Harga Mahal, Industri Sambal Rumahan Kurangi Cabai

Sabtu, 07 Januari 2017 - 03:19 WIB
Harga Mahal, Industri Sambal Rumahan Kurangi Cabai
Harga Mahal, Industri Sambal Rumahan Kurangi Cabai
A A A
BLITAR - Cabai merupakan salah satu komoditas yang banyak diminati warga Indonesia, karena banyak kuliner di negeri ini yang menjadikan sambal sebagai teman santap. Mahalnya harga cabai yang naik tiga kali lipat pada akhir-akhir ini membuat banyak masyarakat, pedagang, dan industri sambal rumah tangga “mual-mual”.

Betapa tidak, harga cabai di pasar tradisional di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bisa mencapai Rp90.000-Rp110.000 per kilogram. Alhasil membuat industri sambal rumah tangga putar otak agar biaya produksi tidak membengkak.

Bila mereka membebankan kenaikan harga kepada kenaikan produknya, hal ini dapat membuat konsumen urung membeli. Perajin sambal pecel di Blitar pun mengaku tidak berani menaikkan harga produk sambal mereka.

Supriyati, salah satu produsen sambal pecel di Desa Gleduk, Kecamatan Sanan Kulon, Blitar, mengatakan sejak harga cabai mahal, omzet penjualan sambal pecel miliknya menurun drastis. “Dengan harga cabai yang mahal sekarang, biaya produksi bertambah hingga Rp500 ribu. Jadi omzet sambal saya tergerus. Saya harap pemerintah bisa menurunkan harga cabai,” ujarnya kepada MNC Media, Jumat (6/1/2017).

Untuk mensiasati agar usahanya tetap berjalan di saat harga cabai melambung tinggi sekarang, Supriyati terpaksa mengurangi jumlah cabai dalam produk sambal pecelnya.

Bila sebelumnya harga cabai Rp30.000 per kg, Supriyati menghabiskan 11 kilogram cabai untuk produknya. Kini dengan harga menembus Rp90.000 per kg, ia mengurangi jumlah cabai dalam produksinya, dengan hanya sembilan kilogram.

Untuk setiap toples sambal pecelnya, dijual seharga Rp35.000. Dalam satu hari, ia bisa memperoleh omzet hingga Rp3,5 juta. Namun karena harga cabai sekarang meninggi, ia mengalami penurunan omzet. Ia hanya berharap sederhana kepada pemerintah, yaitu harga cabai bisa segera normal sehingga usahanya tidak gulung tikar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5746 seconds (0.1#10.140)