REI Akui Iklim Bisnis Properti Tahun Ini Alami Masa Sulit

Kamis, 29 Desember 2016 - 14:29 WIB
REI Akui Iklim Bisnis Properti Tahun Ini Alami Masa Sulit
REI Akui Iklim Bisnis Properti Tahun Ini Alami Masa Sulit
A A A
YOGYAKARTA - Iklim investasi properti di Yogyakarta tahun ini sedang mengalami masa suram. Menurunnya daya beli masyarakat membuat iklim bisnis ini tak semoncer dua tiga tahun lalu. Pertumbuhan penjualan properti baik perumahan ataupun ruko tidak mengalami perbaikan bahkan berkurang lebih banyak.

Ketua Bidang Organisasi Real Estate Indonesia (REI) Yogyakarta, Ilham Muhammad Nur mengakui jika iklim bisnis properti di Yogyakarta memang tengah mengalami masa sulit. Investasi yang dilakukan pengusaha properti belum membuahkan hasil di mana perumahan dan juga ruko tak banyak dibeli oleh masyarakat.

Bisnis properti berbagai kelas baik hunian eksklusif, menengah ataupun rumah murah juga tergerus. "Daya beli masyarakat yang menurun memang membuat bisnis kami juga terpengaruh," kata dia di Yogyakarta, Kamis (29/12/2016).

Menurutnya, dalam dua terakhir penjualan properti memang masih lesu. Akibatnya, para pengusaha properti atau pengembang memilih untuk menahan investasi mereka. Mereka kini fokus menghabiskan stok yang ada ketimbang membangun yang baru. Dan untuk membangun perumahan yang baru, mereka masih berpikir dua kali.

Menjelang akhir tahun ini, pihaknya memiliki keyakinan bahwa tahun depan bisnis properti akan mengalami pertumbuhan. Besar harapan para pengembang dengan adanya alokasi dana dari tax amnesty atau pengampunan pajak.

Seperti diketahui jika dana tax amnesty baru akan digunakan tahun depan setelah aliran dana tax amnesty mulai terjadi pada 2016 sejak diundangkan. Keyakinan ini semakin bertambah seiring dengan mulai dilakukan pembangunan bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo.

Pihaknya meyakini NYIA akan menjadi magnet baru dari ekonomi di Yogyakarta. Biasanya, di seputaran bandara akan tumbuh perumahan-perumahan baru serta sektor-sektor bisnis yang lain. "Kami optimis bisa tumbuh lebih baik," ucapnya.

Namun, terkait dengan potensi bandara baru, dia belum mengetahui seberapa besar yang bisa dinikmati para pengembang lokal. Hingga saat ini pihaknya belum mengetahui secara detil proses perkembangan dari pembangunan bandara baru tersebut. Terutama proses pembebasan lahan yang dilakukan PT Angkasa Pura I selaku pemilik proyek.

Di samping itu, meskipun beredar informasi jika bandara baru juga akan dikembangkan menjadi airport city di mana seputaran bandara juga akan dikembangkan dan terbuka untuk investor lokal, tetapi sampai saat ini mereka belum mendapat sosialisasi secara langsung dari pemilik proyek.

Dia mengatakan, pengembang lokal bersedia jika akan dilibatkan. "Kami tertarik jika nanti dilibatkan," katanya.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, bandara baru NYIA akan dibangun dengan konsep berbeda yaitu dikembangkan ke arah Airport City.

Di seputaran bandara juga akan ditata dan dibangun menjadi sebuah kawasan terpadu mulai dari pemukiman, bisnis hingga kawasan pendidikan. "Baru pertama kali dikembangkan di Indonesia," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4708 seconds (0.1#10.140)