Industri Manufaktur RI Berpeluang Ulangi Kejayaan Era 90
A
A
A
SURABAYA - Industri manufaktur diyakini berpotensi bangkit kembali, setelah sebelumnya selalu lebih rendah di bawah angka pertumbuhan ekonomi. Kepala Grup Riset Ekonomi Direktorat Kebijakan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Yoga Affandi mengatakan, hidup kembalinya sektor manufaktur akan dapat melepaskan ketergantungan RI terhadap sektor komoditas yang kini tengah melemah.
(Baca Juga: Industri Manufaktur Bisa Loloskan RI dari Middle Income Trap)
Dia menegaskan pemerintah berpeluang membuat industri manufaktur kembali berjaya seperti era 1990-an. Apalagi kata dia, bonus demografi bagi Indonesia diprediksi akan mulai meredup pada sekitar tahun 2030 mendatang. Dengan demikian, industri manufaktur diyakini dapat mengeluarkan Indonesia dari posisi middle income trap.
"Bonus demografi kita perkirakan akan mulai habis sekitar tahun 2030. Kita masih ada waktu 15 tahun untuk melakukan ini, saya pikir masih cukup," terang Yoga di Surabaya, Kamis (24/11/2016).
Lebih lanjut dia menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang sumber pertumbuhan ekonominya berasal dari industri manufaktur, bukan pertambangan. Seharusnya ketika komoditas tambang sedang berjaya dulu, industri manufaktur tidak dilupakan.
Menurutnya, untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali meningkatkan pertumbuhan industri manufaktur. Peningkatan tersebut terang dia dapat memiliki efek berantai mulai dari menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga perekonomian.
"Industri manufaktur itu akan banyak menyerap tenaga kerja, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih berkualitas," pungkasnya.
(Baca Juga: Industri Manufaktur Bisa Loloskan RI dari Middle Income Trap)
Dia menegaskan pemerintah berpeluang membuat industri manufaktur kembali berjaya seperti era 1990-an. Apalagi kata dia, bonus demografi bagi Indonesia diprediksi akan mulai meredup pada sekitar tahun 2030 mendatang. Dengan demikian, industri manufaktur diyakini dapat mengeluarkan Indonesia dari posisi middle income trap.
"Bonus demografi kita perkirakan akan mulai habis sekitar tahun 2030. Kita masih ada waktu 15 tahun untuk melakukan ini, saya pikir masih cukup," terang Yoga di Surabaya, Kamis (24/11/2016).
Lebih lanjut dia menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang sumber pertumbuhan ekonominya berasal dari industri manufaktur, bukan pertambangan. Seharusnya ketika komoditas tambang sedang berjaya dulu, industri manufaktur tidak dilupakan.
Menurutnya, untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali meningkatkan pertumbuhan industri manufaktur. Peningkatan tersebut terang dia dapat memiliki efek berantai mulai dari menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga perekonomian.
"Industri manufaktur itu akan banyak menyerap tenaga kerja, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih berkualitas," pungkasnya.
(akr)