mungkin dapat berjalan dengan modifikasi, untuk mengakomodasi keinginan Trump. Namun, mereka punya pilihan lain, yaitu 11 negara-negara TPP siap menerapkan perdagangan bebas tanpa kehadiran Amerika.

"Kami berharap AS masih melanjutkan program tapi jika Amerika tidak ingin berpartisipasi dalam perdagangan bebas, Trump perlu tahu bahwa kami (TPP) akan berjalan tanpa Amerika,” tandasnya seperti dilansir Reuters, Senin (21/11/2016).

Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto mengatakan meski negaranya terkena kebijakan proteksionisme Trump, ia mengatakan masa depan ekonomi negaranya akan tetap erat dengan Amerika. Ia menyebut AS telah membantu memacu pertumbuhan manufaktur negaranya. Tahun lalu, 89% ekspor Meksiko berasal dari manufaktur.

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan tetap berkomitmen melakukan perdagangan bebas Amerika Utara bersama AS. “Kami tidak ingin isolasi dan mari kita berjalan bersama,” ujarnya.

Perwakilan Dagang AS, Michael Froman mengatakan jika AS menarik diri dari TPP sama saja dengan membuat kekosongan dan membuat China masuk untuk mengisi. Beberapa pemimpin APEC di Lima pun telah menyarankan TPP bisa melanjutkan program tanpa Amerika Serikat. Tetapi yang lain mengatakan bahwa ingin melakukan negosiasi ulang.

Anggota delegasi senior China, Tan Jian mengatakan, saat ini banyak negara mencari dan ingin bergabung dalam RCEP, pakta perdagangan bebas yang dibentuk China untuk melawan meningkatnya proteksionisme. Dan ajang perdagangan bebas kini menjadi medan pertempuran baru bagi persaingan Amerika Serikat dan China.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6882 seconds (0.1#10.140)