Hadapi Ekonomi Global, Bank BRI Terus Lakukan Inovasi Digital
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BNI terus melakukan inovasi digital dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Inovasi ini dilakukan dari waktu ke waktu sejak 1980-an.
Executive Vice President Bank BRI, Nurullah Akhsan mengatakan, dulu perusahaan masih menggunakan kertas dalam mencatat setiap laporan. Mulai 1987, inovasi digital dilakukan dengan sistem komputerisasi.
"Kantor cabang laporan tulis manual semuanya. Tahun 1987 mulai pasang komputer di Indonesia Timur karena laporan ini penting untuk ke Bank Indonesia. Tahun 1990 client server data based lahir, teknologi yang tumbuh kami ikuti," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Setelah itu, kata dia, perkembangan teknologi terus dilakukan. Salah satunya yakni membuat transaksi antar cabang dengan menggunakan sistem online agar mempermudah nasabah.
"Dulu bawa cek perjalanan ke suatu tempat tapi seiring waktu berjalan mulai hilang. Transaksi antar bank kita buat bisa dengan perlihatkan buku tabungan, teknologi transaksi antar cabang bisa online," tutur Nurul.
Permintaan terhadap digitalisasi yang tinggi, terus terjadi hingga memasuki era millenium. Banyak nasabah membutuhkan akses perbankan secara mudah dan cepat.
"Kebutuhan teknologi diakomodasi terus. Tahun 2000 setiapbuka kantor baru di desa, tengah hutan perkebunan karet sawit kita buat real time online. Hingga akhir ini muncul fintech, nah ini kita dekati perlu sinergi dengan mereka," pungkasnya.
Executive Vice President Bank BRI, Nurullah Akhsan mengatakan, dulu perusahaan masih menggunakan kertas dalam mencatat setiap laporan. Mulai 1987, inovasi digital dilakukan dengan sistem komputerisasi.
"Kantor cabang laporan tulis manual semuanya. Tahun 1987 mulai pasang komputer di Indonesia Timur karena laporan ini penting untuk ke Bank Indonesia. Tahun 1990 client server data based lahir, teknologi yang tumbuh kami ikuti," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Setelah itu, kata dia, perkembangan teknologi terus dilakukan. Salah satunya yakni membuat transaksi antar cabang dengan menggunakan sistem online agar mempermudah nasabah.
"Dulu bawa cek perjalanan ke suatu tempat tapi seiring waktu berjalan mulai hilang. Transaksi antar bank kita buat bisa dengan perlihatkan buku tabungan, teknologi transaksi antar cabang bisa online," tutur Nurul.
Permintaan terhadap digitalisasi yang tinggi, terus terjadi hingga memasuki era millenium. Banyak nasabah membutuhkan akses perbankan secara mudah dan cepat.
"Kebutuhan teknologi diakomodasi terus. Tahun 2000 setiapbuka kantor baru di desa, tengah hutan perkebunan karet sawit kita buat real time online. Hingga akhir ini muncul fintech, nah ini kita dekati perlu sinergi dengan mereka," pungkasnya.
(dmd)