USD Menyusut Lawan Yen Saat Mayoritas Pasar Saham Tutup
A
A
A
TOKYO - Dolar Amerika Serikat (USD) tercatat merosot saat melawan yen pada awal perdagangan hari ini, merayap di bawah hasil data ekonomi yang variatif. Perdagangan terlihat tenang ketika beberapa pasar saham utama ditutup karena libur Natal.
Dilansir Reuters, Senin (26/12/2016) greenback mengalami penurunan sebesar 0,2% ke level 117.300 terhadap yen, sedangkan euro stabil pada posisi 1.0457 melawan USD. Mata uang mengambil celah gerak saham dari pasar utang AS yang melihat patokan imbal hasil 10 tahun.
Indikator ekonomi termasuk data keyakinan konsumsen dan perubahan terlihat kuat, tapi sektor pendapatan rumah tangga lebih lambat. "Pasar mata uang kemungkinan ekurangan insentif ketika sebagian pasar utama di Asia, Eropa dan Amerika Utara ditutup. Ada yang mengatakan USD berisiko terhadap yen di bawah 117, saat investor hati-hati terhadap kebijakan proteksionis administrasi Trump," ujar Ahli Strategi Mata Uang Mizuho Securities Masafumi Yamamoto di Tokyo.
Sebelumnya Presiden AS terpilih yakni Donald Trump memilih ekonom Peter Navarro yang dikenal sebagai pengkritik keras China sebagai kepala Dewan Perdagangan Nasional Gedung Putih yang baru dibentuk. Dolar Australia terlihat mendatar terhadap USD pada level 0.7178, ketika hari sebelumnya terperosok ke posisi 0.7160 pada akhir pekan kemarin untuk jadi titik terendah sejak Mei.
Sementara Presiden China Xi Jinping menerangkan pertumbuhan China jatuh di bawah 6,5%. Australia menjadi negara yang paling sensitif terhadap prospek ekonomi dari China, karena merupakan mitra dagang utama.
Dilansir Reuters, Senin (26/12/2016) greenback mengalami penurunan sebesar 0,2% ke level 117.300 terhadap yen, sedangkan euro stabil pada posisi 1.0457 melawan USD. Mata uang mengambil celah gerak saham dari pasar utang AS yang melihat patokan imbal hasil 10 tahun.
Indikator ekonomi termasuk data keyakinan konsumsen dan perubahan terlihat kuat, tapi sektor pendapatan rumah tangga lebih lambat. "Pasar mata uang kemungkinan ekurangan insentif ketika sebagian pasar utama di Asia, Eropa dan Amerika Utara ditutup. Ada yang mengatakan USD berisiko terhadap yen di bawah 117, saat investor hati-hati terhadap kebijakan proteksionis administrasi Trump," ujar Ahli Strategi Mata Uang Mizuho Securities Masafumi Yamamoto di Tokyo.
Sebelumnya Presiden AS terpilih yakni Donald Trump memilih ekonom Peter Navarro yang dikenal sebagai pengkritik keras China sebagai kepala Dewan Perdagangan Nasional Gedung Putih yang baru dibentuk. Dolar Australia terlihat mendatar terhadap USD pada level 0.7178, ketika hari sebelumnya terperosok ke posisi 0.7160 pada akhir pekan kemarin untuk jadi titik terendah sejak Mei.
Sementara Presiden China Xi Jinping menerangkan pertumbuhan China jatuh di bawah 6,5%. Australia menjadi negara yang paling sensitif terhadap prospek ekonomi dari China, karena merupakan mitra dagang utama.
(akr)