Tangkap Peluang Wisata, Kaos Khas Gunungkidul Dipasarkan
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Perkembangan pesat sektor pariwisata Gunungkidul, membuat ikon pariwisata Yogyakarta yang dulu didominasi keraton, Parangtritis dan Candi Prambanan mulai bergeser menuju bumi Handayani ini. Kalau di Bali kita mengenal produk cinderamata kaos kas dengan Joger, maka di Gunungkidul juga mulai bermunculan produk-produk cinderamata kaos khas kabupaten yang juga terkenal sebagai produsen ketela kering/ gaplek ini.
Beberapa anak muda Gunungkidul pun memiliki sebuah ide besar untuk bisa mengangkat cinderamata khas Gunungkidul melalui T-shit atau kaos dan menggunakan outlet bersama., dengan nama Walang Koos Gunungkidul.
Pemilik Walang Kaos Gunungkidul Kendra menerangkan bisnis ini berawal dari upaya berkreasi hingga melalui wahana wisata beburu kaos khas Gunungkidul. Usaha membangun outlet dengan memberikan ruang bagi pengusaha kaos di Gunungkidul ini memang baru pertama kali muncul.
“Outlet ini menjadi ruang bagi pengusaha pengusaha muda kaos khas Gunungkidul untuk bersama-sama memamerkan dan memasarkan kaos yang memiliki ciri khas Gunungkidul,” ungkapnya.
Dijelaskannya usaha yang dibuat tersebut bukan hanya usaha pribadi. Namun usaha bersama untuk memberdayakan pengusaha kaos di Gunungkidul. ”Mereka kita ajak bergabung dan kita ajak memasarkan bersama,” ungkapnya.
Di outlet yang terletak di jalan Ring Road Utara, Kajar, Wonosari ini, sudah ada empat pengusaha yang memamerkan produk di Walang Kos Gunungkidul ini. Pengunjungpun akan dimanjakan dengan berbagai desain menarik sesuai dengan selera dan kemampuan kantongnya, namun semua bertema Gunungkidul. ”Harapan kami wisatawan akan melihat Walang ini sebagai satu-satunya tempat belanja kaos oleh oleh khas Gunungkidul,” imbuhnya.
Dengan outlet bersama ini, para pengusaha kaos bisa terus bertambah sehingga bisa maju dan berkembang seiringan dengan perkembangan pariwisata. Terlebih lagi desain- desain yang disediakan semua bertema tentang Gunungkidul. “Kalau Bali ada Joger, Yogya ada Dagadu, maka kita buat konsep Walang sebagai ikon kita, yaitu makanan khas Gunungkidul. Dan ini oleh-oleh kaos yang khas juga dari Gunungkidul” tambahnya.
Bupati Gunungkidul Badingah mengungkapkan, konsep kaos khas Gunungkidul ini cukup menarik. Sebuah ide besar dari kaum muda lokal Gunungkidul tersebut harus disupport.” Ini sangat menarik dan kita akan bawa ini sebagai cinderamata kita apabila kita keluar daerah,” ungkapnya.
Menurutnya dengan membangun outlet bersama dengan produk tshit khas Gunungkidul merupakan sebuah ide besar dalam menciptakan cinderamata khas. Hal ini juga bentuk kemampuan warga berpartisipasi dan berkreasi dalam perkembangan parisiwata.
”Memang masyarakat harus aktif terlibat dalam perkembangan pariwisata dan tidak hanya menonton. Melalui kolaborasi outlet ini menjadi bukti kaum muda mampu berkreasi dan menciptakan lapangan pekerjaan dan ikut mengenalkan Gunungkidul ke kancah luas,” kata dia.
Beberapa anak muda Gunungkidul pun memiliki sebuah ide besar untuk bisa mengangkat cinderamata khas Gunungkidul melalui T-shit atau kaos dan menggunakan outlet bersama., dengan nama Walang Koos Gunungkidul.
Pemilik Walang Kaos Gunungkidul Kendra menerangkan bisnis ini berawal dari upaya berkreasi hingga melalui wahana wisata beburu kaos khas Gunungkidul. Usaha membangun outlet dengan memberikan ruang bagi pengusaha kaos di Gunungkidul ini memang baru pertama kali muncul.
“Outlet ini menjadi ruang bagi pengusaha pengusaha muda kaos khas Gunungkidul untuk bersama-sama memamerkan dan memasarkan kaos yang memiliki ciri khas Gunungkidul,” ungkapnya.
Dijelaskannya usaha yang dibuat tersebut bukan hanya usaha pribadi. Namun usaha bersama untuk memberdayakan pengusaha kaos di Gunungkidul. ”Mereka kita ajak bergabung dan kita ajak memasarkan bersama,” ungkapnya.
Di outlet yang terletak di jalan Ring Road Utara, Kajar, Wonosari ini, sudah ada empat pengusaha yang memamerkan produk di Walang Kos Gunungkidul ini. Pengunjungpun akan dimanjakan dengan berbagai desain menarik sesuai dengan selera dan kemampuan kantongnya, namun semua bertema Gunungkidul. ”Harapan kami wisatawan akan melihat Walang ini sebagai satu-satunya tempat belanja kaos oleh oleh khas Gunungkidul,” imbuhnya.
Dengan outlet bersama ini, para pengusaha kaos bisa terus bertambah sehingga bisa maju dan berkembang seiringan dengan perkembangan pariwisata. Terlebih lagi desain- desain yang disediakan semua bertema tentang Gunungkidul. “Kalau Bali ada Joger, Yogya ada Dagadu, maka kita buat konsep Walang sebagai ikon kita, yaitu makanan khas Gunungkidul. Dan ini oleh-oleh kaos yang khas juga dari Gunungkidul” tambahnya.
Bupati Gunungkidul Badingah mengungkapkan, konsep kaos khas Gunungkidul ini cukup menarik. Sebuah ide besar dari kaum muda lokal Gunungkidul tersebut harus disupport.” Ini sangat menarik dan kita akan bawa ini sebagai cinderamata kita apabila kita keluar daerah,” ungkapnya.
Menurutnya dengan membangun outlet bersama dengan produk tshit khas Gunungkidul merupakan sebuah ide besar dalam menciptakan cinderamata khas. Hal ini juga bentuk kemampuan warga berpartisipasi dan berkreasi dalam perkembangan parisiwata.
”Memang masyarakat harus aktif terlibat dalam perkembangan pariwisata dan tidak hanya menonton. Melalui kolaborasi outlet ini menjadi bukti kaum muda mampu berkreasi dan menciptakan lapangan pekerjaan dan ikut mengenalkan Gunungkidul ke kancah luas,” kata dia.
(akr)