Pengusaha Keluhkan Penyusutan Lama Waktu Menginap di Hotel
A
A
A
JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta mengeluhkan lama waktu menginap wisatawan di hotel yang masih rendah untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta yang masih dianggap destinasi kelas dua setelah Bali dan belum menjadi tujuan untuk menginap.
Ketua PHRI Yogya Istijab Danunagoro menerangkan rata-rata memang masih di bawah dua malam, masih kalah jauh dengan hotel-hotel yang ada di Bali. "Kalau wisatawan memang masih sangat rendah. Angka lama tinggal itupun tertolong oleh tamu MICE," tuturnya.
Lebih lanjut dia menerangkan hal lain yang harus mendapatkan perhatian adalah penurunan peringkat pariwisata DIY. Dia berharap seluruh stakeholder pariwisata Yogya dapat menghadirkan event yang kreatif untuk membuat wisatawan lebih lama untuk tinggal. "Kirab budaya arak gunungan, terus wayang orang. Di tempat lain juga sama. Harus ada kemasan baru,"paparnya.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, rata-rata lama menginap tamu hotel memang masih kecil. Di hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada bulan Oktober 2016 menunjuk besaran angka 1,66 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,03 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya.
Rata-rata tamu menginap terlama 1,94 malam terjadi pada hotel bintang empat sedangkan tersingkat 1,48 malam pada hotel dua dan bintang tiga. Pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,14 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,02 malam
"Jika dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama selama 1,55 malam pada kelompok kamar 25-40, sedangkan tersingkat 1,00 malam pada kelompok kamar di bawah 10 dan dan di atas 40 kamar, "tuturnya.
Dia mencatat, jumlah tamu yang menginap di hotel selama bulan Oktober 2016 tercatat sebanyak 416.097 orang, terdiri dari 397.082 orang tamu nusantara dan 19.015 orang tamu mancanegara. Dari jumlah tersebut yang menginap di hotel bintang sebanyak 189.750 orang dan 226.347 orang menginap pada hotel non bintang/akomodasi lain.
Rata-rata tamu per kamar di hotel Bintang pada bulan Oktober 2016 sebesar 1,78 orang, mengalami penurunan jika dibandingkan bulan lalu yaitu sebesar 0,02 poin. Rata-rata tamu per kamar tertinggi terjadi di hotel bintang dua sebesar 2,05 orang.
Pada hotel non bintang/akomodasi lainnya rata-rata tamu per kamar sebesar 1,95 orang mengalami kenaikan 0,08 poin dibandingkan bulan lalu. "Rata-rata tamu per kamar tertinggi terjadi pada kelompok kamar di bawah 10 sebesar 2,12 orang dan terendah pada kelompok kamar 25-40 sebesar 1,81 orang,"terangnya.
Ketua PHRI Yogya Istijab Danunagoro menerangkan rata-rata memang masih di bawah dua malam, masih kalah jauh dengan hotel-hotel yang ada di Bali. "Kalau wisatawan memang masih sangat rendah. Angka lama tinggal itupun tertolong oleh tamu MICE," tuturnya.
Lebih lanjut dia menerangkan hal lain yang harus mendapatkan perhatian adalah penurunan peringkat pariwisata DIY. Dia berharap seluruh stakeholder pariwisata Yogya dapat menghadirkan event yang kreatif untuk membuat wisatawan lebih lama untuk tinggal. "Kirab budaya arak gunungan, terus wayang orang. Di tempat lain juga sama. Harus ada kemasan baru,"paparnya.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, rata-rata lama menginap tamu hotel memang masih kecil. Di hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada bulan Oktober 2016 menunjuk besaran angka 1,66 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,03 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya.
Rata-rata tamu menginap terlama 1,94 malam terjadi pada hotel bintang empat sedangkan tersingkat 1,48 malam pada hotel dua dan bintang tiga. Pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,14 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,02 malam
"Jika dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama selama 1,55 malam pada kelompok kamar 25-40, sedangkan tersingkat 1,00 malam pada kelompok kamar di bawah 10 dan dan di atas 40 kamar, "tuturnya.
Dia mencatat, jumlah tamu yang menginap di hotel selama bulan Oktober 2016 tercatat sebanyak 416.097 orang, terdiri dari 397.082 orang tamu nusantara dan 19.015 orang tamu mancanegara. Dari jumlah tersebut yang menginap di hotel bintang sebanyak 189.750 orang dan 226.347 orang menginap pada hotel non bintang/akomodasi lain.
Rata-rata tamu per kamar di hotel Bintang pada bulan Oktober 2016 sebesar 1,78 orang, mengalami penurunan jika dibandingkan bulan lalu yaitu sebesar 0,02 poin. Rata-rata tamu per kamar tertinggi terjadi di hotel bintang dua sebesar 2,05 orang.
Pada hotel non bintang/akomodasi lainnya rata-rata tamu per kamar sebesar 1,95 orang mengalami kenaikan 0,08 poin dibandingkan bulan lalu. "Rata-rata tamu per kamar tertinggi terjadi pada kelompok kamar di bawah 10 sebesar 2,12 orang dan terendah pada kelompok kamar 25-40 sebesar 1,81 orang,"terangnya.
(akr)