Rini Dinilai Tepat Tunjuk Arcandra Jadi Wakil Komut Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menempatkan Arcandra Tahar sebagai wakil komisaris utama (wakomut) PT Pertamina (Persero) menggantikan Edwin Hidayat Abdullah dinilai sudah tepat. Hal ini lantaran hanya Acandra yang punya latar belakang di bidang minyak dan gas bumi (migas) dalam komposisi komisaris Pertamina.
"Arcandra sebagai wakil menteri ESDM sudah tepat duduk sebagai wakil komut di Pertamina. Secara akademis dan kemampuan juga cukup mumpuni dibandingkan Edwin. Sepanjang perjalanan Pertamina yang saya amati, mungkin komposisi komisaris Pertamina sebelum keberadaan Acandra, agak kurang lazim," ujar Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Senin (28/11/2016).
(Baca Juga: Rini Tunjuk Arcandra Tahar Jadi Wakil Komut Pertamina)
Dia menambahan fungsi komisaris itu adalah mengawasi kinerjanya direksi dan menurutnya kehadiran Arcandra sebagai wakomut Pertamina merupakan hal yang wajar dan biasa saja. Apalagi imbuh dia, Pertamina termasuk salah satu perusahaan pelat merah yang juga berada di bawah pengawasan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
"Nah kalau tidak pernah punya pengalaman diproses bisnis migas tentu peran komisarisnya tidak bisa maksimal mengawasi kinerjanya direksi. Arcandra sangat cocok menggantikan Edwin. Pergantian ini sudah benar. Penempatan Arcandra sebagai wakomut bisa memberikan manfaat yang lebih bagi Pertamina," sambungnya.
Di satu sisi, menurutnya berdasarkan kebar yang beredar wakomut Pertamina sebelumnya sering membuat kebijakan yang dinilai kurang pas dengan perseroan yang diwakilinya. Contohnya, mendorong pembentukan induk usaha energi.
Kemudian, dia juga diduga melakukan sejumlah manuver mendorong penjualan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) kepada PT PLN (Persero). Bahkan, dalam seminar bertajuk ‘Prospek Akuisisi PGE Oleh PLN’ di Jakarta pada 13 Oktober lalu, Edwin tetap berkukuh akan rencana akuisisi tersebut.
Menurut wakomut Pertamina sebelumnya, langkah PLN bukanlah akuisisi PGE melainkan hanya merupakan sinergi kegiatan usaha. Penggabungan yang akan dilakukan menggunakan sistem inbreng atau pengalihan aset. Hal itu katanya akan membuat daya saing perusahaan dapat meningkat.
Hingga akhirnya tak lama Arcandra didapuk sebagai wamen ESDM, dan dia juga dipilih sebagai wakomut Pertamina menggantikan posisi Edwin Hidayat. Sedangkan Edwin menjadi komisaris biasa mewakili Kementerian BUMN.
Penunjukan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor: SK-254/MBU/11/2016. Penyerahan salinan keputusan dilakukan di kantor Kementerian BUMN pada 14 November lalu
Sementara, Edwin Hidayat yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN dialihkan jabatannya yang semula sebagai wakomut Pertamina menjadi anggota komisaris Pertamina melalui Keputusan Menteri BUMN No SK-68/MBU/03/2015 tanggal 29 Maret 2016.
"Arcandra sebagai wakil menteri ESDM sudah tepat duduk sebagai wakil komut di Pertamina. Secara akademis dan kemampuan juga cukup mumpuni dibandingkan Edwin. Sepanjang perjalanan Pertamina yang saya amati, mungkin komposisi komisaris Pertamina sebelum keberadaan Acandra, agak kurang lazim," ujar Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Senin (28/11/2016).
(Baca Juga: Rini Tunjuk Arcandra Tahar Jadi Wakil Komut Pertamina)
Dia menambahan fungsi komisaris itu adalah mengawasi kinerjanya direksi dan menurutnya kehadiran Arcandra sebagai wakomut Pertamina merupakan hal yang wajar dan biasa saja. Apalagi imbuh dia, Pertamina termasuk salah satu perusahaan pelat merah yang juga berada di bawah pengawasan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
"Nah kalau tidak pernah punya pengalaman diproses bisnis migas tentu peran komisarisnya tidak bisa maksimal mengawasi kinerjanya direksi. Arcandra sangat cocok menggantikan Edwin. Pergantian ini sudah benar. Penempatan Arcandra sebagai wakomut bisa memberikan manfaat yang lebih bagi Pertamina," sambungnya.
Di satu sisi, menurutnya berdasarkan kebar yang beredar wakomut Pertamina sebelumnya sering membuat kebijakan yang dinilai kurang pas dengan perseroan yang diwakilinya. Contohnya, mendorong pembentukan induk usaha energi.
Kemudian, dia juga diduga melakukan sejumlah manuver mendorong penjualan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) kepada PT PLN (Persero). Bahkan, dalam seminar bertajuk ‘Prospek Akuisisi PGE Oleh PLN’ di Jakarta pada 13 Oktober lalu, Edwin tetap berkukuh akan rencana akuisisi tersebut.
Menurut wakomut Pertamina sebelumnya, langkah PLN bukanlah akuisisi PGE melainkan hanya merupakan sinergi kegiatan usaha. Penggabungan yang akan dilakukan menggunakan sistem inbreng atau pengalihan aset. Hal itu katanya akan membuat daya saing perusahaan dapat meningkat.
Hingga akhirnya tak lama Arcandra didapuk sebagai wamen ESDM, dan dia juga dipilih sebagai wakomut Pertamina menggantikan posisi Edwin Hidayat. Sedangkan Edwin menjadi komisaris biasa mewakili Kementerian BUMN.
Penunjukan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor: SK-254/MBU/11/2016. Penyerahan salinan keputusan dilakukan di kantor Kementerian BUMN pada 14 November lalu
Sementara, Edwin Hidayat yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN dialihkan jabatannya yang semula sebagai wakomut Pertamina menjadi anggota komisaris Pertamina melalui Keputusan Menteri BUMN No SK-68/MBU/03/2015 tanggal 29 Maret 2016.
(akr)