50 Perusahaan Paling Inovatif di Dunia Tahun 2016
A
A
A
BOSTON - Konsultan manajemen terkemuka di dunia, Boston Consulting Group (BCG) kembali merilis hasil survei terbaru, yaitu 50 perusahaan paling inovatif di planet bumi pada tahun 2016 yang baru lewat.
Melansir dari CNBC, Kamis (12/1/2017), Apple, Google, Tesla, Microsoft, Amazon, dan Netflix berada di enam teratas dari 50 perusahaan paling inovatif sepanjang 2016. Dan hampir 70% dari perusahaan paling inovatif di dunia pada 2016 berada di Amerika Serikat.
BCG, lembaga yang berdiri sejak 1963 dan memiliki 87 kantor di 45 negara, mengatakan bahwa survei ini berdasarkan 1.500 responden yang merupakan kalangan profesional.
Apple sendiri nangkring di puncak daftar BCG untuk ke-11 kalinya berturut-turut. Sebuah hal yang tidak mengejutkan, mengingat biaya besar yang mereka keluarkan untuk penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). Raksasa elektronik ini menginvestasikan USD10 juta atau sekitar Rp132,8 miliar (estimasi kurs Rp13.286/USD) untuk R&D untuk tahun fiskal yang berakhir 24 September 2016.
Sementara itu, Google dengan aturan “20% time”, yaitu aturan kerja hanya 20% ketimbang aturan jam normal perusahaan lain, telah menggairahkan karyawan mereka. Hal ini agar karyawan lebih kreatif dan inovatif, sehingga tidak terjebak dalam rutinitas. Alhasil, passion karyawan membuat Google berada di tempat kedua selama tiga tahun berturut-turut.
Dua perusahaan Asia berhasil masuk sepuluh besar, dengan Samsung Group Korea Selatan di peringkat tujuh dan Toyota Motor Jepang di belakangnya. Total ada enam perusahaan Asia di dalam daftar.
Untuk Eropa, terdapat sepuluh perusahaan Benua Biru yang masuk, diantaranya Bayer di nomor 11, BMW di peringkat 14, dan Daimler di urutan 16.
Andrew Taylor, mitra BCG mengatakan inovator yang paling sukses saat ini bila mampu menciptakan keseimbangan strategis antara inovasi internal dan eskternal. “Mereka cerdas dan efisien dalam melihat perkembangan di luar dan memadukan dengan ide, lalu cekatan mengimplementasikan di dalam,” ujarnya.
Penelitian BCG menemukan bahwa mayoritas inovator yang kuat mengambil pendekatan analitis untuk mengejar ide-ide baru. Sebanyak 65% dari perusahaan yang ada di daftar, selalu mengembangkan perspektif segar untuk mengaplikasikan ide-ide baru. Selain itu, sebanyak 62% melakukan pendekatan dengan cara memberi modal ventura pada perusahaan dan melakukan inkubator bisnis.
Melansir dari CNBC, Kamis (12/1/2017), Apple, Google, Tesla, Microsoft, Amazon, dan Netflix berada di enam teratas dari 50 perusahaan paling inovatif sepanjang 2016. Dan hampir 70% dari perusahaan paling inovatif di dunia pada 2016 berada di Amerika Serikat.
BCG, lembaga yang berdiri sejak 1963 dan memiliki 87 kantor di 45 negara, mengatakan bahwa survei ini berdasarkan 1.500 responden yang merupakan kalangan profesional.
Apple sendiri nangkring di puncak daftar BCG untuk ke-11 kalinya berturut-turut. Sebuah hal yang tidak mengejutkan, mengingat biaya besar yang mereka keluarkan untuk penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). Raksasa elektronik ini menginvestasikan USD10 juta atau sekitar Rp132,8 miliar (estimasi kurs Rp13.286/USD) untuk R&D untuk tahun fiskal yang berakhir 24 September 2016.
Sementara itu, Google dengan aturan “20% time”, yaitu aturan kerja hanya 20% ketimbang aturan jam normal perusahaan lain, telah menggairahkan karyawan mereka. Hal ini agar karyawan lebih kreatif dan inovatif, sehingga tidak terjebak dalam rutinitas. Alhasil, passion karyawan membuat Google berada di tempat kedua selama tiga tahun berturut-turut.
Dua perusahaan Asia berhasil masuk sepuluh besar, dengan Samsung Group Korea Selatan di peringkat tujuh dan Toyota Motor Jepang di belakangnya. Total ada enam perusahaan Asia di dalam daftar.
Untuk Eropa, terdapat sepuluh perusahaan Benua Biru yang masuk, diantaranya Bayer di nomor 11, BMW di peringkat 14, dan Daimler di urutan 16.
Andrew Taylor, mitra BCG mengatakan inovator yang paling sukses saat ini bila mampu menciptakan keseimbangan strategis antara inovasi internal dan eskternal. “Mereka cerdas dan efisien dalam melihat perkembangan di luar dan memadukan dengan ide, lalu cekatan mengimplementasikan di dalam,” ujarnya.
Penelitian BCG menemukan bahwa mayoritas inovator yang kuat mengambil pendekatan analitis untuk mengejar ide-ide baru. Sebanyak 65% dari perusahaan yang ada di daftar, selalu mengembangkan perspektif segar untuk mengaplikasikan ide-ide baru. Selain itu, sebanyak 62% melakukan pendekatan dengan cara memberi modal ventura pada perusahaan dan melakukan inkubator bisnis.
(ven)