Kadin Siap Hadapi Tantangan Sektor Transportasi dan Logistik
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai masih banyaknya pekerjaan rumah pada sektor transportasi yang harus diselesaikan untuk menghadapi tantangan pada 2017. Meski demikian, Kadin menyatakan kesiapannya khususnya untuk sektor transportasi dan logistik.
Wakil Ketua Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto menyatakan sektor transportasi merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, sektor transportasi menyumbang 5,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016. Dan pertumbuhan rata-rata sektor tranportasi pertahun di atas 7% atau lebih besar dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan.
“Setelah melewati masa sulit beberapa tahun terakhir, tentunya kami berharap 2017 akan memberikan angin segar bagi sektor transportasi dan logistik,” katanya dalam siaran pers, Kamis (19/1/2017).
Kadin Indonesia mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah mendorong terjadinya peningkatan konektivitas dan infrastruktur Indonesia. Berdasarkan, Global Competitiveness Report, peringkat Indonesia pada seluruh komponen (infrastruktur, jalan, transportasi laut, transportasi udara dan kereta api) membaik pada 2016 jika dibandingkan 2015, kendati masih berada di bawah beberapa negara ASEAN lain.
Namun demikian, hingga kini sektor transportasi masih menghadapi pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan, seperti pada kondisi transportasi jalan yang kerap mengalami kemacetan serta sarana dan pra sarana yang belum memadai, kereta api yang masih mengalami keterbatasan kapasitas angkut.
Begitu pula sektor transportasi laut yang masih menghadapi tantangan produktivitas bongkar muat yang masih rendah, dan transportasi udara yang masih mengalami beberapa hambatan regulasi.
Carmelita mengatakan keberhasilan pembangunan sektor transportasi menjadi tugas bersama antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan masyarakat. Diharapkan, seluruh elemen bangsa berkontribusi secara konstruktif mencari solusi efektif dan berkelanjutan dalam membangun transportasi di Indonesia pada masa yang akan datang. “Ini adalah tugas bersama untuk memberikan kontribusi demi kemajuan transportasi nasional,” katanya.
Pada sisi lain, transportasi sebagai bagian dari rantai pasok logistik memiliki peran penting dalam tatanan ekonomi nasional. Untuk itu, pembenahan sektor transportasi perlu dilakukan dengan mengedepankan sistem transportasi yang terintegrasi dan efisien.
“Peran transportasi yang terintegrasi dan efisien akan mendorong peningkatan daya saing nasional, sekaligus memperlancar ketersediaan komoditas strategis yang bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Belum efisien dan terintegrasinya sistem transportasi dikarenakan sistem transportasi yang masih berjalan secara parsial dan sektoral. Akibatnya, berdampak pada besarnya biaya transportasi dalam struktur biaya logistik.
Kedepannya, Kadin Indonesia mendorong agar terjadinya sistem logistik dan transportasi yang terintegrasi dan efisien untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar bebas saat ini.
Untuk itu, diperlukan pembenahan daya saing infrastruktur transportasi, peningkatan kapabilitas penyedia jasa logistik. Selain itu, sarana dan prasarana pendukung juga menjadi penting seperti penerapan teknologi informasi (TI) untuk sistem layanan dokumen berbasis elektronik (electronic data interchange).
Wakil Ketua Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto menyatakan sektor transportasi merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, sektor transportasi menyumbang 5,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016. Dan pertumbuhan rata-rata sektor tranportasi pertahun di atas 7% atau lebih besar dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan.
“Setelah melewati masa sulit beberapa tahun terakhir, tentunya kami berharap 2017 akan memberikan angin segar bagi sektor transportasi dan logistik,” katanya dalam siaran pers, Kamis (19/1/2017).
Kadin Indonesia mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah mendorong terjadinya peningkatan konektivitas dan infrastruktur Indonesia. Berdasarkan, Global Competitiveness Report, peringkat Indonesia pada seluruh komponen (infrastruktur, jalan, transportasi laut, transportasi udara dan kereta api) membaik pada 2016 jika dibandingkan 2015, kendati masih berada di bawah beberapa negara ASEAN lain.
Namun demikian, hingga kini sektor transportasi masih menghadapi pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan, seperti pada kondisi transportasi jalan yang kerap mengalami kemacetan serta sarana dan pra sarana yang belum memadai, kereta api yang masih mengalami keterbatasan kapasitas angkut.
Begitu pula sektor transportasi laut yang masih menghadapi tantangan produktivitas bongkar muat yang masih rendah, dan transportasi udara yang masih mengalami beberapa hambatan regulasi.
Carmelita mengatakan keberhasilan pembangunan sektor transportasi menjadi tugas bersama antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan masyarakat. Diharapkan, seluruh elemen bangsa berkontribusi secara konstruktif mencari solusi efektif dan berkelanjutan dalam membangun transportasi di Indonesia pada masa yang akan datang. “Ini adalah tugas bersama untuk memberikan kontribusi demi kemajuan transportasi nasional,” katanya.
Pada sisi lain, transportasi sebagai bagian dari rantai pasok logistik memiliki peran penting dalam tatanan ekonomi nasional. Untuk itu, pembenahan sektor transportasi perlu dilakukan dengan mengedepankan sistem transportasi yang terintegrasi dan efisien.
“Peran transportasi yang terintegrasi dan efisien akan mendorong peningkatan daya saing nasional, sekaligus memperlancar ketersediaan komoditas strategis yang bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Belum efisien dan terintegrasinya sistem transportasi dikarenakan sistem transportasi yang masih berjalan secara parsial dan sektoral. Akibatnya, berdampak pada besarnya biaya transportasi dalam struktur biaya logistik.
Kedepannya, Kadin Indonesia mendorong agar terjadinya sistem logistik dan transportasi yang terintegrasi dan efisien untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar bebas saat ini.
Untuk itu, diperlukan pembenahan daya saing infrastruktur transportasi, peningkatan kapabilitas penyedia jasa logistik. Selain itu, sarana dan prasarana pendukung juga menjadi penting seperti penerapan teknologi informasi (TI) untuk sistem layanan dokumen berbasis elektronik (electronic data interchange).
(ven)