Pegadaian Targetkan OSL 2017 Sebesar Rp4,8 Triliun
A
A
A
SURABAYA - PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah XII Surabaya menargetkan outstanding loan (OSL) di Jawa Timur mencapai Rp4,8 triliun pada 2017 mendatang. Untuk mencapai target ini, Pegadaian memperkenalkan aplikasi Sahabat Pegadaian kepada nasabah.
Adapun target tahun 2016 sebesar Rp3,8 triliun, dengan realisasi mencapai Rp4 triliun. Dengan jumlah target yang tinggi pada tahun depan, Pegadaian memilih masuk pada dunia digital dengan produk Sahabat Pegadaian.
"Ini sebagai salah satu cara untuk memenuhi target yang dinaikan pada tahun 2017. Targetnya naik menjadi Rp4,8 triliun," kata Hakim Setiawan Deputi Bisnis area Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/12/2016).
Hakim menuturkan, prodak terbaru ini sebenarnya sudah diluncurkan pertengahan tahun 2016. Meski demikian, Pegadaian terus mengenalkan prodak ini ke masyarakat. Karena diyakini prodak ini akan menambah jumlah nasabah hingga 15%. Saat ini, jumlah nasabah Pegadaian yang masih aktif sebesar 1,5 juta orang, diprediksi hingga akhir tahun akan meningkat menjadi 1,6 juta nasabah.
Keberadaan Sahabat Pegadaian bakal menjadi pendorong ketertarikan nasabah untuk menggunakan prodak-prodak di Pegadaian. Produk ini sangat sederhana, dimana nasabah tinggal mengaktivasi di play store kemudian mengunduhnya. Nasabah akan mendapatkan poin jika mengajak teman untuk melakukan transaksi dan poin ini bisa ditukarkan uang. "Kalau jumlah transaksinya Rp500 ribu mendapat poin 100, kalau transaksinya Rp20 juta ke atas bisa mendapatkan poin 300," jelas Hakim.
Meski mengandalkan prodak Sahabat Pegadaian, Hakim menambahkan pihaknya juga membuat terobosan-terobosan baru, seperti mobil pelayanan keliling. Mobil ini akan menjangkau lokasi-lokasi yang jauh dari outlet untuk melakukan transaksi. Kemudian menambah jumlah outlet yang ada di pusat perbelanjaan. Penambahan ini diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp1 miliar.
Namun, pihaknya masih melakukan survei lapangan, pusat perbelanjaan mana yang memiliki peluang untuk penambahan outlet. Selama ini, outlet yang tersedia sangat membantu untuk memenuhi semua target yang ditetapkan. Terobosan ini dilakukan supaya Pegadaian bisa menghadapi kondisi perekonomian yang sedang tidak kondusif.
"Ekonomi memang sedang berat, tetapi dengan keberadaan outlet dan program seperti Amanah untuk mendapatkan porsi kursi haji, pembiayaan kendaraan bermotor dan mobil, serta edukasi kepada nasabah tentang investasi emas, saya yakin bisa memenuhi target yang ditetapkan," tegas dia.
Kepala PegadaianKanwil XII Surabaya, Ngadenan menegaskan, tahun 2017 merupakan tahun tantangan bagi Pegadaian. Untuk itu, ia menerangkan sedang merancang strategi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Termasuk membuka outlet-outlet baru yang berada di pusat perbelanjaan.
"Perkembangan outlet di mal cukup bagus, masyarakat banyak yang memanfaatkannya," katanya disela seminar 'Mengenal dan Memilih Investasi Yang Tepat' di Hotel Santika Gubeng Surabaya.
Ngadenan menganalisa, pembukaan outlet di mal mendorong pertumbuhan, hal ini dipengaruhi dengan tren yang terjadi di masyarakat. Saat ini, masyarakat menjadikan mal bukan hanya sebagai lokasi belanja melainkan tempat wisata. Dengan begitu, masyarakat akan melihat lokasi Pegadaian dan mempermudah kalau memakai jasa-jasa yang diterapkan.
"Kami mengedepankan tiga layanan, yakni pembiayaan, investasi, dan multi pembayara online. Itu akan kami pertajam," ungkap dia.
Selain itu, Pegadaian juga mengembangkan pelayanan syariah yang sedang ngetren. Peluang ini ditangkap karena banyak masyarakat yang memakai jasa syariah dalam melakukan transaksi.
Adapun target tahun 2016 sebesar Rp3,8 triliun, dengan realisasi mencapai Rp4 triliun. Dengan jumlah target yang tinggi pada tahun depan, Pegadaian memilih masuk pada dunia digital dengan produk Sahabat Pegadaian.
"Ini sebagai salah satu cara untuk memenuhi target yang dinaikan pada tahun 2017. Targetnya naik menjadi Rp4,8 triliun," kata Hakim Setiawan Deputi Bisnis area Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/12/2016).
Hakim menuturkan, prodak terbaru ini sebenarnya sudah diluncurkan pertengahan tahun 2016. Meski demikian, Pegadaian terus mengenalkan prodak ini ke masyarakat. Karena diyakini prodak ini akan menambah jumlah nasabah hingga 15%. Saat ini, jumlah nasabah Pegadaian yang masih aktif sebesar 1,5 juta orang, diprediksi hingga akhir tahun akan meningkat menjadi 1,6 juta nasabah.
Keberadaan Sahabat Pegadaian bakal menjadi pendorong ketertarikan nasabah untuk menggunakan prodak-prodak di Pegadaian. Produk ini sangat sederhana, dimana nasabah tinggal mengaktivasi di play store kemudian mengunduhnya. Nasabah akan mendapatkan poin jika mengajak teman untuk melakukan transaksi dan poin ini bisa ditukarkan uang. "Kalau jumlah transaksinya Rp500 ribu mendapat poin 100, kalau transaksinya Rp20 juta ke atas bisa mendapatkan poin 300," jelas Hakim.
Meski mengandalkan prodak Sahabat Pegadaian, Hakim menambahkan pihaknya juga membuat terobosan-terobosan baru, seperti mobil pelayanan keliling. Mobil ini akan menjangkau lokasi-lokasi yang jauh dari outlet untuk melakukan transaksi. Kemudian menambah jumlah outlet yang ada di pusat perbelanjaan. Penambahan ini diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp1 miliar.
Namun, pihaknya masih melakukan survei lapangan, pusat perbelanjaan mana yang memiliki peluang untuk penambahan outlet. Selama ini, outlet yang tersedia sangat membantu untuk memenuhi semua target yang ditetapkan. Terobosan ini dilakukan supaya Pegadaian bisa menghadapi kondisi perekonomian yang sedang tidak kondusif.
"Ekonomi memang sedang berat, tetapi dengan keberadaan outlet dan program seperti Amanah untuk mendapatkan porsi kursi haji, pembiayaan kendaraan bermotor dan mobil, serta edukasi kepada nasabah tentang investasi emas, saya yakin bisa memenuhi target yang ditetapkan," tegas dia.
Kepala PegadaianKanwil XII Surabaya, Ngadenan menegaskan, tahun 2017 merupakan tahun tantangan bagi Pegadaian. Untuk itu, ia menerangkan sedang merancang strategi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Termasuk membuka outlet-outlet baru yang berada di pusat perbelanjaan.
"Perkembangan outlet di mal cukup bagus, masyarakat banyak yang memanfaatkannya," katanya disela seminar 'Mengenal dan Memilih Investasi Yang Tepat' di Hotel Santika Gubeng Surabaya.
Ngadenan menganalisa, pembukaan outlet di mal mendorong pertumbuhan, hal ini dipengaruhi dengan tren yang terjadi di masyarakat. Saat ini, masyarakat menjadikan mal bukan hanya sebagai lokasi belanja melainkan tempat wisata. Dengan begitu, masyarakat akan melihat lokasi Pegadaian dan mempermudah kalau memakai jasa-jasa yang diterapkan.
"Kami mengedepankan tiga layanan, yakni pembiayaan, investasi, dan multi pembayara online. Itu akan kami pertajam," ungkap dia.
Selain itu, Pegadaian juga mengembangkan pelayanan syariah yang sedang ngetren. Peluang ini ditangkap karena banyak masyarakat yang memakai jasa syariah dalam melakukan transaksi.
(ven)