Mendag Menakar Efek Referendum Italia ke Perdagangan RI
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah masih terus mencermati perkembangan dari hasil referendum Italia terhadap perdagangan Indonesia. Referendum tersebut diyakini akan mempengaruhi pergerakan ekonomi global khususnya zona euro, serta dikhawatirkan berdampak luas hingga ekonomi RI
Lebih lanjut dia mengaku telah mendapatkan peringatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai ketidakpastian kondisi global. "Dari awal sudah melihat negara-negara proteksionis. Ini sesuatu yang wajar. Dan saya sudah diberikan warning, agar hati-hati dengan kondisi itu," katanya di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
(Baca Juga: Referendum Italia Tidak Pengaruhi Ekonomi Global)
Saat ini, mantan Ketua Realestat Indonesia (REI) ini belum bisa memperkirakan sejauh mana dampak referendum Italia akan memengaruhi Indonesia. Terlebih, tidak hanya Italia yang menjadi perhatian Indonesia. Peristiwa hengkangnya Inggris dari Uni Eropa (UE) alias Brexit juga menjadi salah satu hal yang masih dicermati sampai saat ini.
Dia menambahkan beberapa waktu lalu pun telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Inggris untuk membicarakan mengenai hal tersebut. "Kami bicara mengenai CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), kemudian sesudah itu perjanjian bilateral," paparnya.
Seperti diketahui sebelumnya Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi mengumumkan pengunduran diri setelah mengalami kekalahan telak dalam referendum tentang rencananya untuk melakukan reformai tentang konstitusi. Renzi sebagai kubu yang ingin adanya reformasi harus menelan kekalahan seperti disampaikan Exit poll dari jaringan televisi RAI mengisyaratkan hanya 42-46% suara mendukung reformasi, sementara 54-58% suara memilih Tidak.
Gagasan reformasi yang diajukan Renzi, disebutkan memiliki tujuan memangkas birokrasi Italia dan membuat negeri itu lebih kompetitif. Namun referendum justru memenangkan kubu yang tidak ingin adanya perubahan. Efeknya beberapa saat setelah referendum, mata uang Euro langsung jatuh terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Lebih lanjut dia mengaku telah mendapatkan peringatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai ketidakpastian kondisi global. "Dari awal sudah melihat negara-negara proteksionis. Ini sesuatu yang wajar. Dan saya sudah diberikan warning, agar hati-hati dengan kondisi itu," katanya di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
(Baca Juga: Referendum Italia Tidak Pengaruhi Ekonomi Global)
Saat ini, mantan Ketua Realestat Indonesia (REI) ini belum bisa memperkirakan sejauh mana dampak referendum Italia akan memengaruhi Indonesia. Terlebih, tidak hanya Italia yang menjadi perhatian Indonesia. Peristiwa hengkangnya Inggris dari Uni Eropa (UE) alias Brexit juga menjadi salah satu hal yang masih dicermati sampai saat ini.
Dia menambahkan beberapa waktu lalu pun telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Inggris untuk membicarakan mengenai hal tersebut. "Kami bicara mengenai CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), kemudian sesudah itu perjanjian bilateral," paparnya.
Seperti diketahui sebelumnya Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi mengumumkan pengunduran diri setelah mengalami kekalahan telak dalam referendum tentang rencananya untuk melakukan reformai tentang konstitusi. Renzi sebagai kubu yang ingin adanya reformasi harus menelan kekalahan seperti disampaikan Exit poll dari jaringan televisi RAI mengisyaratkan hanya 42-46% suara mendukung reformasi, sementara 54-58% suara memilih Tidak.
Gagasan reformasi yang diajukan Renzi, disebutkan memiliki tujuan memangkas birokrasi Italia dan membuat negeri itu lebih kompetitif. Namun referendum justru memenangkan kubu yang tidak ingin adanya perubahan. Efeknya beberapa saat setelah referendum, mata uang Euro langsung jatuh terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
(akr)