Rencana Aksi Demo 2 Desember Akan Picu Kekhawatiran Investor
A
A
A
JAKARTA - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (Tbk) David Sumual menilai, rencana aksi unjuk rasa pada 2 Desember 2016 (212) mendatang, bakal memicu kekhawatiran investor. Seperti diketahui beberapa organisasi keagamaan, bakal kembali menggelar demo lanjutan menyusul kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
(Baca Juga: Siaga, Dana Asing Terus Minggat dari Pasar Modal)
Dia mengatakan, jika aksi demo terus terjadi dan menuju pada krisis politik dan keamanan, maka akan memberikan pengaruh besar bagi investor di Tanah Air baik dari dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, aksi demo ini harus diredam dengan cepat oleh pemerintah.
"Kalau berlarut-larut demo 2 Desember, agak heran juga yah. Kalau demo berlarut menuju ke krisis politik dan keamanan. Ini yang akan menjadi masalah, dan memberikan impact yang besar bagi investor," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Menurutnya, jika investor merasa terganggu dan terdampak aksi demo tersebut maka akan memberikan gesekan juga terhadap ekonomi Indonesia. Terlebih, jika aksi demo itu berujung anarkis, maka akan memengaruhi iklim investasi di Indonesia. Oleh sebab itu, dia berharap demo yang akan dilakukan secara damai.
"Jika demo dengan aksi damai, itu tidak berpengaruh besar. Premi risikonya masih kecil, masih ada kekhawatiran, tapi dikit. Baru khawatir, kalau berlarut-larut, mereka investor asing dan domestik akan khawatir. Untuk demo 2 Desember nanti, investor wait and see," tandasnya.
(Baca Juga: Siaga, Dana Asing Terus Minggat dari Pasar Modal)
Dia mengatakan, jika aksi demo terus terjadi dan menuju pada krisis politik dan keamanan, maka akan memberikan pengaruh besar bagi investor di Tanah Air baik dari dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, aksi demo ini harus diredam dengan cepat oleh pemerintah.
"Kalau berlarut-larut demo 2 Desember, agak heran juga yah. Kalau demo berlarut menuju ke krisis politik dan keamanan. Ini yang akan menjadi masalah, dan memberikan impact yang besar bagi investor," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Menurutnya, jika investor merasa terganggu dan terdampak aksi demo tersebut maka akan memberikan gesekan juga terhadap ekonomi Indonesia. Terlebih, jika aksi demo itu berujung anarkis, maka akan memengaruhi iklim investasi di Indonesia. Oleh sebab itu, dia berharap demo yang akan dilakukan secara damai.
"Jika demo dengan aksi damai, itu tidak berpengaruh besar. Premi risikonya masih kecil, masih ada kekhawatiran, tapi dikit. Baru khawatir, kalau berlarut-larut, mereka investor asing dan domestik akan khawatir. Untuk demo 2 Desember nanti, investor wait and see," tandasnya.
(akr)