Harga Minyak Dunia Tertekan Saat OPEC Mulai Diragukan
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah berjangka menguat pada perdagangan awal pekan kemarin, sebelum mulai kembali melemah saat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) diragukan mampu mengurangi kelebihan pasokan global. Pergerakan harga minyak berpotensi menghentikan rally yang mendorong pasar sebesar 19% sejak kesepakatan OPEC.
Dilansir Reuters, Selasa (6/12/2016) harga minyak mentang berjangka AS West Texas Intermediate menetap pada level USD51,79 per barel atau bertambah 11 sen setara dengan 0,21% sebelum sempat merosot ke posisi USD51,11 per barel. Sementara harga mintah berjangka Brent berada pada posisi USD54.94 per barel dengan penurunan mencapai 48 sen atau 0,88% sebelum tergelicir ke level USD54,22 per barel.
Selama sepekan setelah OPEC mencapai kesepakatan, selama sepekan harga minyak mengalami peningkatan 12,2% untuk jadi yang terbesar selama sepekan sejak Februari 2011 lalu. Pasar melihat investor beralih fokus mereka kepada peningkatan pengeboran, seperti yang dinyatakan oleh Manajer Tyche Capital Advisors yakni Tariq Zahir di New York.
"Penyebaran Brent-WTI telah keluar dan banyak yang harus dilakukan tidak hanya dengan gagasan. Bahkan ada lebih banyak pengeboran," jelasnya ketika jumlah rig AS terus mengalami peningkatan. Kondisi ini diyakini menjadi sentimen negatif, ketika produsen lain sedang berupaya memotong produksi mereka untuk mengendalikan pasokan internasional.
Setelah OPEC setuju untuk mengekang produksi mencapai 1,2 juta barel per hari (bpd) pada Januari tahun depan. Saat ini investor mengalihkan fokus mereka kepada pertemuan OPEC dan negara non OPEC untuk memperluas kesepakatan.
Dilansir Reuters, Selasa (6/12/2016) harga minyak mentang berjangka AS West Texas Intermediate menetap pada level USD51,79 per barel atau bertambah 11 sen setara dengan 0,21% sebelum sempat merosot ke posisi USD51,11 per barel. Sementara harga mintah berjangka Brent berada pada posisi USD54.94 per barel dengan penurunan mencapai 48 sen atau 0,88% sebelum tergelicir ke level USD54,22 per barel.
Selama sepekan setelah OPEC mencapai kesepakatan, selama sepekan harga minyak mengalami peningkatan 12,2% untuk jadi yang terbesar selama sepekan sejak Februari 2011 lalu. Pasar melihat investor beralih fokus mereka kepada peningkatan pengeboran, seperti yang dinyatakan oleh Manajer Tyche Capital Advisors yakni Tariq Zahir di New York.
"Penyebaran Brent-WTI telah keluar dan banyak yang harus dilakukan tidak hanya dengan gagasan. Bahkan ada lebih banyak pengeboran," jelasnya ketika jumlah rig AS terus mengalami peningkatan. Kondisi ini diyakini menjadi sentimen negatif, ketika produsen lain sedang berupaya memotong produksi mereka untuk mengendalikan pasokan internasional.
Setelah OPEC setuju untuk mengekang produksi mencapai 1,2 juta barel per hari (bpd) pada Januari tahun depan. Saat ini investor mengalihkan fokus mereka kepada pertemuan OPEC dan negara non OPEC untuk memperluas kesepakatan.
(akr)