JAPFA Foundation Bangun 210 Jamban Sehat di Lamongan

Kamis, 29 Desember 2016 - 23:01 WIB
JAPFA Foundation Bangun 210 Jamban Sehat di Lamongan
JAPFA Foundation Bangun 210 Jamban Sehat di Lamongan
A A A
JAKARTA - PT Jakamitra Indonesia bersama JAPFA Foundation mendukung program Open Defecation Free (ODF) Kabupaten Lamongan melalui pembangunan 210 jamban sehat untuk 15 desa. Pembangunan 210 jamban sehat ditandai dengan peletakan batu pertama di Desa Sidokelar Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Head of JAPFA Foundation Andi Prasetyo mengatakan pembangunan jamban sehat merupakan upaya meningkatkan ODF di Kabupaten Lamongan, karena selama ini baru 60% desa memiliki jamban sehat. Hasil survei menunjukkan bahwa kebutuhan jamban sehat di 15 desa Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebanyak 162 unit. Jumlah tersebut sesuai dengan data KK dari BPS Kabupaten Lamongan.

“Dari total 162 unit jamban yang sesuai dengan data KK dari BPS Pemkab Lamongan, kami JAPFA Foundation menambah lagi dengan 48 unit jamban sehat, berdasarkan hasil survei fisik tim kami di lapangan. Sehingga total pembangunan jamban sehat di Kabupaten Lamongan adalah 210 unit jamban di 15 desa,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Pembangunan jamban sehat, kata Andi, sesuai dengan pilar kesehatan dari program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan JAPFA Foundation. Program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Paciran ini dilaksanakan di Desa Kemantren, Desa Sidokelar dan Desa Tlogosadang.

Andi menjelaskan untuk satu unit jamban yang dikategorikan sehat adalah satu unit jamban, dua unit bomdes dan pipanisasi. “Sesuai hasil survei di lapangan, kondisi jamban yang dimiliki masyarakat desa, sebanyak 28 persen masih sangat tradisional. Sedangkan yang tidak punya jamban 72 persen. Kondisi riil inilah yang melatarbelakangi program pembangunan jamban sehat di Paciran,” tambahnya.

Untuk program ODF, JAPFA Foundation melibatkan masyarakat Kecamatan Paciran mulai dari karang taruna, pelajar dan pramuka, ulama, babinsa dan elemen masyarakat lainnya. Sebelumnya dilakukan proses pemilihan setiap anggota masyarakat yang akan dilibatkan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan pekerjaan di lapangan. Kemudian dibentuk satu Tim Gotong Royong untuk bekerja di setiap desa.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7450 seconds (0.1#10.140)