Rahasia KA Super Cepat Jepang Aman dan Nyaman bagi Penumpang
A
A
A
TOKYO - Penasihat Strategi Global Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MILT) Takehiko Mori mengungkapkan, Jepang memiliki citra yang kuat dalam memberikan layanan transportasi aman dan nyaman bagi warganya. Mereka yakin kehadiran kereta api (KA) ultrafast Maglev akan berhasil seperti Shinkansen.
“Sejak pertama kali beroperasi, Shinkansen tidak pernah terlibat insiden yang menimbulkan korban jiwa,” ujar Mori di Tokyo, Jepang.
Dia memaparkan ada beberapa faktor mengapa Shinkansen sangat aman bagi para penggunanya. Shinkansen yang melesat 350 km per jam mempunyai jalur khusus, demikian pula dengan KA Maglev. “Dengan begitu kereta ini tidak pernah bersinggungan dengan kereta lain,” kata Mori.
“Selain itu, sinyal kereta tidak berada di stasiun, atau tiang di dekat rel. Tapi ada di bagian depan kereta. Sinyalnya menempel di kereta,” jelasnya.
Shinkansen sangat ramah lingkungan. Berdasarkan data Kementerian MILT perbandingan emisi (g-C02 per orang/km) pesawat terbang dengan kereta tersebut mencapai 5:1.
(Baca: Menanti Kereta Ultrafast Maglev, Jagoan baru Jepang)
Warga Jepang sendiri sangat antusias menyambut kehadiran KA Maglev. Mereka berharap bisa segera menikmati layanan istimewa ini. Namun, masyarakat negeri yang saat ini dipimpin Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe tersebut harus menunggu 11 tahun hingga infrastruktur terutama rel KA rampung.
Hayato, warga Tokyo mengatakan dia amat berharap KA Maglev bisa beroperasi pada 2020. Tahun ini memang amat istimewa bagi Jepang, terutama Tokyo. Untuk kedua kali, Tokyo bakal menjadi tuan rumah Olimpiade.
“Pada tahun Olimpiade 1964 digelar, Jepang meluncurkan Shinkansen. Sara transportasi itu langsung menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Tahun 2020 kami juga bakal menyelenggarakan Olimpiade. Tentu saja saat itu momen yang pas untuk memiliki kereta canggih terbaru,” ungkap Hayato di Stasiun Tokyo.
Pemerintahan PM Abe menilai teknologi KA Maglev seperti halnya Shinkansen bisa mendongkrak perekonomian Jepang dengan cara memasarkannya ke luar negeri. Salah satu negara yang ditawarkan teknologi kereta adalah Amerika Serikat (AS). Saat bertemu dengan Presiden AS Barack Obama tahun lalu, PM Abe mempromosikan cocoknya teknologi transportasi Jepang diterapkan di Negeri Paman Sam.
“Sejak pertama kali beroperasi, Shinkansen tidak pernah terlibat insiden yang menimbulkan korban jiwa,” ujar Mori di Tokyo, Jepang.
Dia memaparkan ada beberapa faktor mengapa Shinkansen sangat aman bagi para penggunanya. Shinkansen yang melesat 350 km per jam mempunyai jalur khusus, demikian pula dengan KA Maglev. “Dengan begitu kereta ini tidak pernah bersinggungan dengan kereta lain,” kata Mori.
“Selain itu, sinyal kereta tidak berada di stasiun, atau tiang di dekat rel. Tapi ada di bagian depan kereta. Sinyalnya menempel di kereta,” jelasnya.
Shinkansen sangat ramah lingkungan. Berdasarkan data Kementerian MILT perbandingan emisi (g-C02 per orang/km) pesawat terbang dengan kereta tersebut mencapai 5:1.
(Baca: Menanti Kereta Ultrafast Maglev, Jagoan baru Jepang)
Warga Jepang sendiri sangat antusias menyambut kehadiran KA Maglev. Mereka berharap bisa segera menikmati layanan istimewa ini. Namun, masyarakat negeri yang saat ini dipimpin Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe tersebut harus menunggu 11 tahun hingga infrastruktur terutama rel KA rampung.
Hayato, warga Tokyo mengatakan dia amat berharap KA Maglev bisa beroperasi pada 2020. Tahun ini memang amat istimewa bagi Jepang, terutama Tokyo. Untuk kedua kali, Tokyo bakal menjadi tuan rumah Olimpiade.
“Pada tahun Olimpiade 1964 digelar, Jepang meluncurkan Shinkansen. Sara transportasi itu langsung menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Tahun 2020 kami juga bakal menyelenggarakan Olimpiade. Tentu saja saat itu momen yang pas untuk memiliki kereta canggih terbaru,” ungkap Hayato di Stasiun Tokyo.
Pemerintahan PM Abe menilai teknologi KA Maglev seperti halnya Shinkansen bisa mendongkrak perekonomian Jepang dengan cara memasarkannya ke luar negeri. Salah satu negara yang ditawarkan teknologi kereta adalah Amerika Serikat (AS). Saat bertemu dengan Presiden AS Barack Obama tahun lalu, PM Abe mempromosikan cocoknya teknologi transportasi Jepang diterapkan di Negeri Paman Sam.
(dmd)