Wall Street Tertekan Selepas The Fed Naikkan Suku Bunga
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat terempas setelah bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga. Melansir CNBC, Kamis (15/12/2016), pasar saham AS bergerak melemah, dimana indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 119,68 poin atau 0,6% menjadi 19.792,53.
Indeks S&P 500 juga melemah 14,62 poin atau 0,81% menjadi 2.253,28. Sektor energi menjadi sektor dengan penurunan terdalam di antara seluruh sektor yang ada. Adapun indeks Nasdaq turun 0,5% menjadi 5.436,67.
Wall Street tertekan setelah The Federal Reserve memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan untuk kedua kalinya dalam satu dekade terakhir.
The Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan kisaran target suku bunga acuannya dari sebelumnya 0,25%-0,5% menjadi 0,5%-0,75%. Suku bunga acuan semalam saat ini berada di level 0,41%. Komite juga menyetujui kenaikan suku bunga kredit primer dari 1% menjadi 1,25%.
Mengutip dari Reuters, Kamis ini, keputusan The Fed menaikkan suku bunga dilakukan setelah Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan dilantik bulan depan, berjanji memotong pajak dan meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur.
Dalam pidatonya, Gubernur Federal Reserve Janet Yellen menunjukkan bahwa bank sentral beradaptasi dengan Trump sebagai salah satu faktor penentuan suku bunga acuan oleh FOMC yang mulai menggeser asumsi kebijakan fiskal. "Kami bekerja di bawah ketidakpastian. Seluruh peserta FOMC mengakui bahwa ada ketidakpastian terhadap perubahan kebijakan ekonomi dan apa efeknya terhadap perekonomian," ujar Yellen seperti dikutip Reuters.
Yellen juga mengisyaratkan The Fed dapat membiarkan perekonomian berjalan panas selama beberapa waktu. Sehingga inflasi dapat melonjak dan pengangguran dapat tetap rendah sebelum The Fed merasa perlu untuk mengetatkan kebijakan.
Indeks S&P 500 juga melemah 14,62 poin atau 0,81% menjadi 2.253,28. Sektor energi menjadi sektor dengan penurunan terdalam di antara seluruh sektor yang ada. Adapun indeks Nasdaq turun 0,5% menjadi 5.436,67.
Wall Street tertekan setelah The Federal Reserve memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan untuk kedua kalinya dalam satu dekade terakhir.
The Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan kisaran target suku bunga acuannya dari sebelumnya 0,25%-0,5% menjadi 0,5%-0,75%. Suku bunga acuan semalam saat ini berada di level 0,41%. Komite juga menyetujui kenaikan suku bunga kredit primer dari 1% menjadi 1,25%.
Mengutip dari Reuters, Kamis ini, keputusan The Fed menaikkan suku bunga dilakukan setelah Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan dilantik bulan depan, berjanji memotong pajak dan meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur.
Dalam pidatonya, Gubernur Federal Reserve Janet Yellen menunjukkan bahwa bank sentral beradaptasi dengan Trump sebagai salah satu faktor penentuan suku bunga acuan oleh FOMC yang mulai menggeser asumsi kebijakan fiskal. "Kami bekerja di bawah ketidakpastian. Seluruh peserta FOMC mengakui bahwa ada ketidakpastian terhadap perubahan kebijakan ekonomi dan apa efeknya terhadap perekonomian," ujar Yellen seperti dikutip Reuters.
Yellen juga mengisyaratkan The Fed dapat membiarkan perekonomian berjalan panas selama beberapa waktu. Sehingga inflasi dapat melonjak dan pengangguran dapat tetap rendah sebelum The Fed merasa perlu untuk mengetatkan kebijakan.
(ven)