Kembangkan Pasar SBSN, BCA Dianugerahi Empat Penghargaan
A
A
A
JAKARTA - Berkat kerja keras dan komitmennya dalam mengembangkan pangsa pasar Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA meraih empat penghargaan sekaligus dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Keempat penghargaan tersebut adalah Peserta Lelang SBSN Terbaik 2016, Agen Penjual Sukuk Negara Ritel Terbaik 2016, Agen Penjual Sukuk Tabungan Terbaik 2016, dan Investor Utama SBSN Domestik.
“Berdiri sejak 1957, BCA hadir di tengah masyarakat Indonesia dan tak pernah berhenti menawarkan beragam solusi perbankan yang menjawab kebutuhan finansial nasabah dari berbagai kalangan. Tahun ini, BCA dipercaya oleh pemerintah Indonesia menjadi salah satu agen penjual Sukuk Negara Ritel seri SR-008 dan Sukuk Tabungan seri ST-001," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/12/2016).
"Kami melihat Sukuk Negara Ritel dan Sukuk Tabungan yang merupakan bagian dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini bermanfaat memberikan alternatif investasi berbasis syariah kepada masyarakat Indonesia. Karenanya, kami berterima kasih telah dipercaya pemerintah untuk memperluas pasar sukuk di Indonesia yang sejalan dengan visi kami untuk senantiasa memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” lanjutnya.
Jahja mengatakan, keempat penghargaan yang diberikan Kementerian Keuangan menunjukkan bukti komitmen BCA untuk mengembangkan pasar keuangan syariah di Indonesia, sekaligus mendukung terciptanya keuangan inklusif di Indonesia.
Keberadaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) memiliki nilai yang strategis bagi pemerintah. Sebagaimana diketahui, penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-008 dan Sukuk Tabungan seri ST-001 dapat mendorong mobilisasi dana masyarakat dan memperluas basis investor dalam rangka diversifikasi pembiayaan proyek-proyek APBN.
Menurutnya, partisipasi dan komitmen BCA dalam meningkatkan pasar sukuk di Indonesia diharapkan dapat berkontribusi terhadap kemandirian bangsa dalam membiayai pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
“Tentunya penghargaan ini menjadi sebuah prestasi yang membanggakan dan akan semakin memotivasi kami untuk terus meningkatkan kinerja mewujudkan pasar sukuk yang efektif dan efisien dalam menggerakkan roda perekonomian di Indonesia,” tambah Jahja.
Kriteria yang menjadi penilaian Kementerian Keuangan adalah partisipasi BCA di pasar perdana sukuk yang dicerminkan melalui frekuensi dan volume penawaran yang disampaikan dan dimenangkan, serta performa BCA di pasar sekunder sukuk yang dicerminkan melalui frekuensi dan volume perdagangan. Terkait performa BCA di pasar sekunder, BCA menjual Sukuk Negara Ritel seri SR-008 yang diterbitkan pada 19 Februari-4 Maret 2016 dengan tingkat imbalan sebesar 8,3% per tahun.
Sementara itu, BCA menjual Sukuk Tabungan seri ST-001 yang diterbitkan pada 22 Agustus-2 September 2016 dengan tingkat imbalan sebesar 6,9% per tahun. Antuasiame yang tinggi dari masyarakat mendorong pemerintah menerbitkan Sukuk Negara Ritel seri SR-008 sebesar Rp31,5 triliun dan Sukuk Tabungan seri ST-001 Rp2,58 triliun.
“Besar harapan kami penjualan SR-008 dan ST-001 yang telah digalakkan dapat turut membantu pemerintah Indonesia untuk memenuhi target pembiayaan dalam APBN sehingga mendukung kelancaran proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah secara berkesinambungan," pungkas Jahja.
“Berdiri sejak 1957, BCA hadir di tengah masyarakat Indonesia dan tak pernah berhenti menawarkan beragam solusi perbankan yang menjawab kebutuhan finansial nasabah dari berbagai kalangan. Tahun ini, BCA dipercaya oleh pemerintah Indonesia menjadi salah satu agen penjual Sukuk Negara Ritel seri SR-008 dan Sukuk Tabungan seri ST-001," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/12/2016).
"Kami melihat Sukuk Negara Ritel dan Sukuk Tabungan yang merupakan bagian dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini bermanfaat memberikan alternatif investasi berbasis syariah kepada masyarakat Indonesia. Karenanya, kami berterima kasih telah dipercaya pemerintah untuk memperluas pasar sukuk di Indonesia yang sejalan dengan visi kami untuk senantiasa memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” lanjutnya.
Jahja mengatakan, keempat penghargaan yang diberikan Kementerian Keuangan menunjukkan bukti komitmen BCA untuk mengembangkan pasar keuangan syariah di Indonesia, sekaligus mendukung terciptanya keuangan inklusif di Indonesia.
Keberadaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) memiliki nilai yang strategis bagi pemerintah. Sebagaimana diketahui, penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-008 dan Sukuk Tabungan seri ST-001 dapat mendorong mobilisasi dana masyarakat dan memperluas basis investor dalam rangka diversifikasi pembiayaan proyek-proyek APBN.
Menurutnya, partisipasi dan komitmen BCA dalam meningkatkan pasar sukuk di Indonesia diharapkan dapat berkontribusi terhadap kemandirian bangsa dalam membiayai pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
“Tentunya penghargaan ini menjadi sebuah prestasi yang membanggakan dan akan semakin memotivasi kami untuk terus meningkatkan kinerja mewujudkan pasar sukuk yang efektif dan efisien dalam menggerakkan roda perekonomian di Indonesia,” tambah Jahja.
Kriteria yang menjadi penilaian Kementerian Keuangan adalah partisipasi BCA di pasar perdana sukuk yang dicerminkan melalui frekuensi dan volume penawaran yang disampaikan dan dimenangkan, serta performa BCA di pasar sekunder sukuk yang dicerminkan melalui frekuensi dan volume perdagangan. Terkait performa BCA di pasar sekunder, BCA menjual Sukuk Negara Ritel seri SR-008 yang diterbitkan pada 19 Februari-4 Maret 2016 dengan tingkat imbalan sebesar 8,3% per tahun.
Sementara itu, BCA menjual Sukuk Tabungan seri ST-001 yang diterbitkan pada 22 Agustus-2 September 2016 dengan tingkat imbalan sebesar 6,9% per tahun. Antuasiame yang tinggi dari masyarakat mendorong pemerintah menerbitkan Sukuk Negara Ritel seri SR-008 sebesar Rp31,5 triliun dan Sukuk Tabungan seri ST-001 Rp2,58 triliun.
“Besar harapan kami penjualan SR-008 dan ST-001 yang telah digalakkan dapat turut membantu pemerintah Indonesia untuk memenuhi target pembiayaan dalam APBN sehingga mendukung kelancaran proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah secara berkesinambungan," pungkas Jahja.
(dmd)