Cadangan Devisa China Terjun ke Level Terendah sejak 2011

Sabtu, 07 Januari 2017 - 18:39 WIB
Cadangan Devisa China Terjun ke Level Terendah sejak 2011
Cadangan Devisa China Terjun ke Level Terendah sejak 2011
A A A
BEIJING - Cadangan devisa (cadev) China pada Desember 2016 turun untuk bulan keenam, namun cadangan tersebut berada di level terendah sejak Februari 2011 di tengah otoritas melangkah untuk mendukung yuan menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump.

Seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (7/1/2017), cadangan devisa China menyusut USD41 miliar pada Desember. Sementara, para analis memperkirakan cadangan devisa China akan menurun sebesar USD51 miliar.

Untuk tahun secara keseluruhan, cadangan devisa China turun hampir USD320 miliar di atas rekor penurunan sebesar USD513 milira pada 2015.

Beberapa analis memperkirakan dibutuhkan minimal sebesar USD2,6 triliun hingga USD2,8 triliun untuk mempertahankan cadangan devisa sesuai rasio kesukupan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Pasalnya, jika tekanan terhadap yuan berlanjut, analis menduga China akan terus mengetatkan arus keluar melalui sarana administrasi dan peraturan. Di sisi akan menerkam secara sporadis pada penjual di pasar forex untuk mencegah mereka melakukan taruhan berlebihan terhadap mata uang.

Namun, jika terus membakar cadangan dengan kecepatan tinggi, beberapa pakar percaya bahwa para pemimpin China mungkin memiliki sedikit pilihan selain devaluasi seperti 2015, yang kemungkinan akan mengacaukan pasar keuangan global dan menimbulkan ketegangan dengan pemerintahan Trump.

Yaun sendiri terhadap USD terdepresiasi hingga sebesar 6,6% sepanjang 2016, kerugian terbesar dalams atu tahun sejak 1994, dan diperkirakan akan melemah lebih lanjut tahun ini jika USD terus bergerak menguat.

Alasan utama cadangan devisa China jatuh pada 2016 karena bank sentral China menggunakan cadev untuk menstabilkan yuan, kata regulator devisa negara tersebut.

China sendiri telah meningkatkan upaya dalam beberapa pekan terakhir untuk menopang yuan dan mengekang arus modal keluar, memicu spekulasi mencengkeram mata uang menjelang peresmian Donald Trump memimpin AS pada 20 Januari 2017 dan liburan Tahun Baru Imlek yang cukup panjang di akhir bulan.

Pekan ini bank sentral juga menetapkan tarif harian yang lebih tinggi untuk yuan, hiking itu paling dalam satu dekade pada Jumat, dan Beijing diduga mendorong yuan sebagai biaya pinjaman di Hong Kong untuk mencegah investor asing membuat taruhan bearish pada mata uang.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3202 seconds (0.1#10.140)