Pelni Perkuat Konektivitas Kepulauan Seribu dan Jakarta
A
A
A
JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menerangkan sejak tahun lalu telah melayani pelayaran menuju kepulauan Seribu, di antaranya Pulau Bidadari dan Pulau Pari. Meski belum menyentuh semua pulau secara keseluruhan, Pelni sudah memberikan kemudahan konektivitas masyarakat lewat kapal perintis Sabuk Nusantara (Sanus) 46 yang berangkat dari Pelabuhan Sunda Kelapa.
"Dari Sunda Kelapa ke Pulau Bidadari, Pulau Pari, Pulau Untung Jawa, Pulau Payung, Pulau Pramuka dan ada Pulau Kelapa. Ini yang kita layari dengan kapal perintis yang diresmikan tahun lalu. Intinya ada konektivitas di Kepulauan Seribu dan Jakarta. Sehingga enggak ada lagi perbedaan orang pulau dan yang enggak, baru satu kapalnya akan ditambah," ujar Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro di Jakarta, Rabu (4/1/2017).
Lebih lanjut dia menambahkan Sanus 46 tidak berangkat dari Muara Angke karena tidak memenuhi spesifikasi kedalaman buat kapal Pelni untuk bersandar. Menurutnya kedalaman dua meter tidak sesuai dengan kapal Pelni.
"Kita lakukan langkah survei ke Muara Angke, memang pelabuhannya cukup tradisional. Jadi, memang secara kedalaman untuk kapal kami belum memenuhi karena hanya dua meter, kapal kami membutuhkan 3,5 meter sampai 4 meter," sambungnya
Jenis kapal yang berbeda ini, terang dia, bukan berarti perusahaan tak bisa melayani pelayaran ke pulau-pulai lain di wilayah Kepulauan Seribu. Namun, kendalanya ada beberapa pulau yang tidak bisa disandari karena perbedaan spesifikasi tersebut.
"Kita masuk ke Pulau Tidung, kita ulangi kembali survei di sana. Jalurnya sempit 2 meter lagi, enggak mungkin. Kita enggak bisa sandar di Pulau Tidung, kalau di sana berlabuh khawatir keselamatan penumpang," paparnya.
"Dari Sunda Kelapa ke Pulau Bidadari, Pulau Pari, Pulau Untung Jawa, Pulau Payung, Pulau Pramuka dan ada Pulau Kelapa. Ini yang kita layari dengan kapal perintis yang diresmikan tahun lalu. Intinya ada konektivitas di Kepulauan Seribu dan Jakarta. Sehingga enggak ada lagi perbedaan orang pulau dan yang enggak, baru satu kapalnya akan ditambah," ujar Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro di Jakarta, Rabu (4/1/2017).
Lebih lanjut dia menambahkan Sanus 46 tidak berangkat dari Muara Angke karena tidak memenuhi spesifikasi kedalaman buat kapal Pelni untuk bersandar. Menurutnya kedalaman dua meter tidak sesuai dengan kapal Pelni.
"Kita lakukan langkah survei ke Muara Angke, memang pelabuhannya cukup tradisional. Jadi, memang secara kedalaman untuk kapal kami belum memenuhi karena hanya dua meter, kapal kami membutuhkan 3,5 meter sampai 4 meter," sambungnya
Jenis kapal yang berbeda ini, terang dia, bukan berarti perusahaan tak bisa melayani pelayaran ke pulau-pulai lain di wilayah Kepulauan Seribu. Namun, kendalanya ada beberapa pulau yang tidak bisa disandari karena perbedaan spesifikasi tersebut.
"Kita masuk ke Pulau Tidung, kita ulangi kembali survei di sana. Jalurnya sempit 2 meter lagi, enggak mungkin. Kita enggak bisa sandar di Pulau Tidung, kalau di sana berlabuh khawatir keselamatan penumpang," paparnya.
(akr)